Profil Kurikulum Gambaran Umum Pondok Pesantren Madinatunnajah

mengajar yang mengedepankan aspek akademis dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai pukul 11.30, selain waktu tersebut siswa mengalami proses pendidikan dengan sekian banyaknya kegiatan yang mendukung intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Strategi pembelajaran, menurut Pemimpin Pesantren dan para ustadz lebih ditekankan pada kebutuhan santri memahami ilmu-ilmu keagamaan, bagaimana santri dapat memahami materi pembelajaran yang diperolehnya dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan lainnya diperoleh dengan pengalaman bagaimana dapat mengerjakan sesuatu, dan pembelajaran secara khusus. 46

1. Proses Pembelejaran

Secara umum metode pendidikan Tarbiyatul al-Muallimin wa al- Muallimin al-Islamiyah TMI dilaksanakan dengan keteladanan, pengarahan, penugasan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan. a. Keteladanan Keteladanan dicontohkan oleh kyai, guru, dan siswa santri. Metode ini sangat efektif dalam mendidik karakter, karena sebaik-baik pendidikan adalah dengan perbuatan, bukan sekadar dipidatokan. b. Pengarahan Setiap pekerjaaan selalu diawali dengan pengarahan. Hal itulah yang diterapkan dalam proses pendidikan, sehingga memungkinkan siswa santri untuk memahami nilai-niali filosofis dari setiap apa yang dikerjakan, dan bukan hanya sekadar mengerjakan tugas dan kewajibannya. c. Penugasan Diantara metode yang benar dalam mendidik adalah dengan penugasan. Siswa santri dapat menghayati nilai-nilai pendidikan setelah mengerjakan tugas yang diberikan, siswa diberi tanggung jawab untuk mengerjakan tugas dalam jumlah 46 Wawancara dengan Pimpinan Pesantren dan Para Ustad pada Tanggal 26 Mei 2016 yang cukup banyak, hal tersebut melatih siswa mampu memecahkan problem yang dihadapinya. d. Pembiasaan Metode pembiasaan yang diterapkan cukup efektif di dalam melatih siswa santri untuk melakukan hal-hal yang positif, karena siswa dibiasakan berdisiplin bahkan dengan sedikit paksaan. e. Pencipta Lingkungan Lingkungan yang kondusif mutlak ada dalam sistem pendidikan asrama, karena kondisi tersebut mendukung terciptanya miliu belajar yang sehat, segala apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh siswa adalah merupakan unsur- unsur yang mendidik. 47 Menurut hasil observasi dan wawancara penulis, metode klasikal yang digunakan adalah wetonan. Metode wetonan cara penyampaian materi pelajaran yaitu ustatz membaca dan menjelaskan materikitab tersebut, sementara santri mendengarkan, memaknai dan menerima. Namun dalam beberapa kesempatan, karena sesuatu dan lain hal digunakan pula metode sorongan yaitu beberapa santri datang kepada ustadz dengan kitab yang dikajinya. Ustadz membaca berulang-ulang dan diikuti oleh santri seorang demi seorang sampai hafal. Lalu ustadz memberi penjelasan dan contoh-contoh. Selanjutnya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan mareti yang dikajinya. Dalam beberapa kesempatan ustadz dapat memberi kepercayaan pembelajaran kepada santri yang dipilih dari para santri senior sebagai upaya latihan bagi para santri senior, namun tetap dibawah pengawasan ustadz yang bersangkutan, metode ini diberikan kepada mareka yang belajar kitab kuning yang hanya berlaku pada bulan Ramadhan saja. Namun metode ini dianggap cukup efektif karena dengan cara ini 47 Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016