Sejarah Singkat GATT dan WTO

e Committes and Working Parties Komite dan Kelompok Kerja

4. Prinsip-Prinsip Dasar WTO

Terdapat 5 prinsip dasar WTO, yaitu: 64

a. Non-Discrimination Non-Diskriminasi

Prinsip non-discrimination memuat dua aspek. Pertama, konsep Most Favored Nation MFN dan kedua, National Treatment NT. Most Favored Nation Negara Paling Disukai Pada tahun 1978 ILC mengajukan kepada UNGA suatu Draft Articles Most-Favored Nation Clause Rancangan Artikel Klausul Negara yang Paling Disukai. Dalam Pasal 5 Draft itu dirumuskan pengertian Most-Favored Nation treatment sebagai berikut: 65 Most Favored Nation treatment is treatment accorded by the granting State to the beneficiary State, or to persons or things in a determined relationship with that State, not less favourable than treatment extended by the granting State to a third State or to persons or things in the same relationship with that third State. Konsep MFN merupakan konsep yang fundamental dalam perdagangan internasional. Konsep ini tidak hanya terbatas pada negara- negara anggota semata, oleh karenanya jika anggota WTO memberikan 64 Meria Utama, Hukum Ekonomi Internasional Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2012, h. 46. 65 Rusli Pandika, Sanksi Dagang Unilateral di Bawah Sistem Hukum WTO Bandung: PT Alumni, 2010, h.132. perlakuan yang berbeda ke negara yang bukan anggota maka hal itu juga harus diterapkan bagi negara-negara anggota. National Treatment Perlakuan Nasional Konsep NT terdapat pada Article III GATT, Pasal VII GATS dan Article III TRIPS dan telah menjadi artikel yang paling sering diinterpretasikan baik sebelum maupun sesudah pembe ntukan WTO.

b. Liberalization of Trade Liberalisasi Perdagangan

Tujuan dari WTO adalah untuk memberikan stabilitas dan prediktibilitas yang lebih luas dalam sistem perdagangan internasional. Liberalisasi merupakan salah satu jalan untuk menghapuskan segala bentuk pembatasan dalam bidang ekspor dan impor. Juga, dalam hal ini tidak ada subsidi dan tarif sama sekali. Barangkali hal ini terkesan tidak realistis untuk dicapai secara global dan mungkin hal ini akan membuat negara-negara menjadi tidak mendukung keberadaan WTO. Namun penting untuk mencapai proses keberlanjutan dari liberalisasi. Perlu dicatat bahwa akan selalu ada pembatasan dari proses liberalisasi. Dalam WTO agreement, pembatasan ini diwakili dengan apa yang disebut safeguards, yaitu “a further special agreement on safeguards and the special case of texttiles ”. Intinya, safeguards membolehkan negara-negara anggota untuk mengambil tindakan „emergency’ untuk mencegah akibat yang fatal bagi negara tersebut.

Dokumen yang terkait

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

10 128 151

PENERAPAN PRINSIP KONSENSUS DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WTO.

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 2

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 1 28

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 38

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 2 4

UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Lona Puspita, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang lovelylona0408gmail.com Abstract - View of UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PE

0 1 11

Kedudukan World Trade Organization (WTO) Dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan Intenasional (Studi Kasus Terhadap Tuntutan Jepang Atas Indonesia Mengenai Penjualan Mobil Nasional)

0 0 112

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (STUDI KASUS EKSPOR-IMPOR ROKOK KRETEK ANTARA INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT) - Repository UNRAM

1 1 15