Evaluasi Kurikulum Struktur Kurikulum

melalui pertengahan tahun dan akhir tahun. Di samping itu ada bentuk penilain yang lain berupa ulangan umum dan ulangan harian Intra Kurikuler, sedangkan pada aspek ko kurikuler dan ekstra kurikuler penilaian dilakukan melalui pengamatan, penugasan, dan penilaian hasil karya siswa dalam bentuk rapot mental. 2. Faktor pendukung dalam pengelolaan kurikulum di antaranya adalah: a Panduan kurikulum Pondok Pesantern Gontor sebagai monitor implementasi di lapangan, sehingga dapat menjadi bahan perencanaan dan pengembangan kurikulum selanjutnya. b Pembentukan tim penyusunan yang bertugas sebagai perumus konsep dasar dan garis-garis besar kebijakan pendidikan dan tujuan kurikulum, tim ini dapat terlibat juga pihak pesantren dan tokoh masyarakat. c Kurikulum satuan pendidikan pesantren berpaduan dengan kurikulum pemerintah Kementrian Agama d Pondok pesantren ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan ruang permanen yang cukup baik untuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, sedangkan faktor penghambat dalam penglolaan kurikulum di antaranya adalah: a Tenaga kependidikan belum semuanya memahami secara mendalam dengan kurikulum mu‟adalah ini, karena pemerintah Kementerian Agama baru saja memutuskan pada tahun 2015. b Tidak semuanya santri berprestasi sesuai dengan tujuan kurikulum mu‟adalah Kementerian Agama sehingga tenaga kependidikan di pondok pesantren madinatunnajah ini harus membuat kebijakan tersendiri. c Kementerian Agama pasa saat ini belum sepenuhnya dapat melakukan pembinaan secara terencana dan berkesinambungan, termasuk didalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini kurang sering tersentuh dalam pembinaan.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan, maka dapat penulis sarankan sebagai berikut: 1. Kepada pimpinan pesantren disarankan untuk memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang luas tentang pengelolaan kurikulum, melakukan fungsinya sebagai menejer pesantren dalam meningkatakan proses pembelajaran serta melakukan studi banding antar pesantren untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari pimpinan pesantren. 2. Kepada guruustdaz disarankan untuk lebih memperdalam dan menguasai konsep kurikulum perpaduan ini, sehingga kurikulum pesantren bisa menyesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini, termasuk model pembelajaran, mata pelajaran, sistem evaluasi yang cocok akan lebih menukil pada tatanan operasional. 3. Kepada komite atau masyarakat disarankan untuk lebih aktif dalam penyusunan program kegiatan di pesantren dan selalu ikut serta dalam mengambil kebijakan dan keputusan di pesantren dalam pelaksanaan manajemen kurikulum. 4. Kepada pemerintah Kementrian Agama disarankan agar lebih bertanggung jawab dalam perkembangan dan pembinaan kurikulum secara terencana dan berkesinambungan, termasuk di dalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini kurang sering tersentuh dalam pembinaan. 66