32 b
Tanpa memasukkan unsur dividen Jika unsur dividen tidak digunakan dalam perhitungan investor
mengabaikan dividen, maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja. Rumus yang dapat digunakan sebagai
berikut: Ri = P
1
– P P
Keterangan : Ri : Return yang diharapkan
D
1
: Dividen yang diharapkan P
1
: Harga pasar saham yang diharapkan P
: Harga pasar saham saat penutupan
3. Financial Distress
Financial distress kesulitan keuangan adalah awal terjadinya kebangkrutan pada perusahaan, kesulitan likuiditas yang sangat parah
membuat perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik. Kebangkrutan biasanya diartikan dengan kegagalan perusahan dalam
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan tujuannya Rudianto, 2013. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi atau
penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Menurut Ross, et al,. 2012 Financial distress adalah:
“a situation where a firm‟s operating cash flows are not sufficient to satisfy current obligations such as trade credit or interest expenses and
the firm is forced to take corrective actions ”.
33 Ada beberapa definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya, yaitu economic
failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy, dan legal bankruptcy. Kebangkrutan dari suatu perusahaan dapat diukur
dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut, laporan keuangan perusahaan merupakan satu sumber informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan yang tepat. Data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan
dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi yang mengarah kepada kebangkrutan. Model analisis yang digunakan menggunakan z-
score. Analisis
z-score adalah
metode untuk
memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan
beberapa rasio keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda dengan lainnya Rudianto, 2013.
Menurut Blocket et al., 2009 dalam McDowell, 2009 kriteria dari financial distress berupa kondisi entitas yang secara teknis tidak
dapat membayar hutang yang dimiliki meskipun memiliki kekayaan bersih positif, secara sederhana dapat dikatakan aset lancar tidak
mencukupi untuk membayar hutang lancar jangka pendek. Kriteria
34 kedua berupa nilai pasar yang ditunjukan entitas, dimana nilai aset entitas
lebih rendah daripada hutang yang dimiliki sehingga berada pada posisi nilai kekayaan negatif, secara teknis entitas berada pada kondisi bangkrut
sehingga bisa dikatakan entitas mengalami kegagalan bisnis business failure.
Sehingga dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa perusahaan yang mengalami keadaan financial distress memiliki penyebab yang
berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain, penyebab suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan disebabkan melalui faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal meliputi kondisi keuangan maupun non keuangan. Faktor keuangan misalnya adalah jumlah hutang yang terlalu
besar, kebijakan dividen, dan sebagainya. Faktor non keuangan misalnya kesalahan dalam pemilihan lokasi dan pasar, dan sebagainya. Faktor
eksternal misalnya adalah bencana alam, persaingan yang hebat, berkurangnya permintaan, perubahan minat pasar, perubahan budaya, dan
sebagainya.
4. Z-Score