14
potensial hydrogen atau derajat keasaman. Semakin tinggi nilai pH maka makanan tersebut  semakin  bersifat  basa  dan  kaya  oksigen.  Nilai  pH  rendah  menunjukkan
makanan tersebut bersifat asam. Buah  dan  sayuran  segar  merupakan  sumber  vitamin  yang  baik.  Kandungan
Vitamin  C  pada  buah-buahan  segar  dipengaruhi  oleh  jenis  buah,  kondisi pertumbuhan, tingkat kematangan saat panen dan penanganan pasca panen. Hasil
penelitian Srilaong et al. 2002 menunjukan selama penyimpanan buah rambutan varietas  Rong  Rien kandungan  vitamin  C  mempunyai  pola  yang  tidak  teratur.
Menurut Counsell dan Hornig 1981 kadar vitamin C pada buah akan meningkat pada  saat  buah  matang  sampai  masak,  dan  akan  menurun  pada  saat  tingkat
kemasakan  buah  terlampaui.  Oleh  karena  itu  kandungan  vitamin  C  pada  buah segar dapat digunakan sebagai indikator kematangan buah.
2.3.3 Penanganan Pasca Panen
Pastastico et  al. 1975  menyebutkan,  bahwa  untuk  meminimalkan kerusakan  buah  segar  setelah  panen,  maka  penanganan  pasca  panen  harus
dilakukan dengan tepat. Penanganan pasca panen buah rambutan meliputi: 1. Waktu  panen  merupakan faktor  penentu  untuk  mendapatkan  produk  buah
segar  dengan  mutu  baik.  Menurut  Sahadevan  1985,  waktu  panen  buah rambutan  yang tepat adalah pada saat sebagian besar buah pada satu rumpun
berubah  warna  dari  hijau  menjadi  kuning  atau  merah.  Beberapa  cara menentukan tingkat kematangan buah rambutan adalah:
a. Secara visual, ditandai dengan terjadinya perubahan warna kulit, kilap kulit dan ukuran buah Tabel 4
b. Secara analisis kimiawi, contohnya dengan mengukur total padatan terlarut. Menurut  Kader
www.postharvest.ucdavis.edu minimum total padatan
terlarut  pada  buah  rambutan yang  terlah  matang adalah  16°brix  dan  pada beberapa varietas berkisar anatar 17 sampai 21°brix.
c. Secara  fisiologis,  yaitu  dengan  mengukur  laju  respirasi  buah.  Pengukuran laju  respirasi  pada  produk  hortikultura  dilakukan  dengan  mengukur
konsumsi O
2
atau produksi CO
2
Pantastico et al., 1975.
15
2. Sortasi Sortasi  adalah  kegiatan  untuk  memisahkan  komoditas  atas  dasar
perbedaan faktor  mutunya.  Tujuan  dilakukan  sortasi  adalah  agar  diperoleh komoditas  yang  bagus  dan  seragam.  Prinsip  pemisahan  sortasi  didasarkan
pada perbedaan ukuran, bentuk, warna, dan lain-lain. 3. Pengemasan
Pengemasan  adalah  proses  menempatkan  komoditas  pada  suatu  wadah. Bentuk  dan  ukuran  wadah  harus  sedemikian  rupa,  sehingga  melindungi
komoditas yang dikemas dari berbagai penyebab kerusakan. 4. Penyimpanan buah segar
Penyimpanan buah rambutan dalam bentuk segar merupakan usaha untuk memperpanjang  waktu  pemakaian  buah  pada  kondisi  yang  dikehendaki,  baik
kondisi  fisik  mapun  kimiawinya.  Proses  penyimpanan  buah  segar  tidak ditujukan untuk memperbaiki mutu buah, tetapi menjaga dan mempertahankan
daya gunanya dengan meminimalkan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan penurunan mutu buah selama penyimpanan. Daya guna buah meliputi kualitas,
kuantitas, harga dan ketersediaanya 5. PengangkutanTransportasi
Proses  pengangkutan  produk-produk  hasil  pertanian  harus  dipandang sebagai  suatu sistim.  Ada  beberapa faktor  yang  harus  dipertimbangkan  dalam
pemilihan sistim  pengangkutan  buah  segar,  antara  lain  :  waktu  dan  jarak  dari pasar,  kondisi  produk  yang  diangkut,  perlakuan  sebelum  pengangkutan,  harga
komoditas dan biaya transportasi.
2.4 Penyimpanan dalam Atmosfir Termodifikasi