3.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.2.2.1.Faktor Manusia
a. Umur
6
Semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan
dan menipiskan mata. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan
diri. Sebaiknya semakin muda sesorang, kebutuhan cahayaa akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami
kelelahan mata lebih sedikit. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Penurunan ketajaman pengelihatan manusia sesuai dengan umur dapat
dilihat pada Gambar 3.2. berikut.
Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan
Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi
6
Guyton., Fisiologi Kedokteran II, EGC Buku Kedokteran, Jakarta, l99l. p.425
Universitas Sumatera Utara
Umur berpengaruh besar terhadap daya akomodasi makin banyak umur, lensa makin kehilangan kekenyalan dan kapasitas melengkungnya semakin berkurang,
akibatnya titik dekat menjauhi mata, sedangkan titik jauh umunya tetap. Titik dekat rata-ratanya sebagai berikut
1. Umur 16 Tahun yaitu 8 cm
2. Umur 32 Tahun yaitu 12,5 cm
3. Umur 44 Tahun yaitu 25 cm
4. Umur 50 Tahun yaitu 50 cm
5. Umur 60 Tahun yaitu 100 cm
b. Jenis Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat-Obatan
7
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi mata antara lain adalah penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Jenis obat midiatrik seperti atropine,
homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi
produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami iritasi.
7
Sidarta llyas., Penuntun llmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran UI, Jakartra, l99l. p. l3l
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.2. Faktor Lingkungan
a. Illuminasi Penerangan
Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Pada
tingkat iluminasi yang rendah, titik jauh akan bergerak lebih dekat dan letak titik dekat akan berpindah, serta ketepatan Precision dan kecepatan
akomodasi akan menurun. Pengaruh illuminasi dan kontras terhadap ketajaman penglihatan manusia dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.
Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan
Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi Illuminasi illumination yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber
cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Illuminasi illumination adalah datangnya cahaya ke suatu objek. Illuminan adalah
banyaknya arus cahaya yang datang pada satu unit bidang. Sedangkan luminan luminance adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan atau
Universitas Sumatera Utara
diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminasi lumination adalah perginya cahaya dari suatu objek.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405MENKESSKXI2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 3.1. berikut ini :
Tabel 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
Jenis Pekerjaan Tingkat
Pencahayaan Minimal Lux
Keterangan
Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus
100 Ruang penyimpanan dan ruang
peralataninstalasi yang memerlukan
pekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus-menerus
200 Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar
Pekerjaan rutin
300
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin perakitan
penyusun
Pekerjaan agak halus
500 Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin.
Pekerjaan halus 1000
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, Pekerjaan amat
halus 1500
Tidak menimbulkan bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus.
Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
Universitas Sumatera Utara
b. Suhu Udara
8
Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja berada dalam tempat yang nyaman comfort atau dapat dikatakan
efisiensi kerja yang opimal dalam daerah yang nikmat kerja yaitu suhu yang sesuai, tidak dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara yang
dirasa nyaman adalah berada antara 24 C - 26
C serta toleransi 2-3 C di atas
atau di bawah suhu nyaman.
c. Silau Glare
Dari sudut fisiologis, silau merupakan gangguan utama bagi tahap adaptif dari retina. Menurut Grandjean 1988, silau adalah suatu proses adaptasi yang
berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar yang berlebihan. Ada tiga jenis dari kesilauan :
1. Silau relatif adalah kontras terlalu kuat di dalam bidang visual.
2. Silau mutlak adalah penerangan yang begitu tingginya sehingga adaptasi
tidak dimungkinkan. 3.
Silau adaptif adalah adaptasi pada tingkat terang tertentu tapi yang belum tercapai.
Untuk menghindarkan diri dari silau, berikut beberapa prinsip yang dapat diterapkan :
1. Makin pendek waktu menatap silau, tahap adaptasi asal makin cepat
tercapai.
8
Santoso., Higiene Perusahaan Panas, Jakarta,1985. p.5
Universitas Sumatera Utara
2. Derajat dari silau tergantung pada cerah relatif dari sumbernya, ia
meningkat dengan meningkatnya area sumber dan paling celaka kalau
sumber itu dekat dengan garis pandang.
3. Sumber sinar di atas garis pandang tidak begitu memuakkan daripada yang
terletak di samping atau di bawahnya.
4. Bahaya silau makin besar bila penerangan umum di bidang visual
bertingkat rendah.
Tajam visual merupakan kemampuan untuk membedakan secara cermat objek dan peralatannya. Tajam visual membedakan dua titik yang sangat
berdekatan serta persepsi atas jarak. Tajam visual berpengaruh terhadap peka kontras, peka kontrasa merupakan kemampuan untuk mengenali perbedan dalam
kecerahan. Kepekaan kontras bervariasi sebagai berikut : a.
Kontras lebih besar terhadap area yang kecil daripada yang besar. b.
Kontras lebih besar terhadap perbatasan yang jelas daripada perubahan yang gradual.
c. Kontras meningkat bersamaan dengan meningkatnya cerah dari
lingkungan dan terbesar dalam lingkup 200-1000 asb. d.
Kontras mengikuti hukum Weber-Fechneri dalam lingkup 200-1000 atas perbedaan yang hanya sekitar 2 dari kecerahan lingkungan.
e. Kontras lebih besar bila bagian luar bidang visual lebih gelap dari pusat
bidang, dengan nilai maksimum sekitar 1200-1500 asb di pusat bidang dan 100-130 asb di bagian luar bidang visualnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Lamanya Melihat
Melihat dalam waktu lama berisiko terkena mata lelah atau astenopia Afandi, 2002. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya
disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman Pheasant, 1991.
e. Jarak Pandang Ke Monitor
Menurut Jaschinski 1991, melihat ke layar dengan jarak 20 inci dirasakan terlalu dekat. Jarak yang sesuai adalah 40 inci. Sedangkan menurut Grandjean
1991, menyebutkan bahwa jarak rata-rata ideal melihat ke layar adalah 30 inci.
f. Masa Kerja
Masa kerja berkaitan dengan proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap iklim kerja tertentu sehingga menjadi terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan
kondisi fisik, faal dan psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim kerja yang dimaksud. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja
dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah
mengalaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari Gempur Santoso, 2004.
Universitas Sumatera Utara
g. Bentuk dan Ukuran Objek Kerja
Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, iluminasi dari
lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat Suma’mur, 2009.
3.3. Mekanisme Melihat