analysis EWA. Selanjutnya, EWA dilakukan sebagai teknik mempersingkat titik kritis sistem operasi oleh negara pembeli. Kedua EWA tersebut digabungkan dan
diimplikasikan untuk perancangan sistem transfer teknologi dan implementasinya. Demikian dari EWA tersebut penggunaannya sebagai instalasi dari modifikasi
baru sistem teknologi yang merupakan campuran tim manajer dan operator dari dua negara yang diikuti oleh teknik ergonomi yang memerlukan EWA.
Wisner 1995 menyatakan faktor kerja lebih banyak menggunakan peramalan, dari luar, menghilangkan hambatan untuk mensukseskan transfer
teknologi dalam situasi rumit. Antropoteknologi mencari keaslian dan kesulitan yang dibuat, dan pohon penyebab yang dibuat tidak terbatas untuk teknis dan
aspek teknologi pada stasiun kerja. Wisner 1976, 1984 mendeskripsikan antropoteknologi secara detail.
3.7.1. Ergonomic Work Analysis EWA
EWA menjelaskan lebih menyeluruh mengenai deskripsi aktivitas operator atau pengguna dalam fase implementasi sistem teknis yang lebih kritis. Penilaian
yang lebih detail dari studi ini saling berkaitan dibandingkan dengan representasi operator atau penggunanya sendiri atau aktivitasnya sendiri selama beberapa
periode Wisner, 1995. Walaupun disini banyak menggunakan variasi dari EWA, Wisner 1995
menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang biasa digunakan. Pada prinsipnya metodologi EWA termasuk dalam kajian teknis, ekonomi, kondisi
sosial, rekomendasi, modifikasi, simulasi kerja pada sistem yang dimodifikasi,
Universitas Sumatera Utara
dan evaluasi dari situasi kerja yang baru. Wisner juga menyatakan metodologi yang lebih rumit jika dikuti lebih lengkap, tetapi analisis proses kerja yang lebih
komplit jarang dibutuhkan. Seringkali aktivitas analisis dapat dihilangkan untuk beberapa titik kritis dan atau hanya masalah ergonomi yang biasa saja.
3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan Antropoteknologi
Dari deskripsi di atas, tidak sulit untuk menemukan bagaimana pendekatan makroergonomi yang digunakan dalam kunjungsinya dengan antropoteknolgi
yang berhubungan dengan proyek pemindahan teknologi. Pendekatan top-down dan metode sistem sosioteknikal analisis dari makroergonomi sangat berkaitan
dengan pendekatan atropoteknologi, dan makroergonomi yang termasuk di dalamnya sistem yang dipenuhi dengan spektrum variabel budaya. Sebagai
tambahan, komplemen antropoteknologi difokuskan pada optimisasi dalam merancang secara keseluruhan sistem kerja dengan tiap-tiap budayanya. Metode
antropoteknologi dan EWA menjelaskan tentang kritikal dimensi secara personal pada subsistem untuk tujuan perancangan sistem kerja yaitu tekanan kerja dari
karakteristik etnologi. EWA juga digunakan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan
untuk merancang danatau memodifikasi dari pekerjaan individu dan hubungan manusia-mesin, manusia-software, dan manusia-lingkungan antar muka. Hasil
dari EWA adalah mengidentifikasi hasil modifikasi yang dibutuhkan untuk mengubah dan memperbaiki sistem kerja secara keseluruhan.
Kesimpulan yang dapat diambil keseluruhan yaitu menggunakan pendekatan dan metodologi makroergonomi dan antropoteknologi secara
Universitas Sumatera Utara
integrasi, pendekatan manusia terhadap pemusatan sistem muncul pada kesempatan untuk merancang sistem tradisional menjadi lebih baik dalam
mengimplementasikan masalah, dan meningkatkan efektivitas dari proyek pemindahan teknologi.
3.8. Pengaturan VDU