23
yang digunakan adalah kemasan plastik stretch film dan LDPE antifog dengan ketebalan 44 µm. Bahan pembantu yang digunakan adalah NaOH 0,1 N, Iod 0,1
N, indikator phenolftalen, amilum dan aquades. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gas chromatograpi GC-
Hitachi-263-50, detector FID, coloum pocket dengan panjang 3 meter dan isi OV- 17, carrier gas N
2,
serta sistim pengapian H
2
dan udara
,
hand refraktometer, timbangan analitik, cold storage
, thermometer, sealer, kamera digital, titrasi set, gelas ukur, dan labu takar.
3.4 Tahapan Penelitian
3.4.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kerusakan-kerusakan pada buah rambutan yang dikemas dan menentukan waktu adaptasi buah
rambutan pada suhu dingin. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Karakterisasi sifat fisik bahan pengemas a. Untuk mengidentifikasi posisi lubang, ukuran lubang dan permukaan bahan
pengemasan LDPE antifog, dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya terpolarisasi dengan 400 kali pembesaran.
b. Pengukuran sifat fisik plastik LDPE antifog menggunakan metode ASTM. Pengukuran meliputi ketebalan, laju transmisi uap air serta laju transmisi gas
lembaran plastik film terhadap O
2
dan CO
2
Lampiran 1. 2. Karakterisasi buah rambutan
Karakterisai buah rambutan meliputi pengamatan terhadap sifat fisik, kimia dan fisiologis. Buah rambutan yang digunakan untuk bahan penelitian
adalah buah yang sudah matang dipohon atau buah siap panen, yang ditandai dengan sudah terjadinya perubahan warna pada rambut buah. Buah kemudian
dibersihkan dan dipotong tangkainya. Tangkai buah yang tersisa ± 0,5 cm dari buah. Buah rambutan kemudian dicuci dan disortasi berdasarkan warna kulit.
Buah yang telah disortasi berdasarkan warna kulit, kemudian dianalisa mutu fisik dan kimia. Mutu fisik meliputi berat rata-rata per buah, warna, dan
24
penampakan. Mutu kimia meliputi analisa pH, total padatan terlarut, kandungan vitamin C dan total asam.
Sifat fisiologis buah rambutan dilakukan dengan mengukur laju respirasi buah. Untuk mengukur laju respirasi, dilakukan dengan menggunakan closed
system Hasbullah, 2007. Sebanyak 15 buah rambutan disimpan dalam
toples kaca tertutup rapat kemudian disimpan dalam suhu ruang dan suhu dingin. Pengukuran dilakukan setiap 1 jam sebanyak 3 kali pengambilan pada
hari pertama sampai ke tiga. Selanjutnya pada hari ke-4 sampai ke-6 hanya 1 kali pengambilan. Pengukuran dilakukan dengan cara pengambil gas dalam
toples setiap 1 jam. Setelah pengukuran dilakukan, tutup toples dibuka selama 15 menit untuk mengembalikan udara dalam kemasan kembali
normal. Selanjutnya toples ditutup lagi untuk mencegah gas keluar. Konsentrasi gas diukur dengan menggunakan alat gas kromatografi. Laju
respirasi buah diukur dengan menggunakan rumus:
Keterangan: R : laju respirasi ml CO
2
kg-jam atau ml O
2
kg- jam V : volume bebas chamber ml
v : volume inject x : konsentrasi gas i
W : berat buah rambutan kg t
: selang waktu pengamatan jam
Gambar 5 Pengukuran laju respirasi buah
25
3. Penentuan waktu adaptasi buah pada suhu dingin
Penentuan waktu adaptasi atau precooling dilakukan untuk buah yang akan disimpan pada suhu 10⁰C. Precooling dilakukan untuk memberikan
waktu buah beradaptasi dengan suhu penyimpanan. Precooling dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Satu tahap
Buah dicuci dan disortasi, kemudian buah disimpan dalam pendingin dengan suhu 15⁰C selama dua jam, lalu buah dikemas dalam kantong
LDPE antifog dan stretch film. b.
Dua tahap Buah dicuci dan disortasi, kemudian buah disimpan dalam pendingin
dengan suhu 15⁰C selama dua jam, lalu buah dikemas dalam kantong LDPE antifog dan stretch film. Kemudian buah disimpan lagi pada suhu
15⁰C selama 24 jam.
3.4.2 Penelitian Lanjutan