Earning Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013

48 turun sesuai dengan rata-rata pasar dan akan memiliki risiko yang sama dengan rata-rata pasar. b. Beta = 0,5 mengindikasikan bahwa perubahan saham akan naik dan turun hanya separuh dari perubahan pasar saham itu hanya separuhnya, dan portofolio saham seperti ini akan memiliki setengah risiko portofolio = 1,0. c. Beta = 2,0 mengindikasikan bahwa perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-rata pasar. Nilai portofolio seperti ini dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek dan jika memegang portofolio seperti ini, maka seseorang yang sebelumnya jutawan dapat menjadi bangkrut dengan cepat Moeljadi, 2006. Beta mengambarkan perubahan return pasar sebesar X, yang akan berpengaruh terhadap return sekuritas sebesar X. Jika β 1 berarti saham cenderung naik dan turun lebih tinggi dibandingkan perubahan pasar. Jika β 1 berarti saham cenderung turun atau naik lebih rendah dibandingkan perubahan pasar. Beta banyak digunakan sebagai ukuran risiko karena dalam berbagai penelitian empiris, Beta relatif cukup stabil sehingga memungkinkan penggunaan data historis sebagai prediktor Beta di masa akan datang.

8. Earning

Earning dapat diukur dengan menggunakan laba per lembar saham earning per share Solechan, 2009. Earning dalam penelitian ini diukur 49 dengan menggunakan laba per lembar saham earning per share yaitu adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah rupiah yang diterima untuk setiap lembar saham biasa. Pada umumnya para pemegang saham atau calon pemegang saham sangat berkepentingan dengan earning per share. Semakin baik kualitas laba earning perusahaan maka akan semakin tinggi keuntungan atas penjualan saham return saham perusahaan. Menurut Abdullah 2001 earning per share adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah rupiah yang diterima untuk setiap lembar saham biasa. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar. Sehingga penggunaan rasio EPS sangat membantu peneliti mengukur keuangan perusahaan apakah memiliki usaha bisnis positif atau negatif yang dapat mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

B. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian tentang, Ukuran Perusahaan , Book to Market, Beta, Earning serta Financial Distress dan Subsequent Return Saham sudah sebelumnya pernah dilakukan oleh berbagai penelitian. Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan variabel di atas, antara lain: 50 Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan 1 Margaretha dan Damayanti 2008 Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa Efek Indonesia. Variabel : Stock Return Rti Variabel : Price Earning Ratio PER, Dividend Yield DY dan Market to Book Rate MtB Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Bahwa Price Earning Ratio PER, Dividend Yield dan Market to Book Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Stock Return. 2 Steven et.al, 2011 Effects of Financial Distress Condition on the Company Performance: A Malaysian Perspective Variabel : Distress Variabel : company performance ROE, EBITTA, EPS, Successful Reorganization ROE, EBIT, Management Change dan Stock Price Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Performance EPS, EBITTA dan ROE , Management Change, dan Distres berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stock Price Bersambung ke halaman selanjutnya 51 Tabel 2.2 Lanjutan No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 3 Nathaniel 2008 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Variabel : Earning per Share EPR, Return SahamRti Variabel : Debt to Equity Ratio DER, Net Profit Margin NPM, Price to Book Value PBV Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, EPS berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, NPM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 4 Herman dan Suk 2007 Pengaruh beta, size dan book to market equity ratio terhadap return di BEJ tahun 2003-2005 Variabel : Firm Size MC, book to market equity ratio BEME, beta β stock return Ra Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Beta, Firm size, book to market equity ratio berpengaruh negatif terhadap stock return Bersambung ke halaman selanjutnya 52 Tabel 2.2 Lanjutan No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 5 Brad dan John 1997 Firm Size, Book to Market and security return : A holdout sample of financial firm Variabel : Firm Size MV, Book to Market Bm security return Rti Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Firm Size dan Book to Market berpengaruh signifikan terhadap security return, 6 Fama dan French 1995 Size and Book to market factors in earnings and returns Variabel : Size MV, Book to market BeMe, earnings Rm dan returns Ra Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Firm Size dan Book to Market berpengaruh signifikan terhadap earnings dan return, 7 Rida dan Adam 2011 The Financial Performance Analysis Using Altman Z-Score And Its Effect To Stock Price Banking Sector In Indonesian Stock Exchange Variabel : Financial Performance Z-Score dan Stock Price Rti Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Dapat disimpulkan dalam tahun penelitian perbankan mengalami kesulitan keuangan namun tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap harga sahamnya. Bersambung ke halaman selanjutnya 53 Tabel 2.2 Lanjutan No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 8 Bali, Engle, dan Tang 2013 Dynamic Conditional Beta is Alive and Well in the Cross-Section of Daily Stock Returns Variabel : Financial Performance Z- Score, beta dan Stock Price Rti Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Dengan menggunakan analisis bivariate dengan model CAPM menggunakan proxy beta maka terdapat hubungan positif yang signifikan dengan return saham perusahaan yang terdiri dari sampel saham yang berbeda. Jadi semakin tinggi risiko saham tersebut maka semakin tinggi kemungkinan pengembalian saham return saham. 9 Utama dan Lumondang 2009 Pengaruh Bankruptcy Risk, Size dan Book –to market Perusahaan Terhadap Imbal Hasil Variabel : Size dan book to market btm, financial distress zscore, Imbal Hasil Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Periode penelitian Zscore akan dipengaruhi secara positif oleh size dan negative oleh btm dimana semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil perusahaan akan megalami kebangkrutan, dan semakin besar btm maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. Imbal hasil saham tidak dipengaruhi oleh bankruptcy risk, size dan btm Bersambung ke halaman selanjutnya 54 Tabel 2.2 Lanjutan No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 10 Achmad Solechan 2009 Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham Variabel : Size, Beta, EPS danReturn Saham Variabel : IOS, Rasio Hutang, Persistensi Laba dan Kelompok Industri Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Berpengaruh positif terhadap return saham pada model pertama yaitu EPS dan persistensi laba dan variabel lainnya IOS, Rasio Hutang, Size, Beta, dan Kelompok Industri tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan pada pengujian EPS yang diinteraksikan dengan variabel kontrol menunjukkan hasil tidak adanya satupun yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. 11 Endra Nurhayati 2001 Analisis Pengaruh Risiko Sistematis Saham Terhadap Kebangkrutan Perusahaan Perbankan Variabel: Risiko sistematik saham biasa beta, , asset size, dan kebangkrutan Variabel: financial leverage, likuidit, dan assets grow Metode analisis Alat uji hipotesis Populasi atau Objek Hipotesis I 1 tahun sebelum bangkrut : Beta signifikan positif Leverage tidak signifikan negatif Likuidity tidak signifikan negatif asset size tidak signifikan nol assets grow signifikan negatif Bersambung ke halaman selanjutnya 55 Tabel 2.2 Lanjutan No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Hipotesis II 2 tahun sebelum bangkrut : Beta signifikan negatif Leverage signifikan negative Likuidity tidak signifikan positif asset size tidak signifikan nol assets growt tidak signifikan positif Hipotesis III perbedaan risiko sistamatik beta saham pada perusaaan bangkrut dan tidak: 1 tahun sebelum bangkrut siginifikan ada perbedaan 2 tahun sebelum bangkrut tidak signifikan tidak ada perbedaan Sumber : data diolah 56

C. Dasar Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan firm size dengan Financial Distress Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, serta mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan Solechan, 2007. Dalam penelitian ini menggunakan total aset sebagai indikator ukuran perusahaan kemudian untuk mengecilkan nilai agar menjadi mudah makan di ln logaritma natural, hal ini disebabkan ukuran perusahaan dapat menggambarkan seberapa besar jumlah asset yang dimiliki perusahaan, karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar suatu perusahaan maka kecendrungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal, sehingga kekuatan keuangan perusahaan jika terjadi krisis dapat menghadapi. Menurut penelitian Utama dan Lumondang 2009 dengan melihat suatu keadaan financial distresss dengan menggunakan proksi zscore memberikan hasil positif yang menerangkan semakin besar 57 perusahaan maka semakin besar nilai zscore dan semakin kecil perusahaan tersebut mengalami financial distress. Dengan demikian, hipotesis kesatu dalam penelitian ini adalah : H 1 : Ukuran perusahaan firm size berpengaruh signifikan positif terhadap Z-Score 2. Hubungan book to market dengan Financial Distress Nilai book-to-market yang semakin tinggi menunjukkan bahwa prospek kinerja perusahaan dimasa mendatang buruk Drobetz, 2004 dalam Utama dan Lumondang, 2009. Oleh karena itu, perusahaan dengan book-to-market yang tinggi tersebut cenderung memiliki bankruptcy risk yang tinggi. Dengan kata lain, book-to-market berpengaruh positif terhadap bankruptcy risk sehingga dapat dibaca berpengaruh negatif terhadap zscore. Oleh karena itu, hipotesis hubungan antara book-to market dengan bankruptcy risk adalah sebagai berikut: H 2 : Book-to-market berpengaruh signifikan negatif terhadap Z -score.

3. Hubungan Beta dengan Financial Distress

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

1 29 90

Determinan Merger Dan Akuisisi : studi di perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2013

0 27 0

ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

0 24 250

PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 9

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 5 20

PENUTUP PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 3 5

Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 0 22