hukum Islam darul Islam di luar hubungan kepemilikan budak atau nikah atau syubhat
kepemilikan atau syubhat nikah.
31
Bila kita breakdown definisi Al-Hanafiyah ini maka kita bisa melihat lebih detail lagi :
1. Hubungan seksual : sedangkan percumbuan yang
tidak sampai penetrasi bukanlah dikatakan sebagai zina.
2. yang haram : maksudnya pelakuknya adalah seorang
mukallaf aqil baligh. Maka orang gila atau atau anak kecil tidak masuk dalam definisi ini.
3. pada kemaluan : sehingga bila dilakukan pada dubur
bukanlah termasuk zina oleh Al-Imam Abu Hanifah. Sedangkan oleh Al-Malikiyah, Asy-Syafiiyah dan Al-
Hanabilah meski dilakukan pada dubur sudah termasuk zina.
4. wanita : bila dilakukan pada sesama jenis atau pada
binatang bukan termasuk zina.
5. yang hidup : bila dilakukan pada mayat bukan
termasuk zina. 6. musytahah : maksudnya adalah bukan wanita anak kecil
yang secara umum tidak menarik untuk disetubuhi.
7. dalam kondisi tanpa paksaan : perkosaan yang
dialami seorang wanita tidaklah mewajibkan dirinya harus dihukum.
31
Al-Bada’i 7: 33 dan Al-Bidayah Syarhul Hidayah 4:138
8. dan dilakukan di wilayah hukum Islam darul Islam
9. di luar hubungan kepemilikan budak atau nikah atau syubhat kepemilikan atau syubhat nikah.
Dalam pengertian zina, terkandung beberapa hal yang menentukan apakah sebuah perbuatan itu termasuk zina
secara syar`i atau tidak, antara lain :
Pelakunya adalah seorang mukallaf, yaitu aqil dan baligh. Sedangkan bila seorang anak kecil atau orang
gila melakukan hubungan seksual di luar nikah maka tidak termasuk dalam kategori zina secara syar`i yang
wajib dikenakan sangsi yang sudah baku. Begitu juga bila dilakukan oleh seorang idiot yang para medis
mengakui kekuranganya itu.
Pasangan zinanya itu adalah seorang manusia baik laki-laki ataupun seorang wanita. Sehingga bila seorang
laki-laki berhubungan seksual dengan binatang seperti anjing, sapi dan lain-lain tidak termasuk dalam kategori
zina, namun punya hukum tersendiri.
Dilakukan dengan manusia yang masih hidup. Sedangkan bila seseorang menyetubuhi seorang mayat
yang telah mati, juga tidak termasuk dalam kategori zina yang dimaksud dan memiliki konsekuensi hukum
tersendiri.
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa zina itu
hanyalah bila dilakukan dengan memasukkan kemaluan lak-laki ke dalam kemaluan wanita. Jadi
bila dimasukkan ke dalam dubur anus, tidak termasuk kategori zina yang dimaksud dan memiliki hukum