juga dapat memperoleh dan mengembang pengetahuan melalui interaksi dengan sesama santri, masyarakat atau sumber belajar
lain.
b. Landasan Sosiologi
Kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dikembangkan atas dasar pengakuan adanya praktik pendidikan yang sangat baik yang
berlangsung di pesantren dalam rangka mengembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggujawab sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Praktik pendidikan yang sangat baik ini mengkristal pada tradiri kultural yang ada di pesantren.
Pendidikan di pesantren tidak bertujuan untuk mengajar materi, kekuasaan dan keagungan duniawi, tetapi dilakukan semata-mata
merupakan pengamalan atas kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT.
Pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan mu‟adalah juga
didasarkan atas tradisi yang berorientasi pada pengauasaan kitab kuning yang merupakan salah satu karakteristik pesantren di tanah air dalam
upaya mencetak kader ulama yang mutafaqqih fid din yang bertumpu pada nilai-nilai kultural yang mederat tasamuh. Kegiatan penguasaan
kitab kuning ini dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di luar kelas, dengan masjid sebagai sentral berbagai kegiatan pesantren.
c. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dikembangkan atas dasar tradisi epistemologi Islam yang meyakini bahwa ilmu tidak hanya
diperoleh melalui kajian eksperimen yang dikalukan secara rasional, tetapi juga merupakan nur Allah yang terpacar kedalam hati manusia
yang meniscayakan adanya kesucian. Seiring dengan itu maka pembelajaran dalam kurikulum satuan pendidikan
mu‟adalah dipahami bukan sekadar sebagai proses capaian rasional secara kasbi, tetapi juga
merupakan suatu proses intuitif suci secara ladunni dari Allah SWT kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran satuan
pendidikan mu‟adalah perlu dibarengi dengan proses penyucian hati yang dilakukan melalui berbagai kegiatan ubudiyah, mujahadah dan
riyadhah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bukan untuk mencari kemegahan dan kedudukan.
19
d. Landasan Yuridis
Landasan yuridis
pengembangan kurikulum
pada satuan
pendidikan mu‟adalah adalah: 1.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.
Undang-Ungang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang
perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan keagamaan; 5.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam;
6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2014 tentang Satuan Pendidikan Mu‟adalah dapa Pondok Pesantren.
20
7. Pelaksanaan Kurikulum Pondok Pesantren