17
Pantastico et al. 1975 menyebutkan bahwa penyimpanan buah segar dengan sistim atmosfir termodifikasi pada iklim tropis yang panas, dianjurkan
untuk dikombinasikan dengan pendinginan untuk mencegah kerusakan langsung akibat penimbunan panas dan CO
2
. Dengan demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasian teknologi pengemasan dengan sistim atmosfir
termodifikasi adalah: bahan kemasan, kosentrasi O
2
dan CO
2,
serta suhu penyimpanan. Menurut Kader 1994 penerapan teknik atmosfir termodifikasi
pada buah-buahan dan sayuran dicirikan dengan penurunan konsentrasi oksigen O
2
dan peningkatan konsentrasi karbodioksida CO
2
. Perubahan komposisi atmosfir dalam kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pengemas
tertentu, yang memiliki permeabilitas terhadap oksigen dan karbondiokasida.
Gambar 3 Faktor-faktor dalam sistim MAP buah segar
2.5 Kemasan Plastik
Kemasan adalah suatu bahan atau benda yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus bahan dengan tujuan untuk melindungi bahan yang dikemas
dari penyebab kerusakan fisik, kimia maupun mikrobiologi. Selain berfungsi sebagai pelindung bahan yang dikemas, kemasan juga dapat berfungsi sebagai alat
promosi. Oleh karena itu kemasan harus didisain sedemikian rupa, agar dapat terlihat menarik tetapi tetap dapat melindungi bahan yang dikemasnya. Kemasan
CO
2i
CO
2o
O
2i
O
2o
Plastik film :
Luas Permeabilitas O
2
Permeabilitas CO
2
Ketebalan
Produk :
Berat Konsumsi O
2
Produksi CO
2
Sistim MAP buah segar
18
dapat terbuat dari : kertas, plastik, kayu, kaleng, atau kaca. Masing-masing jenis bahan pengemas mampunyai kelebihan dan kekurangan.
Kemasan buah segar terdiri dari kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer adalah : kemasan yang bersetuhan langsung dengan produk yang dikemas..
Kemasan sekunder merupakan bahan pengemas yang digunakan untuk melindungi bahan pengemas primer. Kemasan primer biasa disebut dengan istilah kemasan
konsumen, oleh karena itu harus didisain sedemikian rupa agar dapat menarik minat konsumen. Kemasan primer untuk buah segar umumnya terbuat dari bahan
pengemas plastik. Kemasan sekunder disebut juga kemasan transportasi. Kemasan jenis ini dapat terbuat dari : kayu dan karton.
Kemasan primer buah segar, saat ini banyak menggunakan bahan kemasan plastik. Penggunaan plastik sebagai kemasan dapat berupa kemasan bentuk
flexible atau kemasan kaku. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas
mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat,termoplatis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap
uap air, O
2
, CO
2
. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama
penyimpanan. Tabel 5 dan 6 menunjukkan nilai permeabilitas beberapa jenis film plastik
terhadap gas O
2
, gas CO
2
dan H
2
O. Menurut Zagory dan Kader 1988 jenis kemasan yang mempunyai permeabilitas rendah cocok digunakan untuk produk
segar dengan laju respirasi rendah. Film kemasan yang telah diteliti penggunaannya untuk mengemas buah segar dalam sitim MAP adalah PE, Stretch
film , PP dan LDPE Mendoza et al., 1972; Hasbi, 1995; Widjanarko, 2000;
Srilaong et al., 2002. Bahan pengemas dari jenis Polyethylene PE baik digunakan untuk penyimpanan produk segar dengan udara terkendali, karena
memiliki permeabilitas terhadap CO
2
lebih besar dari O
2
sehingga akumulasi CO
2
disekitar bahan lebih kecil dari penyerapan O
2
. Polyethylene merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan
sobek yang baik.
19
Tabel 5 Permeabilitas beberapa jenis plastik kemasan
Permeabilitas mlm
2
milday 1 atm Jenis Film
CO
2
O
2
Perbadingan CO
2
: O
2
PP 7700-21000
1300-6400 3,3 - 5,9
PVC 2463-8138
620-2248 3,6 - 6,9
LDPE 7700-77000
3900-13000 2,0 - 5,9
Polystiren 10000-260000
2600-7700 3,4 - 3,8
Polyester 180-390
52-130 3,0 - 3,5
Saran 52-150
8-26 5,8 - 6,5
Keterangan : 1 mil = 25,4 µm Zagory dan Kader, 1988
Tabel 6 Laju Transmisi Film terhadap Uap Air
Jenis Film Laju Transmisi
gm
2
milday 1 atm x 10
-2
PP 7,8-15,7
PVC 19,7-31,5
LDPE 31,5-59
Polystiren 280-393
Keterangan : 1 mil = 25,4 µm Robertson, 1993
Perbedaan nilai permeabilitas bahan pengemas plastik dipengaruhi oleh sifat kimia polimer, struktur dasar polimer, dan sifat komponen permeant Syarief dan
Hariyadi, 1993. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 110
O
C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polyethylene mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01
inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, polyethylene mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang
baik Syarief et al., 1989.
2.6 Penelitian yang Telah Dilakukan