Exceptions Pengecualian Prinsip-Prinsip Dasar WTO

15. Ketentuan Perdagangan Lainnya Other Trade Provisions 16. Lingkungan The Environment 17. Hak-hak Pekerja Worker Rights

B. WTO Sebagai Forum Penyelesaian Sengketa

Sebagai suatu forum internasional yang merupakan instrumen untuk menangani masalah perdagangan dunia, WTO merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan dilakukannya konsultasi antara sesama negara anggota, baik dala bentuk bilateral, plurilateral, maupun multilateral. Mekanisme yang paling luwes konsultasi informal yang banyak menyelesaikan masalah sehingga mencegah terjadinya sengketa yang terlalu sering. Namun ada kalanya timbul masalah yang menjadi sengketa dalam bentuk yang lebih formal. WTO juga merupakan suatu forum penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota. Sebagai forum untuk kegiatan penyelesaian sengketa WTO secara sistematis menyediakan mekanisme yang lebih formal untuk memberi kesempatan pada negara-negara anggota untuk menyelesaiakan sengketa. Dengan adanya perjanjian WTO yang merupakan suatu kontrak hak dan kewajiban, apabila ada sengketa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dan pelanggaran yang terjadi, maka WTO sebagai suatu sistem menyediakan forum yang formal untuk menyelesaikan sengketa. 67 67 H. S. Kartadjoemena, GATT DAN WTO Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan Jakarta: UI Press, 1996, h. 90. Konsiliasi, konsultasi dan penyelesaian sengketa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan WTO sehari-hari. Baik negara kecil maupun negara besar dapat mengemukakan masalah sengketa perdagangan mereka seperti tercantum dalam General Agreement dinilainya dilanggar oleh negara anggota lainnya. Sistem ini disasarkan pada ketentuan yang secara umum tercantum dalam Pasal XII dan XIII dari General Agreement.

C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa

1. Mekanisme Penyelesaian Sengketa sebagai bagian dari Pengawasan

Internasional Tentang pengawasan supervision seorang sarjana memberikan pengertian sebagai berikut: “The supervisory function is an essential legal technique. It performs a function whic is absolutely necessary to the existe nce abd progress of any society, of any social organization. The main object of this function is to ensure respect for law and the realization of rules of law as well as the regular functioning of public service within the limits laid down in these rules of law. Supervision is an organic function which makes it possible for errors either in the assesment of a situation or in taking action which might jeopadize the stability and security of social existence to be rectified. If therefore serves to ensure public order ”. 68 68 Hata, Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT DAN WTO Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum Bandung: PT Refika Aditama, 2006, h. 181. Menurut Van Hoof pengawasan internasional mempunyai tiga fungsi: 69 a. Review Function Fungsi Peninjauan: Pada umumnya, “review” diartikan sebagai mengukur atau menilai sesuatu berdasarkan tolak ukur tertentu. Dalam konteks hukum, ini berarti menilai sesuatu perilaku untuk menentukan kesesuaiannya dengan aturan hukum. Review Function dalam hubungannya dengan negara dilaksanakan apabila perilaku suatu negara dinilai menurut hukum internasional oleh suatu lembaga pengawasan yang mempunyai status internasional. Pengawasan ini dilakukan oleh satu negara atau lebih atau oleh suatu lembaga yang dibentuk menurut perjanjian internasional. Hasil dari pengawasan ini adalah suatu keputusan tentang sesuai tidaknya tindakan negara tersebut dengan hukum internasional. b. Correction Function Fungsi Koreksi: fungsi ini dilaksanakan manakala telah timbul suatu keadaan yang bertentangan dengan hukum internasional. Namun demikian, fungsi ini dapat bersifat preventif, manakala negara-negara menyesuaikan diri pada aturan-aturan hukum internasional sebagai akibat eksistensi atau ancaman dari mekanisme koreksi ini. Tujuan akhir dari pengawasan internasional adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan-aturan hukum internasional. Oleh 69 Hata, Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT DAN WTO Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum Bandung: PT Refika Aditama, 2006, h. 181.

Dokumen yang terkait

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

10 128 151

PENERAPAN PRINSIP KONSENSUS DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WTO.

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 2

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 1 28

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 38

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 2 4

UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Lona Puspita, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang lovelylona0408gmail.com Abstract - View of UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PE

0 1 11

Kedudukan World Trade Organization (WTO) Dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan Intenasional (Studi Kasus Terhadap Tuntutan Jepang Atas Indonesia Mengenai Penjualan Mobil Nasional)

0 0 112

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (STUDI KASUS EKSPOR-IMPOR ROKOK KRETEK ANTARA INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT) - Repository UNRAM

1 1 15