Dengan demikian sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan nyata. Maka sangat keliru jika dunia pendidikan
mengesampingkan bidang humaniora dan mengutamakan bidang eksak.
F. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan digunakan untuk mencari persamaan dan perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan penulis lakukan.
Dina Wulan Suci dari dan Maman Suryaman, Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Konflik Tokoh Utama Perempuan dalam
Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis Pendekatan Psikologi Sastra”, tahun 2013. Fokus permasalahan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Dina Wulan Suci adalah konflik internal dan konflik eksternal pada tokoh utama perempuan yang dikaji secara psikologi sastra. Hasil penelitiannya
menunjukkan empat kesimpulan: 1 Wujud karakter tokoh utama perempuan dalam kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis dapat dilihat seara
dimensi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Secara dimensi fisiologis, tokoh utama perempuan kebanyakan berwajah cantik dan telah menikah. Secara
dimensi psikologis, tokoh utama perempuan kebanyakan termasuk tipe tidak setia. Secara dimensi sosiologis, tokoh utama perempuan kebanyakan
merupakan warga negara Indonesia dan kaya. 2 Wujud konflik internal yang dialami tokoh utama perempuan dalam kumpulan cerpen Perempuan karya
Mochtar Lubis yaitu kebanyakan mengalami kekecewaan dan kecemasan. Wujud konflik eksternal yang dialami tokoh utama perempuan dalam
kumpulan cerpen perempuan karya Mochtar Lubis yaitu tentang harta, dan kebanyakan konflik perselisihan dengan pasangan. 3 Faktor penyebab
terjadinya konflik eksternal pada tokoh utama perempuan yaitu atas ketidakcocokan terhadap pasangannya. 4 Penyelesaian konflik yang
dilakukan oleh tokoh utama perempuan yaitu kebanyakan menyelesaikan
koflik internal dan konflik eksternal dengan cara dan usahanya sendiri, tanpa bantuan orang lain.
81
Zaratul Ilmia dari Universitas Airlangga dengan judul “Tokoh-tokoh Liyan dalam Cerpen-cerpen Pada Kumpulan Cerpen Perempuan Karya
Mochtar Lubis” tahun 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Zaratul Ilmia ini bertujuan untuk mengidentifikasi presentasi jejak-jejak kolonial dalam
struktur cerpen-cerpen pada kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis, kemudian dilanjutkan untuk mengidentifikasi keliyanan tokoh pribumi
dalam cerpen-cerpen pada kumpulan cerpen Perempuan karya Mochtar Lubis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat presentasi jejak-jejak
kolonial pada lima cerpen dalam kumpulan cerpen Perempuan. Presentasi jejak-jejak kolonial tersebut dapat dilihat dari tiga unsur: pencerita, latar, dan
penokohan. Jejak-jejak kolonial tersebut tidak lain menggambarkan adanya zaman kolonial dan tokoh-tokoh liyan pada lima cerpen tersebut. Kemudian,
temuan jejak-jejak kolonial tersebut dapat diteruskan pada pembahasan selanjutnya, terutama untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk keliyanan tokoh
pribumi dalam lima cerpen pada kumpulan cerpen Perempuan. Bentuk-bentuk keliyanan tokoh pribumi dapat dilihat dari tuturan pencerita, daerah koloni,
bangsa tokoh pribumi, dan pelabelan yang dilekatkan pada tokoh pribumi. Keliyanan tokoh-tokoh pribumi tersebut diketahui sebagai akibat pelabelan
Barat terhadap Timur sehingga tokoh pribumi dapat dikatakan mewakili pribumi Timur. Tokoh pribumi tersebut juga melakukan usaha peniruan
mimikri sebagai bentuk resistensi dalam mengatasi keliyanan sehingga terlepas dari posisi liyan. Berdasarkan keliyanan tokoh pribumi tersebut dapat
dimaknai dalam konteks masyarakat pada zamannya dan pada saat ini.
81
Dina Wulan Suci dan Maman Suryaman, “Konflik Tokoh Utama Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis Pendekatan Psikologi Sastra”, E-Journal,
Universtas Negeri Yogyakarta, 2013 dalam http:www.journal.student.uny.ac.idjurnalartikel337236376
, diunduh pada Selasa, 15 September 2015 pukul 20:52 WIB.
Terdapat diskriminasi, pencitraan, dan krisis identitas dilihat dari keliyanan tokoh pribumi yang masih relevan dengan konteks masyarakat saat ini.
82
Lisa Karmiasih dari Universitas Suryakancana Cianjur dengan judul “Analisis Unsur Tema, Latar, dan Penokohan Pada Kumpulan Cerpen
Perempuan Karangan Mochtar Lubis dan Pembelajarannya Di Kelas IX SMPN 2 Bantargadung” tahun 2015. Fokus permasalahan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Lisa Karmiasih adalah unsur tema, latar dan penokohan dalam kumpulan cerpen Perempuan karangan Mochtar Lubis yang dikaji
secara sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa kesimpulan. 1 unsur intrinsik tema, latar, dan penokohan dalam kumpulan cerpen
Perempuan karangan Mochtar Lubis, 2 Cerpen ini memiliki keunggulan dari segi tema dan bacaan yang sesuai dengan aspek bahasa, psikologi dan budaya
yang mampu memberikan bimbingan dan pembelajaran yang baik bagi pembaca, sehingga kumpulan cerpen ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran cerpen di tingkat SMP.
83
82
Zaratul Ilmia, “Tokoh-tokoh Liyan dalam Cerpen-cerpen Pada Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis”, Skripsi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, 2013.
dalam http:adln.lib.unair.ac.idgo.php?id=gdlhub-gdl-s1-2013-ilmiazarat
31177node=1681start=21PHPSESSID=501605d1d1ea61d8faf34c9dd5abe060 diunduh pada
Selasa, 16 September 2015, pukul 17.31. WIB.
83
Lisa Karmiasih, “Analisis Unsur Tema, Latar, dan Penokohan Pada Kumpulan Cerpen Perempuan Karangan Mochtar Lubis dan Pembelajarannya Di Kelas IX SMPN 2 Bantargadung”,
Jurnal PBSI S2 Pascasarjana, Universitas Suryakancana Cianjur, 2015. dalam http:s2pbsiunsurcianjur.ac.idpublikasidatabase-jurnal.html
diunduh pada Selasa, 22 September 2015, pukul 07.24 WIB.
36
BAB III PENGARANG DAN KARYANYA
A. Biografi Mochtar Lubis
Mochtar Lubis adalah salah satu tokoh besar Indonesia yang pernah ada. Sosoknya yang tegas, kritis, dan apa adanya membuat dirinya begitu disegani.
Mochtar Lubis lahir di Padang pada 07 Maret 1922. Ayahnya, Raja Pandapotan Lubis adalah seorang bangsawan Mandailing yang menjabat
sebagai asisten demang Demang adalah kepala distrik, atau wedana, atau wedono. Asisten demang adalah asisten wedana atau sekarang disebut camat
di Padang antara tahun 1915 dan 1929. Mereka tinggal di kota kecil sungai Penuh. sementara Ibunya bernama Siti Madinah Nasution, yang juga
keturunan bangsawan Mandailing. Ia adalah anak kepala kuria, atau induk kampung distrik di daerah Batak, bergelar Mangaraja Sorik Merapi. Mochtar
Lubis adalah anak ke enam, atau anak lelaki ke tiga. Mereka seluruhnya adalah: Nurhalijah, Nurleila, Amzar, Bachtiar, Nurjani, Mochtar, Achmad,
Rosniah, Asniah, dan Firman.
1
Mochtar Lubis biasa menggambarkan Ayahnya adalah seorang yang berwatak keras, pekerja keras, dan berdisiplin, sementara ibunya
dilukiskannya sebagai seorang wanita yang lembut, periang, dan seorang Ibu yang gemar mendongeng. Ia mengaku bahwa ayahnya feodal garis
keturunannya tetapi tidak suka pada sikap feodal. Sebagai anak keluarga ningrat, hidup Mochtar berkecukupan, bahkan Ayahnya mempunyai sebuah
mobil.
2
Di Sungai Penuh, Mochtar Lubis mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat hanya selama setahun, setelah itu ia pindah ke Hollandsch Inlandsche
School HIS. Setelah lulus sekolah dasar 1935 Ayahnya menganjurkan
1
Atmakusumah, “Mochtar Lubis Wartawan Jihad,” Jakarta: Harian Kompas, 1992, h. 48.
2
Ibid., h. 48-49.