Pemikiran Mochtar Lubis Potret Sejarah Revolusi Indonesia dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
sendiri, ketika berita itu dimuat, beberapa anggota gerombolan yang bersenjatakan golok mendatangi Mochtar Lubis hingga ia pucat pasi.
19
Tugas kewartawanan dan kepemimpinannya dalam berbagai lembaga juga turut memengaruhi latar belakang terciptanya cerpen-cerpen dalam
kumpulan cerpen Perempuan ini, misalnya pada kutipan “kami datang sebagai anggota delegasi konferensi serikat dagang-dagang” dalam ‘Untuk Peri
Kemanusiaan’, lalu pada kutipan “ketika berkunjung ke Manila dalam bulan Mei 1950. Aku dan Benigno seorang wartawan dari sebuah surat kabar di
Manila...” dalam ‘Sepucuk Surat.’
20
Mochtar Lubis memang pernah berkenalan dengan seorang wartawan bernama Ninoy Aquino Benigno saat
meliput perang di Korea, seperti dalam kutipan berikut: “Dari perjalanan itu pula ia membawa pulang kenang-kenangan yang tetap diingatnya sampai
sekarang: perkenalan dan persahabatannya dengan Benigno Ninoy Simeon Aquino, Jr., reporter muda The Manila Times.”
21
Pengalamannya saat meliput perang Korea juga dituangkan dalam ‘Kebun Pohon Kastanye’. Saat itu ia
sedang berkemah bersama satu batalyon tentara dari Philipina. Ada seorang pemilik kebun kastanye yang bengis dan kikir, ia berlaku kasar bahkan
terhadap anak kecil sekalipun. Kejadian itu menusuk perasaan Mochtar Lubis sehingga ia menuangkannya dalam cerpen tersebut.
22
Kemudian pengalamannya sebagai anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Inter
Asia di New Delhi ia tuangkan dalam cerpen “Cerita dari Singapura”. Uraian tersebut hanya sebagai contoh kecil saja karena pada intinya sikap kritis
Mochtar Lubis yang bercampur dengan kekecewaan, dan pembelaan, menjadi dasar atas kisah-kisah yang dituangkan dalam kumpulan cerpen ini, agar
masyarakat dapat menyadari bahwa semua masalah yang diangkat adalah masalah kita semua.
19
L.R Baskoro, dan ign Haryanto, “Mochtar Lubis: Surga Si Kepala Granit”, dalam Majalah Forum Keadilan, Edisi Khusus Lima Puluh Tahun Indonesia Merdeka, Agustus 1995, h.
79.
20
Mochtar Lubis, Op. Cit., h. ix.
21
Atmakusumah, Op. Cit., h. 46.
22
Anonim, “Cerita Tentang Ilham” dalam Waspada, Tahun XXXIV no 12323, Rabu, 23 April 1980. h. 8.