Tipologi Pondok Pesantren Pondok Pesantren

memadukan tiga unsur pendidikan yakni: 1 ibadah untuk menanamkan iman, 2 tabligh untuk menyebarkan ilmu, dan 3 amal untuk mewujudkan kegiatan masyarakat sehari-hari.

5. Fungsi Pondok Pesantren

Dari waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama. Azyumardi Azra menyebut ada tiga fungsi utama pesantren, yaitu 1 transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, 2 pemeliharaan tradisi Islam, dan 3 reproduksi ulama. Dalam perjalannya hingga sekarang pesantren sudah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum, madrasah dan perguruan tinggi. Disamping itu pesantren sudah menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang ilmu-ilmu agama saja. Pesantern juga mengembangkan pendidikan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan melayani semua lapisan masyarakat muslim tanpa membedakan sosial ekonomi mareka. 13 Fungsi dan peran pesantren dalam kaitan dengan arus perubahan adalah memproyeksikan nilai-nilai transendental dalam dataran praksis sebagai nilai yang hidup dan dipraktikan melalui proses pembinaan yang dilakukan secara sistematis dan simultan. 14 Pondok pesantren memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi pendidikan nasional sebagai pencetak generasi bangsa yang intelek yang dilandasi nilai-nilai keislaman dan integritas. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berperan terhadap perubahan dan pembangunan nasional. 13 Sulthon Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2005, h. 91. 14 Muin, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat, Jakarta: CV Prasati, 2007, h. 23 Dengan demikian pesantren telah terlibat dalam menegakan negara dan mengisi pembangunan sebagai pusat perhatian pemerintah. Hanya saja dalam kiatan dengan peran tradisional, sering diidentifikasi memiliki tiga peran penting dalam masyarakat Indonesia; 1 Sebagai pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, 2 Sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam tradisional, dan 3 Sebagai pusat reproduksi ulama. Lebih dari itu pesantren tidak hanya memainkan tiga peran tersebut, tetapi juga menjadi pusat penyuluh kesehatan, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat pedesaan, pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya. 15

6. Kurikulum Pondok Pesantren

Kurikulum pesantren senantiasa mengacu pada pengertian yang luas, sehingga bisa meliputi kegiatan-kegiatan intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler, dan bisa melibatkan di samping aktivitas yang diperankan oleh santri juga diperankan oleh kiai. Demikian juga kegiatan-kegiatan yang memiliki bobot wajib diikuti maupun sekadar anjuran termasuk liputan kurikulum. 16 Pemaknaan kurikulum dalam pandangan para ahli pendidikan telah mengalami pergeseran secara horizontal. Kurikulum dipahami sebagai sejumlah mata pelajaran di sekolah yang harus ditempuh untuk mendapat ijazah atau tingkat, maka sekarang pengertian tersebut berusaha diperluaskan. Kurikulum yang dimaksudkan adalah segala sesuatu usaha yang ditempuh sekolah untuk memengaruhi belajar, baik berlangsung di dalam kelas dan di halaman sekolah, maupun di luar kelas. Kurikulum pesantren dalam wacana selanjutnya senantiasa mengacu kepada pengertian yang luas, sehinga bisa meliputi kegiatan- 15 Mujamil Qomar, M.Ag, Op. Cit., h. 25 16 Ibid., h. 108