91 melihat  pengaruh  penambahan  variabel  bebas,  apakah  variabel  tersebut
mampu  memperkuat  variasi  penjelasan  variabel  terikat.  Adapun perhitungan nilai Adjusted R
2
adalah sebagai berikut: Adjusted R
2
= k
N N
R 1
1 1
2
Dimana : N = banyak observasi
k = banyaknya variabel bebas
8. Pelanggaran Asumsi Dasar Statistik
Pengujian  pelanggaran  asumsi  guna melihat apakah  penduka  model yang  digunakan  memenuhi  syarat  BLUE  Best  Linear  Unbiased
Estimator  yaitu  yang  tidak  melanggar  asumsi  regresi  multikolinearitas, heteroskedacity, dan auto korelasi.
a. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas  merupakan  suatu  pelanggaran  asumsi  dalam persamaan  regresi  berganda  dimana  varians  dari  setiap  error  dari
variabel bebas tidak konstan dari waktu kewaktu. Heteroskedastisitas menyebabkan  hasil  estimasi  dengan  OLS  akan  menghasilkan
parameter  yang  bias,  tidak  efisien  meskipun  konsisten.  Artinya koefisien yang dihasilkan bukan dari varian error terkecil.
Dalam  program  eviews  7.1  tes  untuk  melihat  apakah  terdapat heteroskedastisitas
dalam suatu
persamaan adalah
dengan menggunakan  White-test.  Penguji  ini  untuk  melihat  nilai  obsR-
square  lebih  besar  daripada  chi-square,  maka  dalam  model  tersebut
92 ada  masalah  heteroskedastisitas.  Apabila terdapat  masalah  ini  dalam
model  maka  dilakukan  pengobatan  dengan  menggunakan  model generilazed  least  square.  Dengan  menggunakan  data  panel  maka
model  diberi  perlakuan cross  section  weight  dan  white
heteroskedasticity-consistent  standart  error  dan  covariance  untuk mengantisipasi adanya data yang bersifat heteroskedasticity.
b. Uji Auto Korelasi
Autokorelasi  biasanya  timbul  pada  maslah  data  time  series, dimana  kesalahan  error  acak  dari  suatu  observasi  tidak  hanya
berpengaruh  untuk  periode  tersebut,  namun  juga  yang  terjadi  pada periode yang akan datang. Masalah autokorelasi ini timbul jika error
term suatu observasi mempunyai korelasi dengan error observasi lain atau  dengan  kata  lain  adanya  suatu  data  yang  dipengaruhi  oleh  data
sebelumnya. Masalah  autokorelasi  dapat  dideteksi  dari  angka  durbin  Watson
stat,  dimana  apabila  nilai  4DW2  terdapat  indikasi  negatif  serial auto  correlation  atau  DW2  terdapat  indikasi  positive  serial  auto
correlations.  Salah  satu  alternative  yang  dipakai  untuk  mengetahui masalah  autokorelasi  dapat  digunakan  breusch-godfrey  serial
correlatin LM test, yang tersedia dalam program eviews.
93
Reject H0
Evidence  of Positive
Auto- correlation
Zone of
Indecision Do not reject
H0 or H1 or both
Zone of Indecision
Reject H1 Evidence of
Negative Auto-
Correlation
0               di du
4-du 4-di
4 Sumber : Ghozali, 2012
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas  adalah  suatu  gejala  pada  persamaan  regresi dimana  terdapat  hubungan  linier  antar  variabel  bebas  dalam
persamaan.  Indikasi  bahwa  suatu  model  OLS  mengalami  masalah multikolinearitas  ini  adalah  apabila  nilai  koefisien  determinasi  R-
squared  yang besar serta uji-F model keseluruhan yang  signifikan namun  terdapat  uji-t  variabel  bebas  yang  tidak  signifikan.  Untuk
mengetahui  seberapa  parahnya  masalah  multikolinearitas  ini  dapat digunkan  correlation  matrix  yang  terdapat  pada  program  eviews.
Apabila  nilai  korelasi  variabel  independen  dalam  matriks  korelasi melebihi  0,8  maka  terdapat  masalah  multikolinearitas  yang  parah
dalam  model.  Untuk  mengeliminasi  masalah  ini  agak  sulit dikarenakan  kita  tidak  dapat  begitu  saja  menghilangkan  variabel
94 independen  yang  digunakan  karena  dapat  menyebabkan  hilangnya
esensi dari model dan menimbulkan bias pada hasil estimasi.
Pelanggaran  asumsi  klasik  terhadap  estimasi  model  fixed  effect, hal  ini  perlu  dilakukan  agar  hasil  estimasi  telah  memenuhi  kriteria
BLUE  Best  Linier  Unbiased  Estimator.  Oleh  karenanya,  dapat dipastikan  model  ini  terbebas  dari  multikolinier.  Model  yang
digunakan  juga  terbebas  dari  masalah  autokorelasi,  karena  menurut Nachrowi  dan  Usman  2006  model  data  panel  tidak  membutuhkan
asumsi  terbebasnya  model  dari  serial  korelasi  autokorelasi. Sedangkan  untuk  masalah  heteroskedastik,  model  telah  diestimasi
menggunakan  metode  GLS  White  Heteroscedasticity  Consistent Standard  Error  and  Covariance  sehingga  diasumsikan  model  sudah
bersifat homoskedastik.
G. Operasionalisaisi Variabel Penelitian
Dalam  bagian  ini akan  diuraikan  definisi  dari  masing-masing  variabel  yang digunakan beserta operasional dan pengukurannya. Adapun operasionalisasi
variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Dependen a.
Return Saham Return
Return  saham  pada  dasarnya  adalah  keuntungan  yang  dinikmati oleh  investor  atas  investasi  saham  yang  dilakukannya.  Proksi  return
95 saham  pada  penelitian  ini  yaitu  subsequent  return,  yaitu  merupakan
return bulanan selama satu tahun dimulai 6 bulan setelah tahun fiskal berakhir.  Contoh:  perusahaan  dengan  laporan  keuangan  tahun  2009
maka  subsequent  return  perusahaan  yang  digunakan  dari  bulan  Juli 2009  sampai  dengan  Juni  2010  Dhicev,  1998  dalam  Utama  dan
Lumondang,  2009.    Secara  matematis  return  saham  dapat diformulasikan sebagai berikut
R
ti
=
1 ti
P 1
- ti
P -
ti P
Dimana : R
ti
= Return realisasi saham i pada periode t Pt
i
= Harga saham i pada akhir periode t
P
ti-1
= Harga saham i pada awal periode t
2. Variabel Independen