Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit Sukarni, 2013. Kebutuhan selama hamil yag berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrient terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan : 1. Energi Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester II dan trimester III. Kebutuhan energi pada wanita dewasa 2500 kalori, terjadi peningkatan 300 kalori pada wanita hamil. 2. Protein Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan tubuh janin asupan protein yang kurang dapat menghambat pertumbuhan janin. Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450 g. pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester awal ini. Pada memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat sehingga perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gramhari. 3. Lemak Lemak merupakan sumber tenaga yag vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serta perkembangan system saraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh. 4. Vitamin dan Mineral Fungsi vitamin dan mineral antara lain : a. Vitamin A : membantu pertumbuhan kulit, tulang dan gigi. Penting untuk fungsi penglihatan yang normal. Kebutuhan Vitamin A : 800mkg b. Vitamin C : membantu pembentukan jaringan tubuh janin. Penting dalam proses metabolism tubuh. Kebutuhan yang dianjurkan 75 mghari dewasa, 100mghari ibu hamil dan 150 mghari ibu menyusui. c. Vitamin D : bahan dasar pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan : 200 IUhari. d. Kalsium : membangun tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium untuk ibu hamil sekitar 1.200 mg perhari sama dengan mengkonsunsi 2 gelas susu atau 125 g keju, jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg perhari. e. Besi : membantu pembentukan sel-sel darah merah. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menganggu metabolism energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Jumlah zat besi yang dibutuhkan dalam semasa kehamilan berbeda tiap semester. Pada trimester I tambahan akan zat besi belum dibutuhkan, trimester II kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mghariBB. Kemudian bertambah menjadi 39 mghariBB. f. Asam folat : mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang. Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram perhariorang Ibrahim, 2010. Ibu hamil juga perlu meningkatkan asupan cairan karena dapat mencegah konstipasi selama kehamilan. Kebutuhan asupan air ditingkatkan, sedikitnya 8 gelas setiap hari. Dan mengkonsumsi serat yang banyak terdapat pada buah dan sayuran, yang berguna untuk membantu kerja system ekskresi sehingga mudah buang air besar Astuti, 2011. Agar kehamilan berjalan dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, mineral, seperti zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses pertumbuhan berbagai organ pendukung proses kehamilan seperti alat kandungan, mammae, dan lain-lain. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan peningkatan penggunaan energi, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi meningkat terutama pada trimester II. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan pula, peningkatan kebutuhan suplai vitamin dan mineral. Kondisi gizi dan konsumsi ibu yang sedang hamil akan berpengaruh pada kondisi fetus dan neonates setelah lahir Ambarwati, 2012.

2.4 Masalah Kesehatan yang sering dihadapi Ibu hamil

2.4.1 Mual dan Muntah Secara Berlebihan

Ibu hamil biasa mengalami mual dan muntah dan muntah terutama pada usia kehamilan 8-12 minggu. Seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, keluhan mual dan muntah akan berkurang dan berhenti ketika usia kehamilan sekitar 16 minggu. Namun, ada juga yang berlanjut hingga trimester III dengan mual-muntah katergori berat yakni setiap kali minum atau makan ibu akan muntah. Akibatnya, tubuh ibu lemas, wajahnya pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun dratis. Inilah yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis dapat diatasi dengan mengatur pola makan bergizi seimbang Alam, 2012.

2.4.2 Anemia dan Kekurangan Zat Besi

Anemia adalah gejala-gejala yang muncul saat tubuh tak memiliki cukup sel- sel darah merah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh. Hemoglobin Hb, dibuat dengan zat besi, merupakan bagian dari sel-sel darah merah yang membwa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lain. Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil pada trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus, dan kelainan congenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature, pendarahan anterpartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrateurin samapai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. Saat persalinan, anemia dapat meinmbulkan gangguan, baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum setelah melahirkan anemia dapat menyebabkan : Antonia uteri, retensi placenta, perlukaan sukar tempuh, mudah terjadi febris puerpuralis, dan gangguan involusio uteri Alam, 2012. Program penanggulangan anemia melalui pemberian tablet Fe bagi ibu hamil telah dilaksanakan sejak tahun 1975 di Indonesia, namun kenyataannya prevalensi anemia gizi ibu hamil di Indonesia berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun 1995 sebesar 51. Hasil survei prevalensi anemia gizi ibu hamil di Propinsi Sumatera Utara di delapan kabupatenkota tahun 1997 sebesar 78,4 angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka propinsi yang lain di Indonesia. Hasil Penelitian Swandi 2008 menunjukkan bahwa adanya hubungan faktor risiko IMT, Ukuran LILA, Konsumsi energi, protein, Fe dan vitamin.C serta konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kecukupan konsumsi tablet besi, umur, pendidikan, pengetahuan, parotas, penyakit kronis, kecukupan konsumsi kalori dan kecukupan konsumsi protein berhunbungan dengan kejadian anemia Mangihut, 2008.

2.4.3 Sembelit Konstipasi

Ibu hamil sering kali mengalami sembelit. Ini disebabkan adanya penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna sehingga menjadi lambat dari biasanya. Gerak usus melambat ini disebabkan oelh peningkatan kdar hormone progesterone pada ibu hamil. Selain itu, sembleit bias terjadi karena pola makan kurang baik. Sembelit dapat diatasi dan dicegah dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan