Latar Belakang Terciptanya Kumpulan Cerpen Perempuan karya

memberikan sepucuk surat yang berisi tentang kabar terbunuhnya pemuda dari Indonesia dalam perjuangan perang membantu Malaya melawan tentara Inggris, dan meminta agar laki-laki tersebut menyampaikannya kepada keluarga si pemuda di Sumatera. Hal itu mengingatkan dr. Banerjee pada kejadian di tahun 1946 ketika revolusi di Indonesia sedang memuncaknya. Pada masa revolusi itu hubungan Indonesia dengan Singapura sangat dekat, banyak pemuda-pemuda Indonesia yang datang untuk memperoleh senjata atau alat kemiliteran lainnya. Ketika itu, dr. Bannerjee dimintai tolong oleh seorang Melayu untuk mengobati pemuda dari Indonesia yang tengah menyelundupkan senjata ke Sumatera. Pemuda yang tengah menunggu kapal dari Sumatera itu terluka di bagian dada saat sedang memainkan senjata. Darah terus saja mengucur dari dada si pemuda, membuat dr. Bannerjee menyerah dan menyarankan agar pemuda tersebut segera di bawa ke rumah sakit. Namun, setelah dipikir-pikir kalau pemuda itu dibawa ke rumah sakit, maka aparat kepolisian akan menyelidiki penyebabnya, dan sudah pasti polisi akan menyita senjata-senjata tersebut, terlebih lagi pada waktu itu Singapura dibawah kemiliteran yang ketat, tidak boleh sembarang orang memegang senjata. Hal itu membuat dr. Bannerjee gelisah, ia dipermainkan oleh hatinya sendiri, karena dr. Banerjee dihadapkan pada dua pilihan. Memilih untuk membiarkan pemuda itu mati dan menyelamatkan organisasi pembelian senjata Indonesia di Singapura atau menolong pemuda itu namun harus kehilangan ikatan kerjasama tersebut. Dr. Bannerjee terus berusaha menolong pemuda itu dengan membalut lukanya, namun seperempat jam kemudian pemuda itu mati. Sejak saat itu dr. Bannerjee menyesal dan selalu merasa bersalah. 3. Sinopsis “Si Djamal Anak Merdeka” Cerpen ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang tengah berbincang santai di sore hari, namun topik pembicaraan mereka adalah mengenai hasil perjanjian Konferensi Meja Bundar KMB yang menyatakan bahwa Belanda telah berdaulat atas kemerdekaan Indonesia, akan tetapi Belanda tetap ingin menguasai daerah Irian Barat dan membentuk Uni Indonesia-Belanda. Hal itu membuat rakyat tidak nyaman apalagi kondisi ekonomi semakin memburuk. Soekarno dianggap pembual dan tidak kapabel karena hanya mengumbar janji-janji palsu. Dulu sebelum merdeka rakyat dijanjikan akan memperoleh pekerjaan setelah merdeka, namun ketika merdeka, rakyat kembali dijanjikan akan memperoleh pekerjaan kalau Irian sudah kembali. Sekelompok pemuda itu merasa dipermainkan oleh pemerintah. Salah satu di antara mereka mencoba menahan, takut jika dibiarkan, kawan-kawannya akan membuat organisasi gelap untuk menumbangkan pemerintah. Karena ia pikir, sebagai rakyat sudah seharusnya patuh kepada pemimpin dan pemerintah, sebab kemerdekaan bukan berarti orang akan merdeka semaunya. Ditengah perbincangan yang semakin memanas, muncullah sosok pemuda bernama Djamal. Ia berencana di tahun 1951 nanti, ia harus memiliki kemewahan yang dimiliki pemerintah. Caranya dengan menerima sejumlah tawaran seperti bekerja di perusahaan ekspor impor orang Tionghoa, membuat badan penerbit, dan membuat film. Namun, itu baru ucapan si Djamal yang belum jelas kebenarannya, karena tidak lama kemudian si Djamal meminjam uang kepada kawannya dan segera pergi. Kawannya pun baru menyadari jika si Djamal sulit sekali ditemui, maka sudah pasti uangnya tidak akan pernah kembali. Hal itu membuat kawan si Djamal menyesal karena telah membiarkannya datang dan bicara omong kosong, bahkan sampai meminjam uang. 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN KARYA MOCHTAR LUBIS

A. Unsur Intrinsik Cerpen

1. Tema

Tema merupakan gagasan atau makna dasar yang menopang sebuah karya sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara berulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya implisit. 1 Mochtar Lubis seringkali menghadirkan tema-tema tentang kepedulian, pengorbanan, masalah keadilan, pergolakan jiwa, serta gambaran seorang pemimpin pada masa-masa revolusi yang dapat kita temukan dalam tiap- tiap karyanya khususnya cerpen. Oleh karena itu, di bawah ini akan diuraikan analisis tema pada ketiga cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis.

a. “Cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri”

CSMHJMD Tema dalam cerpen ini adalah kritik terhadap pemimpin yang memperalat rakyat kecil demi keuntungannya sendiri. Dalam hal ini rakyat kecil direpresentasikan oleh buruh tani. Mereka ingin memperbaiki nasib dengan meminta hak tanah onderneming yang sejak zaman Jepang telah mereka duduki, atas perintah Jepang buruh tani itu kemudian bercocok tanam di sana, karena saat itu Jepang membutuhkan bahan makanan. Saat revolusi pecah pemerintah meminta mereka merebut tanah-tanah onderneming itu dari pihak asing. Tetapi zaman kembali berubah dan tanah-tanah yang sudah menjadi milik mereka harus dikembalikan. Para petani bingung dan merasa dipermainkan oleh pemerintah. 1 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2013, Edisi Revisi, h. 115.

Dokumen yang terkait

Gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan Cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

19 175 84

Penggunaan gaya bahasa pada kumpulan cerpen hujan kepagian karya Nugroho Notosusanto dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

26 226 127

Masalah Sosial dalam kumpulan cerpen mata yang enak dipandang karya Ahmad Tohari dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

7 128 101

Potret Buruh Indonesia dalam Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput Karya Wiji Thukul: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

9 84 213

Potret buruh Indonesia pada masa orde baru dalam kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah

2 61 0

Nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

19 99 77

Nilai Sejarah dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

13 66 77

Fakta Sejarah dalam Novel Saman Karya Ayu Utami dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

2 48 149

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

NILAI PSIKOLOGI TOKOH PADA NOVEL JALAN TAK ADA UJUNG KARYA MOCHTAR LUBIS DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.

6 72 27