Pengendalian Persediaan di Gudang Farmasi RS Islam Asshobirirn

tidak ada staf gudang yang memesan, kalau memang benar-benar obat itu dibutuhkan ”R.2 Begitu juga dengan pengendalian persediaan obat di Gudang Farmasi RS Islam Asshobirin juga Kepala Unit Farmasi dan Staf Gudang Farmasi, sesuai dengan hasil wawancara dengan informan berikut: “iya samaa.. pengendalian bagian gudang sama apoteker juga..” R.1 “biasanya apoteker sama gudang” R.2

B. Pengendalian Persediaan di Gudang Farmasi RS Islam Asshobirirn

Pengendalianpengawasan yang dilaksanakan Gudang Farmasi RS Islam Asshobirin adalah: 1. Stock Opname Stock opname dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengecek jumlah barang fisik dengan pendataan di komputer, menjamin kualitas, kuantitas dan terhindar dari kerusakan dan kadaluarsa. Obat yang mendekati kadaluarsa akan mendapat perhatian khusus untuk digunakan segera oleh user dokter atau obat dikembalikan kepada PBF Perusahaan Besar Farmasi tiga bulan sebelum expired. Sebagaimana hasil wawancara dengan informan: “Stock opname itu utk melihat berapa jumlah yang masih ada, apakah yang di komputer sesuai dengan kondisi kenyataannya. Itu yang dilakukan 2 kali dalam setahun ” R.1 “Ya setiap 6 bulan, kita hitung jumlah stok yang ada semua masing- masing obat sisanya berapa, yang di apotik juga di hitung. Kalau ada yang mendekati kadaluarsa kita lancarkan dulu, makanya kan kita sistemnya ini FIFO dan FEFO yang baru datang disimpan di belakang, yang kita beli pertama harus lebih dulu kita jual ” R.2 Berdasarkan hasil telaah dokumen, hal ini sesuai dengan SOP unit farmasi. Dalam SOP, Stock opname merupakan kegiatan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mencocokan kondisi fisik barang yang ada di gudang dengan kartu barang di komputer dan dengan bukti pembukuan atau dokumen sumber penerimaan, permintaan, pengeluaran dan pemeriksaan barang sehingga bisa diketahui kualitas, kuantitas dan waktu kadaluarsa dari barang tersebut. 2. Kartu Stok Kartu stok di gudang farmasi tidak menggunakan kartu stok yang langsung tertera pada rak obat. Kartu stok menggunakan komputer dengan Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS untuk mengurangi penggunaan kertas. Setiap obat yang masuk ke gudang farmasi diantar oleh distributor dan obat yang dikirim ke apotek langsung di input ke komputer. Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan: “Kalau kartu fisiknya tidak ada karena kita pakai pencatatan komputer, jadi setiap permintaan ada di komputer. Ya dari situ. ” “...jadi prinsip RS itu lesspaper. Jadi sebisa mungkin mengurangi kertas yang dipakai. Kita pakai komputer. Obat yang datang, obat yang dikirim ke gudang di catat disitu ” R.1 “Kalau kartu stok langsung di komputer. Kan kalau ada permintaan otomatis langsung terpotong stoknya ” R.2 Berdasarkan observasi oleh peneliti, pendataan keluar masuknya obat dilakukan menggunakan sistem informasi. Pendataan terdiri dari pembelian dari gudang farmasi ke distributor baik pembelian biasa maupun pembelian cito dan pengiriman barang dari gudang farmasi ke apotek. 3. Buku Defekta Buku defekta merupakan pendokumentasianpencatatan mengenai permintaan dan pengiriman obat dari gudang farmasi ke apotek. Selain itu buku ini juga digunakan sebagai dasar pemesanan obat. Setiap petugas apotek yang meminta obat ke gudang farmasi terlebih dahulu mengisi buku defekta. Setelah itu staf gudang mengambilkan stok yang dibutuhkan dan mencatat jumlah pengiriman dan sisa stok gudang di buku tersebut. Melalui wawancara dengan informan, diperoleh informasi sebagai berikut: “Kita itu ada data manual juga namanya buku defekta, buku defekta itu buku pencatatan permintaan barang dari apotik ke gudang farmasi“ R.1 “Buku defekta itu permintaan apotik ke gudang, yang diminta berapa yang dikirim berapa, sisa berapa dicatat disitu ” R.2 Berdasarkan observasi oleh peneliti, dari buku defekta dapat diketahui sisa stok yang ada di gudang farmasi. Kolom dalam buku defekta terdiri dari nama obat yang diminta, jumlah permintaan, jumlah pengiriman dan sisa stok di gudang farmasi. 4. Laporan Laporan yang dilaporkan oleh Kepala Unit Farmasi kepada Kepala Bidang Penunjang Medis adalah pembelian obat kepada distributor, jenis persediaan obat, pemakaian obat dan jatuh tempo pembayaran perbekalan farmasi kepada distributor. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut: “Laporan pembelian, obatnya apa saja, pemakaian, jatuh tempo, obat narkotika, psikotropika ” R.1 “Laporannya itu, terutama pemakaian, jenis-jenis obat, pembelian, laporan ke dinas, kaya narkotika, kemudian ada pembelian apa saja, jatuh tempo pembayarannya, itu sebulan sekali. Jadi dari Kepala Unit Farmasi ke Kabid Penunjang Medis dulu, saya ke keuangan, itu untuk pembayarannya... .” R.3 Sedangkan yang dilaporkan kepada Kepala Bagian Keuangan oleh Kepala Unit Farmasi dan Kepala Bidang Penunjang Medis adalah mengenai pembelian obat kepada distributor, jatuh tempo pembayaran dan penggunaan obat oleh pasien. Berikut adalah kutipan wawancara dengan informan: “Kita laporan jatuh tempo, sama obat yang dipesan” R.1 “Ya itu saja laporan pemesanan obat, sama laporan jatuh temponya kapan harus dibayar perdistributor dan pembelian obat oleh pasien. Kalau kita jatuh temponya rata-rata sebulan ” R.3

C. Metode Pengendalian Persediaan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Mengoptimalkan Persediaan Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus PT. Kereta Api (PERSERO) Medan)

5 70 53

Analisis Pengendalaian Persediaan Obat Menggunakan Metode Eoq (Economics Order Quantity) Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2 74 115

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

12 94 51

Analisis pengendalian persediaan air mineral menggunakan metode eqq (studi kasus pada sgen tirta indah)

9 75 68

Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014

12 81 134

Efektivitas Pengendalian Persediaan Obat Methylprednisolon inj 125 mg/2 ml Melalui Metode Analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015

0 25 183

Gambaran Penyebab Kekosongan Stok Obat Paten Dan Upaya Pengendaliannya Di Gudang Medis Instalasi Farmasi RSUD Kota Bekasi Pada Triwulan I Tahun 2015

12 75 224

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP (Studi Kasus Di Unit Gudang Farmasi RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali)

0 3 7

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT BERDASARKAN METODE ABC, EOQ DAN ROP (Studi Kasus Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik) - UMG REPOSITORY

0 2 9

Program aplikasi inventory dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan RoP (Reorder Point) : studi kasus Insight Production Vidyasena - USD Repository

1 1 94