Tahap Analisis Data Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013

83 w it = komponen error gabungan Adapun asumsi yang digunakan untuk komponen error adalah u i ~ N 0,σ u 2 ; v t ~ N 0,σ v 2 ; w it ~ N 0,σ w 2 Dalam model efek acak, efek rata-rata dari data cross section dan time series diintreprestasikan dalam intercept. Sedangkan deviasi efek secara random untuk data time series diprestasikan dalam vt dan deviasi untuk data cross section dinyatakan dalam ut. Model ini juga mengasumsikan bahwa error secara individu tidak saling berkolerasi, begitu juga dengan error kombinasinya. Dengan menggunakan model ini maka kita dapat menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlah seperti pada fixed effect model. Hal ini berimplikasi pada parameter hasil estimasi akan menjadi efisien.

2. Tahap Analisis Data

a. Pemilihan Model Pooled Least Square, Fixed Effect dan Random

Effect Gambar 3.1. Pengujian Pemilihan Metode pada Pengolahan Data Panel Sumber : Data diolah Chow Test FIXED EFFECT POOLED LEAST SQUARE RANDOM EFFECT Hausman Test LM Test 1 2 3 84 1 Chow Test Untuk mengetahui apakah model MET lebih baik dibandingkan dengan modelOLS dapat dilakukan dengan melihat signifikansi model MET dapat dilakukandengan uji statistik F. Pengujian seperti ini dikenal juga dengan istilah Uji Chow atau Likelihood Test Ratio. Hipotesis nol H yang digunakan adalah intersep dan slope adalah sama. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H : Model Pooled Least Square restricted H 1 : Model Fixed Effect unrestricted Dasar penolakan terhadap hipotesis nol H yaitu dengan menggunakan F-statistik. Adapun uji F statistiknya adalah sebagai berikut: Dengan n adalah jumlah individu; T merupakan jumlah periode waktu; K adalah banyaknya parameter dalam model MET; RSS 1 dan RSS 2 berturut-turut adalah residual sum of squares untuk model OLS dan MET. Nilai statistik F akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat bebas sebesar n – 1 untuk numerator dan sebesar nT – k denumerator. Jika nilai statistik F lebihbesar dari nilai F tabel pada tingkat signifikansi tertentu, hipotesis nol akan ditolak, yang berarti RSS 1 – RSS 2 n – 1 F hitung = RSS 1 nT – n – K 85 koefisien intesep dan slope adalah sama tidak berlaku, sehingga teknikregresi data panel dengan MET lebih baik dari model regresi data panel dengan OLS Bambang, Juanda dan Junaidi,2012 . 2 Hausman Test Untuk menguji apakah model fixed effect lebih baik dari model random effect, digunakan uji Hausman. Adapun hipotesis dalam pengujian ini dilakukan berikut: H : Model Random Effect H 1 : Model Fixed Effect unrestricted Dengan mengikuti kriteria Wald, nilai statistik Hausman ini akan mengikuti distribusi chi-square sebagai berikut: W = χ 2 [K] = [β, β GLS ] Σ -1 [β, β GLS ] Ketika nilai Hausman dari chi table maka H ditolak dengan kata lain metode yang digunakan adalah fixed effect FEM Bambang, Juanda dan Junaidi, 2012 . Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendekatan pooled least square memiliki kelemahan dikarenakan asumsi atas intercept dan slope yang sama di dalam modelnya sehingga memilliki kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dikarenakan setiap unit cross section memiliki karakteristik tersendiri. Kemudian menurut Judge 1985 diantaranya pendekatan fixed effect dan random effect ada beberapa pertimbangan antara lain: 86 Jika jumlah periode observasi besar dan jumlah unit cross section kecil, maka estimasi dari pendekatan fixed effect dengan random effect tidak jauh berbeda sehingga dapat dipilih pendekatan yang lebih mudah dilakukan yaitu pendekatan fixed effect. Jika jumlah periiode observasi kecil dan jumlah unit cross section besar maka hasil estimasi dari kedua pendekatan tersebut berbeda jauh. Maka apabila unit cross section yang digunakan diyakini diambil secara acak random maka pendekatan random effect yang digunakan. Sebaliknya apabila unit cross section yang digunakan tidak diambil secara acak maka pendekatan fixed effect yang digunakan. Jika kemampuan error individu berkorelasi dengan variabel bebas “x” maka parameter yang didapat dari pendekatan random effect akan bias sementara parameter yang didapat dari pendekatan fixed effect tidak. Jika jumlah periode observasi kecil dan jumlah unit cross section besar maka asumsi yang mendasari random effect lebih dibandingkan pendekatan fixed effect. 3 The Breusch-Pagan LM Test Pengujian untuk memilih apakah model akan dianalisis dengan menggunakan metode random effect atau pooled least square dapat 87 dilakukan dengan The Breusch-Pagan LM Test dimana menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : Model Pooled Least Squarerestricted H 1 : Model Random Effect Dasar penolakan H menggunaka statistik LM Test yang berdasarkan distribusi Chi-square. Jika LM statistics lebih besar dari Chi square table maka tolak H sehingga model yang lebih sesuai dalam menjelaskan dalam permodelan data panel tersebut adalah model pooled least square, begitu pula sebaliknya.

F. Pengujian Statistik

Setelah melakukan pengolahan data dengan metode panel, selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hasil output. Pengujian ini dilakukan menurut kriteria statistic dan kriteria ekonomi. Pada pengujian kriteria ekonomi diuji apakah hasil koefisien regresi sudah sesuai dengan teori ekonomi yang ada. Kriteria stastik dilakukan dengan cara melakukan pengujian-pengujian sebagai berikiut.

1. Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

1 29 90

Determinan Merger Dan Akuisisi : studi di perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2013

0 27 0

ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

0 24 250

PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 9

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 5 20

PENUTUP PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 3 5

Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 0 22