warna dengan value yang kontras akan meningkatkan ketelitian dan objektivitas. Sementara komposisi warna-warna gelap akan menimbulkan kesan yang misterius
atau rasa takut. Warna-warna dengan intensitas yang tinggi terlihat menarik dan memicu terjadinya aktivitas. Menurut penelitian warna-warna yang digunakan
dengan gedung perkantoran yaitu : 1.
88 warna putih 2.
88 campuran warna putih dan hijau 3.
83 warna abu-abu 4.
81 warna gading Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya
pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan
produktivitas diperlukan warna putih.
3.6. Job Content Tugas dan Tanggung Jawab Pekerjaan
12
Job content berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan. Konteks pekerjaan mengacu pada kondisi di mana pekerjaan
dilakukan dan tuntutan pekerjaan tersebut membebankan pada karyawan. Khusus jenis informasi pekerjaan konteks biasanya diidentifikasi selama analisis jabatan
meliputi hubungan pelaporan, pengawasan diterima, penilaian, otoritas, kontak pribadi, kondisi kerja, dan tuntutan fisik dan mental pekerja.
12
www. Google.id. European-working condition-observatoryjobcontent.htmcontentpage
Universitas Sumatera Utara
3.7. Antropoteknologi
Antropotechnology
13
Berdasarkan catatan pengalaman dari ahli ergonomi dari Prancis terkenal yaitu Alan Winer 1995 ketika mengadakan proyek mengenai pemindahan
teknologi yang dibutuhkan untuk studi geografi, sejarah dan yang lainnya untuk dimensi etnologi. Etnologi merupakan aspek budaya antropologi yang berkaitan
dengan perbandingan budaya manusia dengan lainnya, nilai, sistem kepercayaan dan lain-lain. Berhubungan erat dengan variabel etnologi dalam pemindahan
teknologi yang dikembangkan dalam budaya satu dengan lainnya. Wisner 1976,1984 mengembangkan dan membuat konsep antropoteknologi.
Deskripsi dari Winer, orientasi dan tujuan dari antropoteknologi adalah mempermudah ergonomi. Selanjutnya dia membuat catatan mengenai metodologi
umum yang dipermudah, tetapi mengarah kepada metode perbandingan Wisner,1976. Sebelum pemindahan teknologi, studi ini dibuat dengan
mempersembahkan teknologi operasi di negara-negara berkembang atau mempermudahnya. Termasuk juga analisis dari karakteristik budaya dan
bagaimana dampaknya bagi perancangan. Hal ini berkaitan dengan perbaikan kesalahan dan memperbaiki kecacatan dalam memodifikasi perancangan untuk
negara pembeli. Dasar metode yang dibuat untuk studi ini adalah ergonomic work
13
Hal. W. Hendrik, dkk. Macroergonomic, Theory, Methods, and Application. 2000: London
Universitas Sumatera Utara
analysis EWA. Selanjutnya, EWA dilakukan sebagai teknik mempersingkat titik kritis sistem operasi oleh negara pembeli. Kedua EWA tersebut digabungkan dan
diimplikasikan untuk perancangan sistem transfer teknologi dan implementasinya. Demikian dari EWA tersebut penggunaannya sebagai instalasi dari modifikasi
baru sistem teknologi yang merupakan campuran tim manajer dan operator dari dua negara yang diikuti oleh teknik ergonomi yang memerlukan EWA.
Wisner 1995 menyatakan faktor kerja lebih banyak menggunakan peramalan, dari luar, menghilangkan hambatan untuk mensukseskan transfer
teknologi dalam situasi rumit. Antropoteknologi mencari keaslian dan kesulitan yang dibuat, dan pohon penyebab yang dibuat tidak terbatas untuk teknis dan
aspek teknologi pada stasiun kerja. Wisner 1976, 1984 mendeskripsikan antropoteknologi secara detail.
3.7.1. Ergonomic Work Analysis EWA
EWA menjelaskan lebih menyeluruh mengenai deskripsi aktivitas operator atau pengguna dalam fase implementasi sistem teknis yang lebih kritis. Penilaian
yang lebih detail dari studi ini saling berkaitan dibandingkan dengan representasi operator atau penggunanya sendiri atau aktivitasnya sendiri selama beberapa
periode Wisner, 1995. Walaupun disini banyak menggunakan variasi dari EWA, Wisner 1995
menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang biasa digunakan. Pada prinsipnya metodologi EWA termasuk dalam kajian teknis, ekonomi, kondisi
sosial, rekomendasi, modifikasi, simulasi kerja pada sistem yang dimodifikasi,
Universitas Sumatera Utara
dan evaluasi dari situasi kerja yang baru. Wisner juga menyatakan metodologi yang lebih rumit jika dikuti lebih lengkap, tetapi analisis proses kerja yang lebih
komplit jarang dibutuhkan. Seringkali aktivitas analisis dapat dihilangkan untuk beberapa titik kritis dan atau hanya masalah ergonomi yang biasa saja.
3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan Antropoteknologi
Dari deskripsi di atas, tidak sulit untuk menemukan bagaimana pendekatan makroergonomi yang digunakan dalam kunjungsinya dengan antropoteknolgi
yang berhubungan dengan proyek pemindahan teknologi. Pendekatan top-down dan metode sistem sosioteknikal analisis dari makroergonomi sangat berkaitan
dengan pendekatan atropoteknologi, dan makroergonomi yang termasuk di dalamnya sistem yang dipenuhi dengan spektrum variabel budaya. Sebagai
tambahan, komplemen antropoteknologi difokuskan pada optimisasi dalam merancang secara keseluruhan sistem kerja dengan tiap-tiap budayanya. Metode
antropoteknologi dan EWA menjelaskan tentang kritikal dimensi secara personal pada subsistem untuk tujuan perancangan sistem kerja yaitu tekanan kerja dari
karakteristik etnologi. EWA juga digunakan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan
untuk merancang danatau memodifikasi dari pekerjaan individu dan hubungan manusia-mesin, manusia-software, dan manusia-lingkungan antar muka. Hasil
dari EWA adalah mengidentifikasi hasil modifikasi yang dibutuhkan untuk mengubah dan memperbaiki sistem kerja secara keseluruhan.
Kesimpulan yang dapat diambil keseluruhan yaitu menggunakan pendekatan dan metodologi makroergonomi dan antropoteknologi secara
Universitas Sumatera Utara
integrasi, pendekatan manusia terhadap pemusatan sistem muncul pada kesempatan untuk merancang sistem tradisional menjadi lebih baik dalam
mengimplementasikan masalah, dan meningkatkan efektivitas dari proyek pemindahan teknologi.
3.8. Pengaturan VDU
a. Monitor
14
Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang ”panas” seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan
pada mata, 77 para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada
iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Monitor harus ditempatkan dimana bagian atas monitor berada tepat dimata dan langsung berhadapan dengan
anda. Jarak antara anda dengan monitor kira-kira 15-30 inci. Gunakan panjang lengan anda sebagai petunjuk umum.
Adapun saran yang diberikan untuk mengurangi keluhan pada mata pada pemakaian komputer yaitu
1. Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih
rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat
14
Approved Code Of Practice For The Use Of Visual Display Units In The Place Of Work, Occupational Safety and Health Service. 1984. Department of Labour, Wellington, New Zealand.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal
2. Buatlah cahaya latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya
putih keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras. Hindari penggunaan font huruf yang terlalu kecil kecuali terpaksa. Font huruf yang termasuk
norrnal adalah font 12. 3.
Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara
lembut memijit ringan bola mata. Kebanyakan orang berkedip 18 kali satu menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali.
4. Periksa mata secara rutin. Paling tidak sekali dalam setahun. Perbanyak
makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, pisang, dan sebagainya.
b. Keyboard
Tidak ada hasil penelitian yang konsisten yang menyebutkan bahwa keyboard yang diberi label “ergonomis” benar-benar memberikan kelebihan
yang substansial bagi kesehatan dan kenyamanan tubuh. Bagi kebanyakan orang,
Universitas Sumatera Utara
desain keyboard yang umum dianggap sudah cukup asalkan disimpan dalam posisi yang tepat seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.7. Posisi Mengetik yang Ideal
Adapun saran yang diberikan dalam penggunaan keyboard yaitu 1.
Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu menggunakan tenaga yang besar.
2. Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu sering
dibengkokkan dapat menyebabkan cedera. 3.
Pastikan siku membentuk sudut 90 atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat
menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelanganjari-jari tangan.
4. Usahakan bahu tetap rileks dan siku di samping.
5. Tetap berada dibagian tengah bagian huruf pada keyboard. Kadang kita
cenderung menempatkan diri tidak di tengah-tengah keyboard. Hal ini menyebabkan saat tombol huruf yang letaknya jauh, jarak yang harus
dijangkau akan lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
c. Mouse
Cara pemakaian mouse yang tidak tepat dan desain mouse yang tidak ergonomis dapat menyebabkan cedera otot. Sekarang ini banyak dijual mouse
yang berlabel ergonomis. Banyak mouse jenis ini yang memang benar-benar berguna, namun penggunaannya yang kurang tepat misal ditempatkan terlalu
jauh dapat menghilangkan kelebihan ergonomis yang dimilikinya.
Posisi mouse konvensional Posisi mouse ergonomis
Gambar 3.8. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis
Adapun tips dalam menghindari cedera otot yang berhubungan dengan penggunaan mouse yaitu
1. Mouse Grip yaitu genggam dan gerakkan mouse dengan lembut dan santai,
tidak perlu menggunakan energi yang berlebihan. 2.
Mouse from the Elbow yaitu gunakan siku sebagai pivot point dalam menggunakan mouse, jangan menggunakan pergelangan tangan.
3. Optimal Mouse position digunakan untuk setiap jenis mouse memiliki posisi
optimal. 4.
Mouse shape, pilih desain mouse yang sesuai dengan tangan dan sedatar mungkin untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan.
Universitas Sumatera Utara
5. Load sharing, Jika desain mousenya memungkinkan, bagi beban penggunaan
mouse antara tangan kiri dan tangan kanan.
d. Posisi duduk
Adapun posisi duduk yang baik saat bekerja yaitu : 1.
Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai 2.
Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi
3. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap
tegak 4.
Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan
ketidaknyamanan 5.
Punggung santai tapi tidak membungkuk 6.
Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan 7.
Ketika anda duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegap dan cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus.
8. Kaki sebaiknya menyetuh lantai
9. Jika kaki tidak menyentuh lantai, rendahkan kursi anda. Jika kursi anda tidak
bisa direndahkan atau jika anda berada pada posisi dimana anda menghadap monitor, pertimbangkan untuk memakai sandaran kaki.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Standar Ruang Kantor