43 a.
Credit  evaluation  –  untuk  loan  officers  dan  manajer  kredit dalam menerima atau menolak aplikasi pinjaman.
b. Private investment analysis – untuk stock brokers dan investor-
investor  individu  dalam  mengevaluasi  tingkat  keamanan investasi yang lakakukan.
c. M    A  analysis  –  untuk  mempertimbangkan  kelayakan  entitas
sebelum dan sesudah reorganisasi perusahaan. d.
Turn  around  management  –  untuk  mengembangkan  rencana darurat dan strategi perubahan haluan untuk segera memperbaiki
situasi yang memburuk. e.
Insurance  under  writing  –  untuk  menilai  potensi  risiko  kredit, mengusulkan  untuk  diasuransikan  termasuk  pembagian  risiko
dan self-insured retentions. f.
Corporate governance – analisis direksi dan komite audit untuk kemampuan  kelangsungan  perusahaan,  pertimbangan  risiko
perusahaan, dan analisis skenario merger dan akuisisi
5. Firm Size Ukuran Perusahaan
Ukuran  perusahaan  merupakan  suatu  skala  pengklasifikasian perusahaan  menurut  besar  kecilnya.  Besar  kecilnya  suatu  perusahaan
dapat  dilihat  dari  jumlah  pendapatan,  total  asset,  jumlah  karyawan  dan total  modal.  Semakin  besar  ukuran  pendapatan,  total  asset,  jumlah
44 karyawan dan total modal maka akan mencerminkan keadaan perusahaan
yang semakin kuat Basyaib, 2007 dalam Mutia et.al, 2011. Firm  size  adalah  ukuran  dari  suatu  perusahaan  yang  dilihat  dari
market capitalization. Market capitalization adalah nilai total dari semua outstanding shares yang ada, perhitungannya dapat dilakukan dengan cara
mengalikan  banyaknya  saham  yang  beredar  dengan  harga  pasar  saat  ini.
Market capitalizationFirm size dapat dihitung dengan rumus:
Firm Size = Harga Saham x Jumlah Saham Beredar Atau
Firm Size = log total asset Secara  umum,  perusahaan  besar  akan  mengungkapkan  informasi
lebih  banyak  daripada  perusahaan  kecil.  Dalam  teori  keagenan  bahwa pihak manajer merupakan jembatan pemberi informasi ke pihak eksternal
maka  semakin  besar  ukuran  perusahaan  maka  informasi  yang disampaikan ke pihak eksternal semakin banyak dana akan menimbulkan
biaya  keagenan  yang  besar  dari  pada  perusahaan  yang  kecil  dengan penyampaian  informasi  merupakan  bagian  dari  upaya  perusahaan  untuk
mewujudkan akuntabilitas public. Ukuran  perusahaan  adalah  tolak  ukur  besar  kecilnya  perusahaan
dengan melihat besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset yang  dimiliki  perusahaan.  Namun  demikan,  Firm  Size  mungkin  juga
menjadi  alternatif  untuk  informasi  yang  dimiliki  pihak  luar.  Perusahaan
45 yang besar sering diversifikasikan lebih luas dan memiliki arus kas yang
lebih  stabil  sehingga  kemungkinan  pailit  lebih  kecil  dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, perusahaan
yang  besar  akan  lebih  aman  dalam  memperoleh  hutang  karena perusahaan  mampu  dalam  pemenuhan  kewajibanya  dengan  adanya
diversifikasi  yang  lebih  luas  dan  memiliki  arus  kas  yang  stabil,  dan  hal ini berarti struktur modalnya juga akan meningkat.
6.
Book to Market Ratio
Book  to  Market  Ratio  merupakan  perbandingan  antara  nilai  buku saham suatu perusahaan dengan nilai pasarnya di pasar modal. Nilai pasar
adalah nilai ekuitas yang dipandang oleh investor. Rumus book to market ratio adalah:
equity of
value Market
Equity of
Value Book
rasio Market
to Book
atau
lembar per
Saham Harga
lembar per
Equity of
Value Book
rasio Market
to Book
Book  to  market  ratio  merupakan  faktor  risiko  yang  harus diperhatikan  oleh  para  investor,  karena  book  to  market  ratio  yang  tinggi
dapat  dijadikan  indikator  bahwa  perusahaan  tersebut  masih  undervalue. Rasio  book  to  market    menyatakan  perbandingan  book  equity  terhadap
market equity perusahaan.  Fama dan French 1995 mendefinisikan book to market yaitu:
46 “book common equity for the fiscal year ending in calendar year t-1,
divied by market equity at the end of December of the year t- 1”.
Book  to  market  ratio  dihitung  dengan  membagi  equity  per  share dengan  closing  price  bulan  Desember  akhir  tahun,  untuk  membagi
perusahaan  menjadi  dua  yaitu  perusahaan  dengan  book  to  market  ratio rendah  dan  tinggi.  Book  to  market  ratio  merupakan  rasio  yang  sering
digunakan  dalam  menganalisis  besarnya  keuntungan  dari  saham. Beberapa  alasan  investor  menggunakan  book  to  market  ratio  di  dalam
menganalisis investasi antara lain : 1.
Book  value  memberikan  pengukuran  yang  relatif  stabil,  untuk dibandingkan  dengan  market  price.  Untuk  investor  yang  tidak
mempercayai estimasi discounted cash flow, book value dapat menjadi benchmark dalam memperbandingkan dengan market price.
2. Karena standar akuntansi yang hampir sama pada setiap perusahaan,
book  to  market  ratio  bisa  dikomparasikan  dengan  perusahaan  lain yang  berada  pada  satu  sektor,  untuk  mengetahui  apakah  perusahaan
tersebut masih undervalue atau sudah overvalue. 3.
Perusahaan  dengan  earnings  negatif,  sehingga  tidak  bisa  dinilai dengan  menggunakan  earning  price  ratio,  dapat  dievaluasi  dengan
menggunakan  book  to  market  ratio.  Perusahaan  yang  mempunyai book  value  negatif,  lebih  sedikit  daripada  perusahaan  yang
mempunyai earnings negatif.
47 Penggunaan  book  to  market    menjadi  indikator  pengukur  kinerja
perusahaan.  Semakin  baik  kinerja  perusahaan  akan  memberikan  nilai positif  untuk  rasio  book  to  market  dan  sebaliknya.  Dalam  penelitian  ini
penggunaan  book  to  marker  rasio  mengacu  dalam  penelitian  Utama  dan Lumondang 2000 yang menyebutkan bahwa penggunaan book to market
menghilangkan  nilai  negatif  karena  tidak  mencerminkan  growth  suatu perusahaan dan  book to market  menunjukkan rasio nilai perusahaan  yang
dihitung oleh akuntan terhadap nilai perusahaan yang dinilai publik.
7. Beta Saham