Ruang Lingkup Pengaturan WTO
Menurut Van Hoof pengawasan internasional mempunyai tiga fungsi:
69
a. Review Function Fungsi Peninjauan: Pada umumnya, “review” diartikan
sebagai mengukur atau menilai sesuatu berdasarkan tolak ukur tertentu. Dalam konteks hukum, ini berarti menilai sesuatu perilaku untuk
menentukan kesesuaiannya dengan aturan hukum. Review Function dalam hubungannya dengan negara dilaksanakan apabila perilaku suatu
negara dinilai menurut hukum internasional oleh suatu lembaga pengawasan yang mempunyai status internasional. Pengawasan ini
dilakukan oleh satu negara atau lebih atau oleh suatu lembaga yang dibentuk menurut perjanjian internasional. Hasil dari pengawasan ini
adalah suatu keputusan tentang sesuai tidaknya tindakan negara tersebut dengan hukum internasional.
b. Correction Function Fungsi Koreksi: fungsi ini dilaksanakan manakala
telah timbul suatu keadaan yang bertentangan dengan hukum internasional. Namun demikian, fungsi ini dapat bersifat preventif,
manakala negara-negara menyesuaikan diri pada aturan-aturan hukum internasional sebagai akibat eksistensi atau ancaman dari mekanisme
koreksi ini. Tujuan akhir dari pengawasan internasional adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan-aturan hukum internasional. Oleh
69
Hata, Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT DAN WTO Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum Bandung: PT Refika Aditama, 2006, h. 181.
karena itu pelanggarannya harus diperbaiki. Terlepas dari kasus-kasus dimana negara yang melakukakan pelanggaran memperbaiki pelanggaran
atas kehendak sendiri, kepatuhan terhadap hukum internasional harus dipastikan melalui persuasi atau paksaan dari luar. Ini merupakan fungsi
koreksi dari pengawasan internasional, yang bisa juga disebut sebagai fungsi pemaksa enforcement function. Satu persoalan yang terkait
dengan hal ini adalah pengenaan sanksi dalam hukum internasional. c.
Creative Function Fungsi Kreatif: Sekalipun review dan creative function merupakan bagian pokok dari pengawasan, namun pengawasan
juga dapat berfungsi kreatif, terutama dalam hukum internasional. Hal ini disebabkan karena tidak adanya semacam lembaga eksekutif dan
yudikatif. Tindakan-tindakan legislatif seringkali abstrak atau tidak jelas. Oleh karena itu usaha untuk memperjelas norma-norma hukum
internasional ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan yaitu fungsi kreatif. Jadi fungsi kreatuif ini berupa penafsiran atas aturan-aturan
hukum internasional yang belum jelas.