Hubungan Beta dengan Financial Distress Hubungan Earning dengan Financial Distress

57 perusahaan maka semakin besar nilai zscore dan semakin kecil perusahaan tersebut mengalami financial distress. Dengan demikian, hipotesis kesatu dalam penelitian ini adalah : H 1 : Ukuran perusahaan firm size berpengaruh signifikan positif terhadap Z-Score 2. Hubungan book to market dengan Financial Distress Nilai book-to-market yang semakin tinggi menunjukkan bahwa prospek kinerja perusahaan dimasa mendatang buruk Drobetz, 2004 dalam Utama dan Lumondang, 2009. Oleh karena itu, perusahaan dengan book-to-market yang tinggi tersebut cenderung memiliki bankruptcy risk yang tinggi. Dengan kata lain, book-to-market berpengaruh positif terhadap bankruptcy risk sehingga dapat dibaca berpengaruh negatif terhadap zscore. Oleh karena itu, hipotesis hubungan antara book-to market dengan bankruptcy risk adalah sebagai berikut: H 2 : Book-to-market berpengaruh signifikan negatif terhadap Z -score.

3. Hubungan Beta dengan Financial Distress

Beta merupakan index dari risiko sistematis karena kondisi pasar Moeljadi, 2006. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah dalam hal pengambilan keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio yang 58 terdiversifikasi dengan baik. Sedangkan manajer sebaliknya lebih peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. Menurut Wahidahwati 2002 dalam Yeniatie dan Nichen 2010, ada dua alasan yang mendasari hal ini yaitu pertama, bagian substantif dari kekayaan mereka di dalam specific human capital perusahaan, membuat manajer non diversifiable. Kedua, manajer akan terancam reputasinya, demikian juga kemampuan menghasilkan earning perusahaan, apabila perusahaan mengalami kebangkrutan. Sehingga kemampuan risiko sistematis dapat membuat pihak manajer berpikir antara mengambil keputusan atau mengikuti keinginan para pemegang saham. Dengan kata lain, risiko sistematis yang tercermin dalam beta berpengaruh negatif terhadap bankruptcy risk. Menururt Endra 2001 dalam penelitiannya menjelaskan, semakin besar beta, maka semakin besar pula risiko suatu saham reksa dana semakin besar risiko maka akan semakin besar pula perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan. Dalam penelitian Endra 2001 beta saham mempengaruhi kebangkrutan secara signifikan postif jika melihat keadaan 1 tahun kebangkrutan perusahaan dan signifikan negatif jika keadaan 2 tahun kebangkrutan perusahaan. Maka dengan itu, hipotesis hubungan antara beta dengan bankruptcy risk adalah sebagai berikut: H 3 : Beta berpengaruh signifikan negatif terhadap Z-score. 59

4. Hubungan Earning dengan Financial Distress

Perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh laba, yang nantinya digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya Wahyuningsih dan Suryanawa, 2012. Sebuah perusahaan tentu akan menghindari kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan kondisi financial distress yang terburuk. Financial distress sendiri merupakan penurunan kondisi keuangan perusahaan sebelum mencapai kebangkrutan Platt dan Platt, 2002. Menurut Elloumi dan Gueyie 2001 dalam Saleh dan Sudiyatmo 2013 perusahaan menuju kebangkrutan didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki laba per lembar saham Earning Per Share negatif. EPS merupakan rasio yang paling banyak digunakan oleh pemegang saham dalam menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, hipotesis hubungan antara earning dengan bankruptcy risk adalah sebagai berikut: H 4 : Earning berpengaruh signifikan positif terhadap Z-score.

5. Hubungan Ukuran Perusahaan , Book to Market, Beta dan Earning

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

1 29 90

Determinan Merger Dan Akuisisi : studi di perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2013

0 27 0

ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

0 24 250

PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 2 9

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 5 20

PENUTUP PENGARUH EARNING YIELD, DIVIDEND YIELD DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP EARNING YIELD TAHUN BERIKUTNYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2009.

0 3 5

Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 0 22