mulai berkurang. Terutama pada wanita, akan mengalami menopause yang mengakibatkan kehilangan massa tulang sebesar 15. Sehingga diperlukan
asupan kalsium yang cukup Heaney, 2005. Menurut Gopalan, sebaiknya konsumsi kalsium yang cukup sudah dimulai sejak usia remaja, karena pada
masa remaja kalsium yang diserap dapat disimpan dalam tubuh sampai lansia, sehingga dapat mencegah timbulnya osteoporosis Gopalan, 1994 dalam
Agustin, 2009.
4. Aktivitas Fisik
Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi- Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
kepadatan tulang dengan nilai p=0,899. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin 2009 yang menemukan tidak ada hubungan yang
bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian osteoporosis dan osteopenia dengan hasil uji statistic Chi-Sguare dapat diketahui nilai p=0,088. Kesamaan
antara kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan kuesioner baecke yaitu mencakup 3 aktivitas fisik waktu bekerja, waktu olahrga, dan waktu
luang untuk mengkategorikan aktivitas fisik responden. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniati 2012
yang menyatakan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan kepadatan tulang yaitu dengan nilai p=0,008. Perbedaan dengan yang dilakukan oleh peneliti
terletak pada pengkategorian aktivitas fisik yaitu dibagi menjadi dua, beresiko dan kurang beresiko terhadap kejadian osteoporosis dengan hasil responden
yang memiliki aktivitas fisik beresiko lebih besar 56.2 mengalami kejadian osteoporosis.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori Compston 2002 yang menyatakan bahwa seseorang yang jarang melakukan aktivitas fisik akan
mengakibatkan turunnya massa tulang dan dengan bertambahnya usia terutama pada usia lanjut, otot pun akan menjadi lemah, sehingga akan
berpeluang untuk timbulnya patah tulang. Peluang terjadinya patah tulang 2 kali lebih besar pada wanita usia
lanjut yang jarang melakukan aktivitas fisik berdiri 5 jam daripada yang sering melakukan aktivitas fisik Lane, 2003. Menurut teori mereka yang
malas bergerak atau berolahraga akan terhambat proses osteoblasnya proses pembentukan massa tulang. Selain itu kepadatan tulang akan berkurang.
Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa Juniati, 2012.
Aktivitas yang dilakukan setiap orang berbeda-beda. Dengan aktivitas fisik, berarti otot tubuh bergerak dan menghasilkan energy Agustin, 2009.
Olahraga yang baik untuk dilakukan, misalnya saja jalan, aerobic, jogging, renang, dan bersepeda. Akan tetapi jika melakukan aktivitas fisik secara
berlebih justru akan mengurangii massa tulang Nuhonni, 2000. Menurut Baecke, aktivitas fisik dibagi menjadi 3, yaitu waktu bekerja, waktu olahraga,
dan waktu luang Baecke, dalam Kamso, 2000.
5. Perilaku Merokok