61
Interaksi dan Dinamika Sosial
ke luar negeri merupakan suatu contoh kasus migrasi. Akibat dari migrasi ini, TKI mempunyai pola perilaku dan norma-norma yang sudah
mengalami percampuran dengan buda-ya negara tujuan. Ini jelas memengaruhi sistem sosial budaya yang ada di masya-rakat.
b. Adanya Penemuan Baru
Penemuan merupakan persepsi manusia yang dianut secara bersama, mengenai suatu aspek kenyataan yang semula sudah ada. Penemuan
menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena meskipun hal itu lama akan tetapi adanya penemuan baru ini akan memberi
pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat. Pengaruh tersebut berdampak pada terciptanya perilaku sosial dan adat istiadat yang
baru di antara golongan masyarakat tersebut selain menggeser nilai dan norma sosial yang lama.
Misalnya, penemuan teknologi komputer memungkinkan orang mengerjakan segala kegiatan lebih cepat dibanding dengan menggunakan
mesin ketik manual. Adanya penemuan baru tersebut termasuk nanti dalam hal gagasan
tentu pada akhirnya akan tersebar, sehingga menjadi dikenal, diakui bahkan juga akhirnya diterima oleh masyarakat. Kesemuanya itu tentunya
dapat berdampak pada terjadinya perubahan sosial dan perbedaannya termasuk perubahan-perubahan pada sistem nilai maupun norma-norma
lama yang terdapat dalam masyarakat.
c. Invensi
Invensi seringkali disebut sebagai suatu kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Invensi dapat dibagi
menjadi 2 yaitu invensi material misalnya, telepon, komputer, mesin fax,dan lain-lain dan invensi sosial misalnya, peraturanUU, bahasa,dan
lain-lain. Pada kedua ragam invensi tersebut unsur-unsur lama digunakan, dikombinasikan dan dikembangkan untuk suatu kegunaan baru. Dengan
demikian invensi merupakan proses yang berkesinambungan, invensi baru diawali oleh serangkaian invensi dan penemuan terdahulu. Dewasa ini
semakin banyak invensi yang ditemukan melalui upaya tim penelitian seperti pemerintah, universitas maupun pihak swasta.
Misalnya penemuan handphone yang telah mengalami perkembangan pesat tidak hanya untuk berkomunikasi tetapi juga bisa
digunakan sebagai kamera atau radio. Ini merupakan hasil dari penelitian yang telah ada dan dikembangkan menjadi lebih bermanfaat.
62
Sosiologi Kontekstual X SMAMA
d. Sistem Ideologi
Merupakan keyakinan terhadap nilai-nilai dan sikap yang bersifat kompleks terdapat dalam masyarakat. Ideologi dapat dijadikan alat untuk
memelihara tetapi juga dapat mempercepat terjadinya perubahan jika nilai- nilai yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk
sistem ideologi ini akan sangat sulit mengalami perubahan di masyarakat yang masih memegang nilai-nilai nenek moyang dan terikat dengan adat
istiadat yang berubah secara lambat dan terpaksa. Misalnya, suku Badui yang masih memegang nilai-nilai adat yang melarang semua bentuk
teknologi masuk ke wilayahnya karena adanya keyakinan bahwa teknologi hanya akan membawa pada malapetaka.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik
Sangat jelas bahwa lingkungan fisik mampu memberikan perubahan baik lambat maupun cepat pada masyarakat. Misalnya, bencana alam
gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan lain-lain mengakibatkan manusia yang terkena musibah akan berpindah tempat untuk mencari
tempat aman. Hal ini sangat jelas akan memengaruhi pola perilaku yang telah terbangun selama ini, misalnya, daerah pertanian yang telah berubah
fungsi menjadi pabrik atau perumahan mengakibatkan perubahan pola perilaku masyarakat sekitar.
b. Peperangan
Peperangan antara satu negara dan negara lain bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan
maupun struktur masyarakatnya. Pada umumnya, yang menang akan memaksakan nilai-nilai dan cara-cara lembaga masyarakat yang
dianutnya kepada negara yang kalah.
c. Pengaruh Kebudayaan Lain
Interaksi yang dilakukan oleh manusia di segala penjuru dunia telah mengakibatkan campurnya atau berbaurnya kebudayaan pendatang
dengan kebudayaan asli. Sudah sejak lama, manusia di dunia melakukan perjalanan jarak jauh mengelilingi dunia dengan tujuan melakukan
penyebaran agama, mencari sumber daya alam, daerah jajahan,dan lain- lain.
Menurut Soerjono Soekanto, apabila salah satu atau kedua kebudayaan yang bertemu mempunyai teknologi yang lebih tinggi maka
yang terjadi adalah proses imitasi berupa peniruan unsur-unsur budaya