129
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada ketiga cerpen dalam kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis khususnya mengenai
potret sejarah revolusi Indonesia beserta implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ketiga cerpen yang menampilkan sejarah revolusi Indonesia dalam
kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis adalah “Cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri” CSMHJMD,
“Ceritera dari Singapura”, dan “Si Djamal Anak Merdeka”. Melalui ketiga cerpen tersebut pengarang menampilkan potret kondisi
Indonesia pasca kemerdekaan, di mana ketika itu Indonesia belum sepenuhnya merdeka, banyak masalah yang harus dihadapi rakyat dan
pemerintah, potret tersebut dibaagi ke dalam tiga poin yaitu: 1 Potret peristiwa yang terjadi selama masa revolusi Indonesia dalam cerpen
“CSMHJMD”, “Ceritera dari Singapura”, dan “Si Djamal Anak Merdeka”: di dalamnya terdapat gambaran mengenai pemberontakan
di Sumatera Timur, mengenai kondisi pemuda Indonesia yang menyelundupkan senjata dari Singapura, mengenai hasil keputusan
KMB, dan kerasnya Belanda dalam mempertahankan Irian Barat. Kemudian, terdapat juga potret kerjasamahubungan dengan negara
lain, seperti adanya organisasi penyelundupan senjata antara Indonesia-Singapura, lalu Indonesia ikut dalam konferensi Inter-Asia
di New Delhi tahun 1947 untuk menarik simpati negara lain, kemudian Indonesia juga bekerjasama dengan Uni Soviet agar negara
tersebut mau membantu Indonesia menjadi anggota PBB, dan bentuk kerjasama lain dilakukan oleh PKI, dalam perjuangannya
mempertahankan tanah onderneming, mereka meminta dukungan dari negara koumunis pimpinan Malenkov, Stalin, dan Mao Tse Tung. 2
Potret dampak masa revolusi Indonesia: dampaknya adalah tumbuh rasa empati dalam diri pemuda Indonesia, dan adanya beberapa
masalah lama yang tidak kunjung selesai. 3 Persamaan dan perbedaan: persamaannya adalah sama-sama membahas peristiwa
selama masa revolusi, membahas hubungan dengan negara lain, dan menampilkan dampak dari masa revolusi. sementara perbedaan
terletak pada aliran yang digunakan. Cerpen “CSMHJMD” menggunakan aliran psikologi, “Si Djamal Anak Merdeka”
menggunakan aliran Struktural, sementara “Ceritera dari Singapura” tidak termasuk ke dalam aliran mana pun karena yang ditampilkan
hanya salah satu kegiatan di masa revolusi. 2.
Dari hasil analisis terhadap ketiga cerpen ini, maka implikasi terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah cerpen-cerpen
tersebut dapat dijadikan media untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan unsur intrinsik khususnya tema, alur, latar, penokohan,
dan pesan pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XII SMA dengan SK: Memahami wacana puisi dan cerpen. Melalui latar, peserta
didik juga dapat memahami fakta sejarah Indonesia setelah kemerdekaan atau dikenal juga dengan masa revolusi yang terdapat
dalam cerpen terebut, sehingga peserta didik akan menyadari bahwa sastra tidak hanya sekadar hiburan tetapi juga banyak
pengetahuanpelajaran yang terkandung di dalamnya. Peserta didik juga akan dilatih untuk berpikir kritis dan berusaha menumbuhkan rasa
nasionalisme.
B. Saran
1. Secara keseluruhan ada sembilan belas judul cerpen yang terdapat
dalam kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis yang tentunya dikemas dengan cerita dan nilai yang berbeda-beda, oleh
karena itu penulis menyarankan agar cerpen ini dijadikan referensi untuk melatih peserta didik baik dalam mengenal unsur intrinsik dan
ekstrinsik, melatih berpikir kritis, menerapkan nilai-nilai yang terkandung, serta memperkenalkan karya-karya sastrawan Indonesia.
2. Guru sebagai mediator harus mampu membimbing peserta didik dalam
menyerap makna dibalik sebuah cerita yang disuguhkan agar peserta didik tidak salah persepsi karena hal ini sangat bergantung pada
kreatifitas guru dalam menciptakan suasanan yang menyenangkan dan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1953. The Mirror and The Lamp Romantic Theory and The Critical Tradition. London: Oxford University Press.
Anonim. 1994. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia:Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. Jakarta: Sekretariat
Negara Republik Indonesia. Ed. 1; Cet.2. Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Budianta, Melani dkk. 2006. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. Cribb, Robert Bridson. 1990. Gejolak Revolusi Di Jakarta 1945-1949 Pergulatan
antara Otonomi dan Hegemoni. Terj. dari Jakarta in the Indonesian Revolution, 1945-1949 oleh Hasan Basri. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Djojosuroto, Kinayati, dan Surastina. 2009. Pembelajaran Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hayati, A, dan Winarno Adiwardoyo. 1990. .Latihan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Imran, Amrin, dkk. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Perang dan Revolusi. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Kahin, Audrey R. 1990. Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan. Terj. dari Regional Dynamics of the Indonesian Revolution oleh Satyagraha Hoerip.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Lubis, Mochtar. 2010. Perempuan Kumpulan Cerita Pendek. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia. Luxemburg, Jan Van, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Terj. dari Inleiding in de
Literatuurwetenschap oleh Dick Hartoko. Jakarta: PT Gramedia. Mani, P. R. S. 1990. .Jejak Revolusi 1945 Sebuah Kesaksian Sejarah. Terj. dari
The Story of Indonesian Revolution 1945-1950 oleh Lany Kristono. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Moody, H. L. B. 2000. Metode Pengajaran Sastra. Saduran Bebas dari The Teaching of Literature oleh B. Rahmanto. Yogyakarta: Kanisius.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.. Yogyakarta: Gadjah Mada University, Edisi Revisi.
Pelzer, Karl. J. 1985. Toean Keboen dan Petani Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatra Timur 1863-1947. Terj. dari Planter and Peasant,
Colonial Policy and the Agrariant Struggle in East Sumatera 1863-1947 oleh J. Rumbo. Jakarta: Sinar Harapan.