Proses pertumbuhan tulang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

B. Proses pertumbuhan tulang

Penambahan ketebalan tulang dicapai melalui penambahan tulang baru di atas permukaan luar tulang yang sudah ada. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh osteoblas di dalam peritoneum, suatu selubung jaringan ikat yang menutupi bagian luar tulang. sewaktu osteoblast aktif mengendapkan tulang baru di permukaan eksternal, sel lain di dalam tulang, osteoklas “penghancur tulang”, melarutkan jaringan tulang di permukaan dalam di dekat rongga sumsum. Dengan cara ini, rongga sumsum membesar untuk mengimbangi bertambahnya lingkar batang tulang Sherwood, 2012 Pertambahan panjang tulang panjang dicapai melalui mekanisme yang berbeda. Tulang memanjang akibat aktivitas sel-sel tulang rawan, atau kondrosit, di lempeng epifisis. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan di tepi luar lempeng di samping epifisis membelah dan memperbanyak diri, secara temporar memperlebar lempeng epifisis. Seiring dengan terbentuknya kondrosit-kondrosit baru di tepi epifisis, sel-sel tulang rawan yang sudah tua ke arah batas diafisis membesar. Kombinasi proliferasi sel tulang rawan baru dan hipertrofi kondrosit matang secara temporer memperlebar lempeng epifisis. Penebalan sisipan lempeng tulang rawan ini mendorong epifisis tulang semakin jauh dari diafisis. Matriks yang mengelilingi tulang rawan paling tua segera mengalami kalsifikasi Sherwood, 2012. Pembentukan tulang kembali digambarkan dengan keseimbangan fungsi osteoblast dan osteoklas. Proses ini terjadi pada tiap permukaan tulang berlanjut sepanjang hidup tiap tahun. Fungsi proses pembentukan tulang kembali yaitu untuk melindungi tulang dari efek kerusakan atau untuk menjaga kekuatan tulang Trihapsari, 2009. Ada pendapat yang menyatakan bahwa proses pembentukan tulang kembali melindungi tulang dari efek kerusakan karena kelelahan yang terakumulasi. Dengan kata lain, pembentukan kembali terjadi setelah tulang menjadi tua atau lemah atau mengalami keretakan kecil atau kerusakan mikroskopis berulang kali, yang akhirnya dapat mengurangi kekuatan tulang tersebut. Sepotong tulang yang mengalami kerusakan kecil ini dilarutkan atau diserap kembali oleh sel bernama osteoklas, yang didatangkan ke area tersebut oleh zat penarik tertentu yang dihasilkan oleh sel bernama osteosit yang dapat mengidentifikasi kerusakan tulang. Setelah melarutkan potongan yang rusak, osteoklas menghilang dan sel pembentuk tulang osteoblast yang terbuat dari sel prekursor di sumsum tulang didatangkan ke area tersebut, mungkin juga oleh zat penarik. Osteoblast membentuk bagian tulang baru untuk menggantikan tulang yang dilarutkan oleh osteoklas Cosman, 2009. Kekuatan tulang ditentukan oleh kuantitas dan kualitas tulang. kuantitas yaitu kepadatan tulang, sedangkan kualitas yaitu ukuran massa tulang, kandungan mineral, dan mikroarsitektur tulang. Densitas mineral tulang dicapai maksimal pada usia 18 tahun dan tidak ada perbedaan jender. Stabilitas tulang ditentukan oleh arsitektur tulang dan DMT Bazied, 2003.

C. Kepadatan tulang