Perilaku Merokok Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang

5. Perilaku Merokok

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p=0,322 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kepadatan tulang. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian responden tidak merokok 90.9 dan hanya 9.1 responden yang merokok. Hal ini tidak terlalu mengejutkan karena kebiasaan merokok memang jarang terjadi pada perempuan, kemungkinan karena meningkatnya kesadaran akan bahaya merokok dan pandangan negative tentang perilaku merokok sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak yang tidak merokok. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniati 2012 yang menemukan tidak ada hubungan antara merokok dengan kepadatan tulang dengan nilai p=0.518. Persentase responden yang merokok dan osteoporosis sebesar 6.2, dan responden yang tidak merokok dan osteoporosis sebesar 56.2. Menurut Juniati 2012 bukan hanya dari merokok atau tidaknya penderita sehingga menyebabkan kepadatan tulang tidak normal tapi faktor-faktor lain juga dapat menjadi penyebabnya seperti status menopause, asupan nutrisi kalisum, konsumsi alkohol dan aktivitas fisik. Rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Jika darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35 tahun, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti Juniati, 2012. Hormon estrogen dalam tubuh akan menurun dan akan mudah kehilangan masa tulang BMD rendahterjadi osteoporosis jika seseorang merokok, sehingga lebih besar untuk mengalami fraktur tulang Hughes, 2006. Dengan kebiasaan merokok sejak dini pada wanita akan lebih awal untuk mengalami menopause, sehingga kadar estrogen akan lebih cepat menurun dan lebih berisiko untuk mengalami osteoporosis Compston, 2002. Jumlah responden yang tidak proporsional antara yang memiliki kebiasaan merokok dan yang tidak memiliki perilaku merokok juga dapat mempengaruhi pengolahan data statistiknya.

C. Keterbatasan Penelitian