karena itu pelanggarannya harus diperbaiki. Terlepas dari kasus-kasus dimana negara yang melakukakan pelanggaran memperbaiki pelanggaran
atas kehendak sendiri, kepatuhan terhadap hukum internasional harus dipastikan melalui persuasi atau paksaan dari luar. Ini merupakan fungsi
koreksi dari pengawasan internasional, yang bisa juga disebut sebagai fungsi pemaksa enforcement function. Satu persoalan yang terkait
dengan hal ini adalah pengenaan sanksi dalam hukum internasional. c.
Creative Function Fungsi Kreatif: Sekalipun review dan creative function merupakan bagian pokok dari pengawasan, namun pengawasan
juga dapat berfungsi kreatif, terutama dalam hukum internasional. Hal ini disebabkan karena tidak adanya semacam lembaga eksekutif dan
yudikatif. Tindakan-tindakan legislatif seringkali abstrak atau tidak jelas. Oleh karena itu usaha untuk memperjelas norma-norma hukum
internasional ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan yaitu fungsi kreatif. Jadi fungsi kreatuif ini berupa penafsiran atas aturan-aturan
hukum internasional yang belum jelas.
2. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Dalam WTO
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam penyelesaian sengketa dagang dalam WTO.
70
a. Konsultasi Consultations
70
Syahmin AK, Hukum Dagang Internasional Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, h. 253.
Tujuan dari mekanisme penyelesaian sengketa dagang di WTO adalah untuk menguatkan solusi yang positif terhadap sengketa. Tahap
pertama adalah kosnultasi para pihak yang bersengketa. Setiap anggota harus menjawab secara tepat dalam waktu sepuluh hari untuk meminta
diadakan konsultasi dan memasuki periode konsultasi selama tiga puluh hari setelah waktu permohonan.
Untuk memastikan kejelasannya, setiap permohonan untuk konsultasi harus diberitahukan kepada DSB Dispute Settlement Body
secara tertulis, kemudian disebutkan alasan-alasan permohonan konsultasi termasuk dasar-dasar hukum untuk pengaduan. Bila konsultasi gagal dan
kedua pihak setuju, masalah ini dapat diajukan ke Direktur Jenderal WTO yang akan siap menawarkan diadakan good offices, konsiliasi, atau
mediasi dalam menyelesaikan sengketa.
b. Pembentukan Panels Establishment of Panels
Jika suatu anggota tidak membverikan jawaban untuk meminta diadakan konsultasi dalam waktu sepuluh hari atau jika konsultasi gagal
untuk diselesaikan dalam waktu enam puluh hari, penggugat dapat meminta ke DSB untuk membentuk suatu panel untuk menyelesaikan
masalah pembentukan panel. Prosedur ini menntut DSB untuk segera membentuk panel, selambat-lambatnya pada sidang kedua dari
permintaan panel. Jika tidak, maka diputuskan secara konsensus. Hal ini