Jenis Kemasan
Hari Ke-0 Hari Ke-7
Hari Ke-14 Hari Ke-21
stretch film
SF
LDPE antifog 0
perforasi
LDPE antifog 5
perforasi
LDPE antifog 10
perforasi
LDPE antifog 30
perforasi
Gambar 20 Perubahan fisik buah rambutan varietas Lebak Bulus selama penyimpanan suhu 10°C
4.3.2.1 Persen Berat
Hasil analisis statistik menunjukkan, bahwa pada taraf 5 interaksi antara teknik pengemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap perubahan persen
berat buah rambutan selama penyimpanan pada kedua varietas yang diamati Uji
lanjut berganda Duncan pada kedua varietas menunjukkan bahwa hari penyimpanan sebagai kelompok berpengaruh nyata terhadap perubahan persen
berat buah. Rata-rata penurunan berat terbesar terjadi pada penyimpanan hari ke- 14 dan terendah terjadi pada hari ke-21 Lampiran 5.
a b
Keterangan : Teknik pengemasan : SF stretch film, P0 LDPE antifog tanpa perforasi, P5 LDPE antifog 5 perforasi, P10 LDPE antifog 10perforasi, P30 LDPE antifog
30 perforasi. Hari penyimpanan : H0 hari ke-0, H7 hari ke-7, H14 hari ke-14, H21 hari ke-21.
Gambar 21 Perubahan persen berat varietas Binjai selama penyimpanan a suhu kamar b suhu 10°C
Gambar 21 menunjukkan kehilangan berat pada buah rambutan varietas Binjai selama penyimpanan. Persen berat pada penyimpanan suhu kamar
menunjukkan kecenderungan penurunan yang cukup tinggi, sedangkan persen berat pada penyimpanan suhu dingin penurunannya relatif lebih rendah. Susut
bobot verietas Binjai selama 21 hari penyimpanan berkisar antara 0,13 sampai 6,19 . Penurunan bobot terbesar terjadi pada perlakuan stretch film suhu kamar
sebesar 6,19 , dan terkecil terjadi pada perlakuan LDPE antifog 10 perforasi suhu 10°C sebesar 0,13 . Suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap
kehilangan berat buah selama penyimpanan. Hal ini disebabkan laju transpirasi dan respirasi buah rambutan pada suhu kamar lebih tinggi dibandingkan pada
suhu 10°C. Uji lanjut terhadap faktor teknik pengemasan juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Penggunaan bahan kemasan stretch film berbeda nyata
dengan teknik pengemasan yang lainnya. Pengemasan menggunakan LDPE antifog
10 berbeda nyata dengan ternik pengemasan yang lainnya. Pengemasan dengan LDPE antifog 5 dan 30 perforasi tidak berbeda nyata. Penggunaan LDPE
antifog tanpa perforasi berbeda nyata dengan stretch film.
Uji lanjut berganda Duncan terhadap interaksi faktor teknik pengemasan dan suhu menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Perlakuan LDPE antifog 10
perforasi , tanpa perforasi, 5 perforasi, 30 perforasi masing-masing pada suhu
10°C berbeda nyata dengan perlakuan stretch film suhu 10°C dan LDPE antifog 10 perforasi suhu kamar. Rata-rata penurunan persen berat berkisar antara 0,13
sampai 1,71 . Rata-rata penurunan persen berat untuk perlakuan LDPE antifog 5 perforasi
suhu kamar tidak berbeda nyata dengan perlakuan LDPE antifog 30 perforasi
suhu kamar. Penurunan rata-rata persen berat tertinggi selama 21 hari penyimpanan terjadi pada perlakuan stretch film suhu kamar sebesar 6,19 .
a b
Keterangan : Teknik pengemasan : SF stretch film, P0 LDPE antifog tanpa perforasi, P5 LDPE antifog 5 perforasi, P10 LDPE antifog 10 perforasi, P30 LDPE antifog
30 perforasi. Hari penyimpanan : H0 hari ke-0, H7 hari ke-7, H14 hari ke-14, H21 hari ke-21.
Gambar 22 Perubahan persen berat varietas Lebak Bulus selama penyimpanan a suhu kamar b suhu 10°C
Perubahan persen berat buah rambutan varietas Lebak Bulus selama 21 hari penyimpanan menunjukkan hasil yang berbeda dengan varietas Binjai. Gambar 22
memperlihatkan perubahan persen berat pada varietas Lebak Bulus kecenderungan yang menurun selama penyimpanan. Rata-rata penurunan berat
pada varietas Lebak Bulus berkisar antara 0,09 sampai 8,73 . Suhu penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan persen berat
selama penyimpanan, hal ini terlihat dari grafik penurunan persen berat pada suhu kamar relatif tinggi dibandingkan pada penyimpanan suhu 10
C. Uji lanjut perbandingan berganda Duncan pada taraf 5 menunjukkan bahwa teknik
pengemasan dengan menggunakan stretch film berbeda nyata dengan teknik pengemasan yang lainnya. Penggunaan bahan pengemas
stretch film menghasilkan rata-rata penurunan persen berat terbesar selama 21 hari
penyimpanan yaitu 4,43 . Hasil analisis sidik ragam terhadap interaksi suhu dan teknik menunjukkan
bahwa perlakuan LDPE antifog 30, 10, 5 dan tanpa perforasi suhu 10 °C berbeda nyata dengan perlakuan stretch film suhu 10 °C. Perlakuan stretch film suhu 10 °C
berbeda nyata dengan perlakuan LDPE antifog 30, 5, 10 dan tanpa perforasi suhu kamar dan perlakuan stretch film suhu kamar. Rata-rata penurunan persen berat
terkecil trejadi pada perlakuan LDPE antifog 30 perforasi sebesar 0,09 dan terbesar terjadi pada perlakuan stretch film suhu kamar sebesar 8,73 .
Hasil pengamatan dari kedua varietas rambutan menunjukkan bahwa penggunaan bahan kemasan LDPE antifog pada suhu 10°C ternyata mampu
mempertahankan kesegaran buah sampai penyimpanan hari ke-21. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata penurunan persen berat buah. Penggunaa bahan pengemasan
LDPE antifog mampu menjaga kehilangan berat lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan stretch film. Menurut Tawali dan Zainal 2004 penurunan persen
berat selama penyimpanan sangat penting karena kehilangan air pada buah segar sebesar 2-4 akan menyebabkan penurunan kualitas buah. Penyimpanan pada
suhu 10°C mampu memperkecil penurunan persen berat buah dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar. Perbedaan ini dikarenakan pada suhu
kamar terjadi fluktuasi suhu yang cukup tinggi yaitu 26°C sampai 30°C. Menurut
Silvakumar dan Lisa 2006 pengemasan buah segar dengan atmosfir termodifikasi lebih cepat mengalami kerusakan pada suhu yang berfluktuasi.
Selain itu suhu penyimpanan yang lebih tinggi menyebabkan peningkatan laju respirasi dan transpirasi, sehingga penurunan berat akibat penguapan air
berlangsung lebih cepat.
4.3.2.2 Perubahan warna rambut