Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan
Club olah raga di Pondok Pesantren Madinatunnajah merupakan wadah pengembangan minat dan bakat siswa dalam
bidang olah raga dan seni. Anggota club terdiri dari siswa yang telah diseleksi oleh
pengurus yang kemudian mendapatkan bimbingan dan pelatihan secara rutin oleh para pembimbing di bawah pengawasan
Bagian Olah Raga BAGOR. Jadwal latihan masing-masing club, diatur oleh BAGOR
sesuai dengan batas waktu olah raga, yaitu pukul 15.45 sampai 16.30. Anggota club yang berprestasi akan direkrut sebagai
pemain inti pondok Timnas dan akan mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang lebih intensif.
Sebagai upaya peningkatan prestasi siswa santri maka BAGOR mengadakan kegiatan kompetisi antar club yaitu;
Madinatunnajah Olympiad.
Kedua,
Pengembangan Minat dan Bakat. Struktur ini berisi beberapa kegiatan di antaranya adalah:
1 Kepramukaan Mengguan
Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari kamis dengan durasi latihan 120 menit di kampus pesantren.
Latihan kepramukaan mingguan diikuti oleh seluruh siswa pesantren dari kelas 1 sampai kelas 4 sebagai peserta didik,
kelas 5 sebagai pembantu Pembina, kelas 6 sebagai Pembina dan pengurus Koordinator Gerakan Pramuka, dan sebagian guru
sebagai majelis pembimbing gugus depan dan majelis pembimbing koordinator.
Kegiatan ini diawali dengan upacara pembukaan oleh seluruh peserta didik di Gudep masing-masing yang dipimpin
oleh pembinanya, dilanjutkan dengan latihan kepramukaan dari 58
pukul 14.00 sampai 15.30 di tempat-tempat yang telah ditentukan, dan ditutup dengan upacara penutupan latihan.
2 Keterampilan Keterampilan santri terdiri dari;
a. Tata boga
b. Kaligrafi
c. Komputer
d. Las, dll.
3 Kesenian Kesenian santri terdiri dari;
a. Musik
b. Beladiri
c. Taeter
d. Lukis
e. Hadroh
f. Marawis
g. Tari daerah
4 Olahraga Olahraga santri terdiri dari;
a. Sepak bola
b. Futsal
c. Basket
d. Badminton
e. Voli
f. Tenis meja, dll.
5 Wira Usaha
Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan
Koperasi pelajar adalah merupakan bagian Organisasi Santri Madinatunnajah OSMN. Bersamaan dengan proses
penentuan dan pemilihan formasi pengurus OSMN, pengurus bagian koperasi pelajar terlebih dahulu dipilih dan disaring atas
kemampuan dasar dan kecakapan siswa santri dalam bidangnya. Pengurus koperasi melaksanakan tugas dengan
secara bergantian sesuai jadual piket yang ditentukan masing- masing. Pengurus koperasi bertanggungjawab penuh terhadap
kelengkapan dan ketersediaan kebutuhan primer dan sekunder santri. Secara administrasi pengurus koperasi wajib melaporkan
ke staf pengasuh yang bersifat harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Untuk ketertiban administrasi dan jalannya unit usaha ini, maka dibentuk pembimbing dari dewan guru yang bertugas
mengarah, mengontrol dan mengevaluasi. 6 Keilmuan
Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan harian Forum Pengembangan Potensi dan Wawasan Santri FP2WS meliputi penyusunan karya ilmiah,
diskusi, debat dan sidang redaksi penerbitan majalah dinding. Adapun kegiatan mingguannya meliputi penerbitan majalah
dinding dan halaqoh keilmuwan. Kegiatan harian diikuti oleh siswa kelas 2 sampai kelas 4
yang dibimbing oleh siswa kelas 5 sebagai pengurus dan diawasi oleh siswa kelas 6. Setelah maghrib kegiatan dilaksanakan mulai
pukul 18.30 sampai pukul 19.30 di kamar bagian. Pengurus memulai kegiatan dengan memberikan sebuah pengantar tentang
materi yang akan dibahas kemudian dilanjutkan dengan pembahasan lebih lanjut oleh petugas kegiatan yang telah
ditentukan. Materi-materi dan petugas dalam kegiatan ini telah dijadwal oleh pengurus siswa kelas 5. Adapun kegiatan
mingguan dilaksanakan sete lah shalat Jum‟at di masjid dengan
mengundang guru-guru sebagai nara sumber dan diikuti oleh seluruh pengurus.
51
c. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan sistem penilaian yang sistematis tetang manfaat, kesesuaian efektifitas dari kurikulum yang diterapkan.
Evaluasi kurikulum ini dapat mencakupi keseluruhan kurikulum atau komponen-komponen yang ada dalam kurikulum seperti tujuan, materi,
metode pembelajaran Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al- Islamiyah TMI Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Tangerang Selatan, penilaian atas prestasi santri dilakukan dengan prinsip objektif, adil, transparan, terpadu, dan menyeluruh. Semua
pengalaman yang dialami oleh santri tidak luput dari penilaian, baik yang bersifat akademis maupun non akademis. Penilaian meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara garis bersar penilaian hasil belajar dilaksanakan 2 kali
dalam setahun melalui pertengahan tahun dan akhir tahun. Di samping itu ada bentuk penilain yang lain berupa ulangan umum dan ulangan
harian. Menurut Pimpinan Pesantren, penilaian yang diterapkan Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah TMI Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan, dibagi menjadi 2 macam, yaitu penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Penilaian
kuantitatif dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan tes praktik terhadap aspek intra kurikuler. Sedangkan pada aspek ko kurikuler dan ekstra
kurikuler penilaian dilakukan melalui pengamatan, penugasan, dan penilaian hasil karya siswa dalam bentuk rapot mental.
52
51
Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016
52
Wawancara dengan Pimpinan Pesantren dan Para Ustad pada Tanggal 26 Mei 2016
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Kurikulum
Untuk mewujudkan sebuah Pondok Pesantren yang berkualitas, tentu akan memerluka faktor pendukung dan mempertimbangkan faktor
penghambatnya dan sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap sesuatu yang akan menegakan kebenaran dan kemajuan tidak terlepas dari
adanya dukungan dan hambatan. Demikian dengan Pondok Pesantren Madinatunnajah juga ada faktor-faktor dalam pengelolaan kurikulum
itu sendiri, baik itu datang dari guru, santri, sarana prasarana dan lingkungan. Hasil penulis dapat dari wawancara dengan Pimpinan dan
para ustad-ustad sebagai berikut:
53
a. Faktor Pendukung
1. Panduan kurikulum Pondok Pesantren Gontor sebagai monitor
implementasi di lapangan, sehingga dapat menjadi bahan perencanaan dan pengembangan kurikulum selanjutnya.
2. Pembentukan tim penyusunan yang bertugas sebagai perumus
konsep dasar dan garis-garis besar kebijakan pendidikan dan tujuan kurikulum. Tim ini dapat terlibat juga pihak pesantren
dan tokoh masyarakat. 3.
Kurikulum satuan pendidikan pesantren berpaduan dengan kurikulum pemerintah Kementrian Agama.
4. Pondok pesantren ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai dan ruang permanen yang cukup baik untuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
b. Faktor Penghambat
1. Tenaga kependidikan belum semuanya memahami secara
mendalam dengan kurikulum mu‟adalah ini, karena pemerintah
Kementerian Agama baru saja memutuskan pada tahun 2015. 2.
Tidak semuanya santri berprestasi sesuai dengan tujuan kurikulum
mu‟adalah Kementerian Agama sehingga tenaga
53
Ibid.
kependidikan di pondok pesantren madinatunnajah ini harus membuat kebijakan tersendiri.
3. Kementerian Agama pasa saat ini belum sepenuhnya dapat
melakukan pembinaan secara terencana dan berkesinambungan, termasuk didalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini
kurang sering tersentuh dalam pembinaan. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukan beberapa temuan sebagai berikut:
1. Kurikulum TarbiyatulMu‟allimin wal Mu‟allimat al-Islamiyah
TMI menggunakan kurikulum perpaduan mu‟adalah yakni
mengkombinasikan kurikulum pemerintah Kementrian Agama dengan kurikulum pendidikan pondok pensantren.
2. Adanya tim penyusunan dan perumusan kurikulum sebagai
pengelola dalam menentukan arah kebijakan dan tujuan kurikulum pondok pesantren.
3. Adanya beberapa faktor sebagai pendukung dan penghambat
dalam pengelolaan kurikulum pondok pesantren. Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan kurikulum pada Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan telah berjalan dengan baik dan sistematis,
hal ini dibuktikan adanya: 1.
Manajemen kurikulum TarbiyatulMu‟allimin wal Mu‟allimat al- Islamiyah TMI dirumuskan oleh tim penyusun dan perumusan
kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan atau tujuan kurikulum, mulai dari: 1 Perencanaan kurikulum yaitu
terbentuknya tim penyusunan dan perumusan kurikulum dalam menentukan tujuan pendidikan. 2 Pelaksanaan kurikulum yaitu
kurikulum terbagi menjadi dua bagian yakni kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, kurikulum di tingkat
sekolah akan dipertanggungjawakan oleh pimpinan pesantren, sedangkan kurikulum di tingkat kelas guru sebagai penanggung
jawabnya. 3 Evaluasi kurikulum yakni secara garis bersar penilaian hasil belajar dilaksanakan 2 kali dalam setahun
64
melalui pertengahan tahun dan akhir tahun. Di samping itu ada bentuk penilain yang lain berupa ulangan umum dan ulangan
harian Intra Kurikuler, sedangkan pada aspek ko kurikuler dan ekstra kurikuler penilaian dilakukan melalui pengamatan,
penugasan, dan penilaian hasil karya siswa dalam bentuk rapot mental.
2. Faktor pendukung dalam pengelolaan kurikulum di antaranya
adalah: a Panduan kurikulum Pondok Pesantern Gontor sebagai monitor implementasi di lapangan, sehingga dapat
menjadi bahan perencanaan dan pengembangan kurikulum selanjutnya. b Pembentukan tim penyusunan yang bertugas
sebagai perumus konsep dasar dan garis-garis besar kebijakan pendidikan dan tujuan kurikulum, tim ini dapat terlibat juga
pihak pesantren dan tokoh masyarakat. c Kurikulum satuan pendidikan pesantren berpaduan dengan kurikulum pemerintah
Kementrian Agama d Pondok pesantren ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan ruang permanen yang
cukup baik untuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, sedangkan faktor penghambat dalam penglolaan kurikulum di
antaranya adalah: a Tenaga kependidikan belum semuanya memahami secara mendalam dengan kurikulum
mu‟adalah ini, karena pemerintah Kementerian Agama baru saja memutuskan
pada tahun 2015. b Tidak semuanya santri berprestasi sesuai dengan tujuan kurikulum
mu‟adalah Kementerian Agama sehingga
tenaga kependidikan
di pondok
pesantren madinatunnajah ini harus membuat kebijakan tersendiri. c
Kementerian Agama pasa saat ini belum sepenuhnya dapat melakukan pembinaan secara terencana dan berkesinambungan,
termasuk didalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini kurang sering tersentuh dalam pembinaan.