15
2. Sortasi Sortasi adalah kegiatan untuk memisahkan komoditas atas dasar
perbedaan faktor mutunya. Tujuan dilakukan sortasi adalah agar diperoleh komoditas yang bagus dan seragam. Prinsip pemisahan sortasi didasarkan
pada perbedaan ukuran, bentuk, warna, dan lain-lain. 3. Pengemasan
Pengemasan adalah proses menempatkan komoditas pada suatu wadah. Bentuk dan ukuran wadah harus sedemikian rupa, sehingga melindungi
komoditas yang dikemas dari berbagai penyebab kerusakan. 4. Penyimpanan buah segar
Penyimpanan buah rambutan dalam bentuk segar merupakan usaha untuk memperpanjang waktu pemakaian buah pada kondisi yang dikehendaki, baik
kondisi fisik mapun kimiawinya. Proses penyimpanan buah segar tidak ditujukan untuk memperbaiki mutu buah, tetapi menjaga dan mempertahankan
daya gunanya dengan meminimalkan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan penurunan mutu buah selama penyimpanan. Daya guna buah meliputi kualitas,
kuantitas, harga dan ketersediaanya 5. PengangkutanTransportasi
Proses pengangkutan produk-produk hasil pertanian harus dipandang sebagai suatu sistim. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan sistim pengangkutan buah segar, antara lain : waktu dan jarak dari pasar, kondisi produk yang diangkut, perlakuan sebelum pengangkutan, harga
komoditas dan biaya transportasi.
2.4 Penyimpanan dalam Atmosfir Termodifikasi
Keberhasilan penyimpanan buah segar dipengaruhi oleh pemahaman mengenai sifat fisiologisnya. Faktor-faktor penting yang perlu dikendalikan
selama proses penyimpanan buah segar adalah laju respirasi, transpirasi, produksi etilen, seranga penyakit dan mempertahankan kesegaran buah Pantastico et al.
1975. Prinsip penyimpanan buah segar adalah mempertahankan kesegaran buah dengan menjaga penguapan air transpirasi sekecil mungkin dan laju respirasi
diperlambat.
16
Masalah utama dalam penyimpanan rambutan adalah mempertahankan warna kulit dan rambut selama proses distribusi. Penyebab paling kritis pada
perubahan warna kulit dan rambut buah rambutan adalah kehilangan air akibat proses transpirasi dan respirasi. Perubahan lain yang terjadi akibat kehilangan air
adalah susut bobot buah. Penurunan kualitas buah segar ini dapat diperlambat dengan membatasi oksigen selama buah dalam penyimpanan. Cara ini dikenal
dengan istilah penyimpanan dengan sistim atmosfir termodifikasi. Menurut Kader 1994 ada dua macam sistim pengemasan dengan mengendalikan kondisi
atmosfir dalam kemasan, yaitu: 1.
CAS controlled atmosphere system Udara dalam kemasan pada awalnya dikontrol dengan cara menarik
semua udara dalam kemasan, kemudian diisi lagi dengan udara yang konsentrasi O
2
dan CO
2
telah diatur. Dengan cara ini kesetimbangan dalam langsung tercapai. Konsentrasi gas dalam kemasan terus di control
menggunkan gas generator. 2.
MAP modified atmosphere packaging Kesetimbangan O
2
dan CO
2
dicapai melalui pertukaran udara dalam kemasan. Untuk mempertahankan komposisi udara yang sesuai dalam
kemasan, permeabilitas kemasan yang digunakan harus dapat dilalui oleh O
2
dengan laju yang diimbangi oleh konsumsi CO
2
buah yang dikemas. Prinsip penyimpanan buah segar dengan sistim atmosfir termodifikasi MAP
adalah penyimpanan dengan mengurangi O
2
dan menambah kandungan CO
2
dengan pengaturan kemasan yang menghasilkan konsentrasi tertentu melalui pengaturan kemasan yang menghasilkan suatu konsentrasi melalui interaksi
perembesan gas dan buah yang disimpan Zagory dan Kader, 1988. Dasar sistim atmosfir termodifikasi adalah menurunkan kenaikan laju respirasi buah dan
menurunkan proses kematangan buah secara fisiologis dengan berlahan. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendisain MAP buah segar adalah kesesuaian bahan
pengemas dengan produk yang dikemas Gambar 3. Permeabilitas bahan pengemas yang baik harus dapat menyediakan O
2
dalam jumlah yang cukup agar tidak terjadi respirasi anaerobik meskipun jumlahnya dikurangi.
17
Pantastico et al. 1975 menyebutkan bahwa penyimpanan buah segar dengan sistim atmosfir termodifikasi pada iklim tropis yang panas, dianjurkan
untuk dikombinasikan dengan pendinginan untuk mencegah kerusakan langsung akibat penimbunan panas dan CO
2
. Dengan demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasian teknologi pengemasan dengan sistim atmosfir
termodifikasi adalah: bahan kemasan, kosentrasi O
2
dan CO
2,
serta suhu penyimpanan. Menurut Kader 1994 penerapan teknik atmosfir termodifikasi
pada buah-buahan dan sayuran dicirikan dengan penurunan konsentrasi oksigen O
2
dan peningkatan konsentrasi karbodioksida CO
2
. Perubahan komposisi atmosfir dalam kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pengemas
tertentu, yang memiliki permeabilitas terhadap oksigen dan karbondiokasida.
Gambar 3 Faktor-faktor dalam sistim MAP buah segar
2.5 Kemasan Plastik