80
Sosiologi Kontekstual X SMAMA
mampu memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan sebagainya.
Dari pemikiran Mead ini, tampak jelas bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Tanpa berinteraksi dengan orang lain,
maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh dan berkembang. Baiklah, itu tadi adalah pemikiran George Herbert Mead. Selanjutnya kita
akan belajar tahap sosialisasi dari Charles Horton Cooley. Apakah ada perbedaannya ataukah mempunyai persamaan pemikiran tetapi dengan
pandangan yang berbeda?
b. Pemikiran Charles Horton Cooley
Pemikiran Cooley terkenal dengan Looking Glass-self Cermin Diri yang juga menekankan pentingnya peranan interaksi dalam sosialisasi.
Seorang individu berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Dalam hal ini, seorang individu berkembang melalui tiga tahap, yaitu:
1
Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. 2
Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. 3
Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.
Untuk memahami pemikiran Cooley, di sini akan disajikan suatu
contoh. Seorang murid yang merasa dirinya pandai karena selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya. Karena dengan
kepandaiannya itu maka ia selalu diminta gurunya untuk mengikuti perlombaan. Setiap tindakan yang dilakukan selalu mendapatkan pujian
dan komentar yang baik. Dengan adanya penilaian tersebut maka seorang anak akan merasa dirinya pandai dan menimbulkan perasaan bangga.
Ini juga dapat berlaku ketika seorang anak yang mendapatkan predikat sebagai anak yang nakal, bodoh, dan bandel sehingga setiap
tindakan yang dilakukannya selalu dianggap salah, sehingga menimbulkan penilaian yang buruk bagi anak tersebut. Akibatnya anak merasa dirinya
nakal, bandel, dan bodoh juga.
Nah, dari pemikiran kedua ahli tersebut sudahkah kalian mengerti mengapa sosialisasi itu sangat penting bagi seorang individu? Dari tahap-
tahap sosialisasi yang dilakukan maka akan membentuk sebuah karakter kepribadian yang berbeda antaranggota masyarakat. Karena setiap
penerimaan sosialisasi seorang individu mempunyai pengaruh yang berbeda juga maka banyak ditemui karakter kepribadian yang unik,
berbeda satu dengan yang lain.
81
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
6. Peranan Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi
Telah disinggung di atas bahwa dalam proses sosialisasi yang akan diajarkan adalah nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat.
Pengetahuan tentang nilai dan norma sosial sangat penting dalam proses sosialisasi agar manusia mampu melakukan penyesuaian terhadap nilai
dan norma sosial yang sudah ada di dalam masyarakat. Sebagai petunjuk dan pedoman perilaku serta sikap manusia, nilai dan norma disosialisasikan
oleh generasi tua kepada generasi muda di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Dapat diartikan bahwa proses sosialisasi adalah proses
memahami nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Dalam penjelasan tentang agen-agen sosialisasi telah disinggung tentang pentingnya sosialisasi dalam membentuk karakter kepribadian
seseorang. Bagaimana sosialisasi berjalan membentuk kepribadian yang unik karena setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda
walaupun hidup dalam lingkungan yang sama.
Kepribadian merupakan gambaran secara umum dari perilaku seorang individu yang sangat khas yang dapat terlihat dari perilaku sehari-
hari. Wujud nyata dari kepribadian dapat berupa banyak hal antara lain perangai, sikap, atau perilaku, tutur kata, persepsi, kegemaran, keimanan,
dan sebagainya. Kepribadian merupakan perpaduan antara warisan biologis yang diterima seseorang dari leluhurnya dengan pengaruh
lingkungan melalui proses interaksi dan proses sosialisasi sejak lahir hingga Sosialisasi
Generasi tua Generasi muda
Nilai dan norma sosial sebagai pedoman bagi
tingkah laku manusia f
f f
f f
Bagan 4.1 Peranan Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi