D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepadatan tulang pada lansia awal di Puskesmas Pisangan Ciputat Timur Tangerang Selatan.
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran kepadatan tulang pada lansia awal di
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan b. Untuk mengidentifikasi hubungan antara jenis kelamin dengan kepadatan
tulang c. Untuk mengidentifikasi hubungan antara status menopause dengan
kepadatan tulang d. Untuk mengidentifikasi hubungan antara asupan kalsium dengan
kepadatan tulang e. Untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan kepadatan
tulang f. Untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku merokok dengan
kepadatan tulang g. Untuk mengidentifikasi hubungan antara konsumsi alkohol kepadatan
tulang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah literature mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepadatan tulang pada pada lansia awal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan tambahan dalam
melakukan pengabdian kepada masyarakat. 2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam konteks keilmuan dan metodologi penelitian serta memberikan pengalaman yang berharga bagi
peneliti dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi Responden
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepadatan tulang dan mengetahui
kepadatan tulang lansia awal usia 46-55 tahun di Puskesmas Pisangan Ciputat Tangerang Selatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar, menambah
informasi dan sebagai rujukan bagi peneliti lain untuk kepentingan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepadatan tulang pada lansia awal.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada warga di Posbindu Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan yang tergolong lansia awal yaitu berusia 46-55 tahun yang
bertujuan untuk
memperoleh informasi
tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kepadatan tulang pada warga tersebut. Jenis penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner berisi
item-item pertanyaan terkait jenis kelamin, status menopause, pemenuhan kebutuan kalsium pada sampel, aktivitas fisik, perilaku merokok dan perilaku
mengkonsumsi alkohol, serta pengukuran Densitas Mineral Tulang DMT dengan menggunakan alat Quantitative Ultrasound Bone Densitometri. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua responden yang memeriksakan kepadatan tulangnya di Puskesmas Ciputat yang berusia antara 46-55 tahun lansia awal.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.
Tulang
Tulang adalah jaringan hidup. Karena merupakan jaringan ikat maka tulang terdiri dari sel dan matriks organic ekstrasel yang dihasilkan oleh sel. Sel-
selt tulang yang menghasilkan matriks organic dikenal sebagai osteoblast “pembentuk tulang”. matriks organic terdiri dari serat kolagen dalam suatu gel
setengah padat. Matriks ini memiliki sistensi seperti karet dan berperan menentukan kekuatan tensile tulang keuletan tulang menahan patah yang
ditimbulkan oleh tegangan. Tulang menjadi keras karena pengendapan Kristal kalsium fosfat didalam matriks. Kristal inorganic ini memberi tulang kekuatan
kompresi kemampuan tulang mempertahankan bentuk ketika diperas atau ditekan. Jika seluruhnya terbentuk dari Kristal inorganic maka tulang akan rapuh,
seperti potongan kapur. Tulang memiliki kekuatan struktural yang mendekati beton bertulang, namun tulang rapuh dan jauh lebih ringan, karena tulang
memiliki campuran berupa perancah organik yang diperkeras oleh Kristal inorganik Sherwood, 2012.
Sebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang menyangga struktur berdaging, melindungi organ-organ vital seperti yang terdapat dalam
tengkorak dan rongga dada, dan menampung sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang juga berfungsi sebagai cadangan kalsium, fostaf, dan ion lain,
yang dapat dilepaskan atau disimpan dengan cara terkendali untuk
mempertahankan konsentrasi ion-ion penting tersebut dalam cairan tubuh Mescher, 2012.
Tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatan yang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya
menjadi gerakan tubuh. Jaringan bermineral ini memberi fungsi mekanis dan metabolic pada kerangka Mescher, 2012. Tulang adalah jaringan ikat khusus
yang terdiri atas materi antar sel berkapur, yaitu matriks tulang, dan terdiri dari 3 macam sel tulang:
1 Osteosit , yang terdapat dalam rongga di antara lapisan matriks tulang Mescher, 2012. Berada dalam kapsul, mempunyai benjolan banyak yang
masuk ke saluran bercabang, dan menghubungkan sel dan kapsul yang lain disebut kanalikuli Syaifuddin, 2006
2 Osteblas, yang menyintesis unsur organic matriks Mescher, 2012. Sel induk tulang guna mensintesis bahan organis dengan serat kolagen pada permukaan
tulang, terpisah berubah menjadi osteosit kanalikuli yang terbentuk di sekeliling tonjolan tersebut Syaifuddin, 2006.
3 Osteoklas, yang merupakan sel raksasa multinukleus yang terlibat dalam resorpsi dan remodeling jaringan tulang Mescher, 2012.
B. Proses pertumbuhan tulang