Tanggung Jawab Negara dalam Penyelesaian Sengketa Internasional Secara

BAB III WORLD TRADE ORGANIZATION DAN PENYELESAIAN SENGKETA

A. World Trade Organization

1. Sejarah Singkat GATT dan WTO

GATT didirikan setelah Perang Dunia II tahun 1947 bersamaan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, International Monetary Fund IMF, dan International Bank for Reconstruction and Development IBRDBank Dunia. 60 Ada dua puluh tiga anggota yang bergabung dalam GATT. Hingga tahun 1994, ketika Putaran Uruguay telah selesai dan WTO didirikan tanggal 1 Januari 1995. GATT adalah satu-satunya organisasi multilateral yang membuat peraturan tentang kebijakan perdagangan internasional. WTO saat ini beranggotakan 161 bangsa di tahun 2015. 61 WTO berjanji untuk mematuhi prinsip-prinsip pengurangan hambatan perdagangan dan distorsi perdagangan lainnya. Anggota antara lain seluruh negara perdagangan utama kecuali Cina dan yang dulunya Uni Soviet. GATT dan sekarang WTO, 60 Ratya Anindita Michael R. Reed, Bisnis dan Perdagangan Internasional Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008, h. 67. 61 http:en.m.wikipedia.orgwikiWorld_Trade_Organization , diakses pada tanggal 24 Agustus 2015, jam 14:37 WIB 41 merupakan klub negosiasi yang memiliki aturan spesifik untuk memimpin dan menyelesaikan perdebatan.

2. Fungsi WTO

Final Act dari Putaran Uruguay ditandatangani, bersamaan juga dengan beberapa dokumen lainnya, pada tanggal 1 Januari 1995. WTO dan perjanjian-perjanjian yang berkaitan padaa saat sekarang ini mengatur sekitar 90 persen perdagangan dunia. WTO diadopsi lebih dari 146 pemerintahan. Fungsi WTO terdapat pada WTO Agreement, yaitu sebagai berikut: 62 a Memperlancar pelaksanaan, administrasi dan operasi, dan mencapai sasaran-sasaran dari persetujuan ini serta persetujuan multilateral b Menyediakan forum perundingan untuk anggota-anggotanya yang berhubungan dengan hubungan perdagangan multilateral c Mengatur prosedur penyelesaian sengketa d Mengatur mekanisme pemantauan kebijaksanaan perdagangan e Bekerjasama dengan Dana Moneter Internasional dan dengan Bank Internasional 62 Perjanjian WTO Pasal III ayat 1-5, Fungsi dari WTO

3. Struktur WTO

Badan-badan yang merupakan kunci dari WTO adalah sebagai berikut: 63 a Ministerial Conference Pertemuan Tingkat Menteri – puncak organisasi WTO organizational membuat keputusan yang sifatnya hirarki. Pertemuan diadakan paling tidak satu kali dalam dua tahun serta memiliki tanggung jawab membuat kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan oleh WTO. b General Council Dispute Settlement Body Trade Policy Review Body Dewan Umum Badan Penyelesaian Sengketa Badan Peninjauan Kebijakan Perdagangan – komposisinya merupakan perwakilan dari setiap anggota WTO dan merupakan pelaksana dari WTO. Di dalam General Council, pertemuan diadakan secara bulanan. c WTO Secretariat Sekretariat WTO – pelaksana administratif dan pelaksana harian. d WTO Councils Dewan WTO – terdapat dewan-dewan pada setiap bidang perdagangan, yaitu: 1. Council for Trade in Goods Dewan Perdagangan dalam Barang 2. Council for Trade in Services Dewan Perdagangan dalam Jasa 3. Council for Trade Related Aspects of Intellectual Property Dewan Hak Kekayaan Intelektual 63 Meria Utama, Hukum Ekonomi Internasional Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2012, h. 42. e Committes and Working Parties Komite dan Kelompok Kerja

4. Prinsip-Prinsip Dasar WTO

Terdapat 5 prinsip dasar WTO, yaitu: 64

a. Non-Discrimination Non-Diskriminasi

Prinsip non-discrimination memuat dua aspek. Pertama, konsep Most Favored Nation MFN dan kedua, National Treatment NT. Most Favored Nation Negara Paling Disukai Pada tahun 1978 ILC mengajukan kepada UNGA suatu Draft Articles Most-Favored Nation Clause Rancangan Artikel Klausul Negara yang Paling Disukai. Dalam Pasal 5 Draft itu dirumuskan pengertian Most-Favored Nation treatment sebagai berikut: 65 Most Favored Nation treatment is treatment accorded by the granting State to the beneficiary State, or to persons or things in a determined relationship with that State, not less favourable than treatment extended by the granting State to a third State or to persons or things in the same relationship with that third State. Konsep MFN merupakan konsep yang fundamental dalam perdagangan internasional. Konsep ini tidak hanya terbatas pada negara- negara anggota semata, oleh karenanya jika anggota WTO memberikan 64 Meria Utama, Hukum Ekonomi Internasional Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2012, h. 46. 65 Rusli Pandika, Sanksi Dagang Unilateral di Bawah Sistem Hukum WTO Bandung: PT Alumni, 2010, h.132.

Dokumen yang terkait

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

10 128 151

PENERAPAN PRINSIP KONSENSUS DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WTO.

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 2

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 1 28

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 38

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 2 4

UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Lona Puspita, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang lovelylona0408gmail.com Abstract - View of UPAYA PENERAPAN RETALIASI DALAM PE

0 1 11

Kedudukan World Trade Organization (WTO) Dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan Intenasional (Studi Kasus Terhadap Tuntutan Jepang Atas Indonesia Mengenai Penjualan Mobil Nasional)

0 0 112

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (STUDI KASUS EKSPOR-IMPOR ROKOK KRETEK ANTARA INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT) - Repository UNRAM

1 1 15