pada malam bila ingin buang air di antara semak dan pohon. Sehingga tidak bisa dibedakan antara wanita
merdeka dan budak. Orang-orang fasiq di Madinah sebagaimana kebiasaan jahiliyah sering menggoda para
budak wanita. Namun seringkali malah menggoda para wanita merdeka dengan alasan bahwa mereka salah kira.
Sehingga turunlah ayat ini untuk membedakan antara wanita merdeka dengan budak, yaitu dengan memakai
jilbab yang panjang dan lebar.
34. Batas Aurat Wanita
Khilaf dan perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang batasan aurat wanita itu akan selalu ada, selama
nash-nash itu sendiri memang mengandung khilaf dan perbedaan penafsiran serta variasi istimbath hukum.
Selama masih ada dari umat ini yang berpegang kepada kekerasan gaya Ibnu Umar ra dan keluwesan Ibnu Abbas
ra. Dan selama para shahabat ada yang shalat Ashar di jalan dan ada yang shalat Ashar di Bani Quraidhah.
Namun semua itu bukanlah aib dan dosa, melainkan justru rahmat dari Allaw Azza Wa Jalla. Yang pendapatnya
salah mendapat uzur dan justru mendapat satu pahala. Bahkan ada yang mengatakan bahwa tidak ada kesalahan
dalam ijtihad masalah cabang-cabang furu`.
Namun di balik khilaf dalam masalah ini, tidak ada salahnya kami kemukakan dalil-dalil dari masing-masing
pihak, baik yang mewajibkan niqab tutup muka bagi wanita maupun yang tidak mewajibkan.
1. YANG MEWAJIBKAN TUTUP MUKA NIQAB Mereka yang mewajibkan setiap wanita untuk menutup
muka memakai niqab berangkat dari pendapat bahwa wajah itu bagian dari aurat wanita yang wajib ditutup dan
haram dilihat oleh lain jenis non mahram.
Dalil-dalil yang mereka kemukakan antara lain : a. Ayat Hijab Surat Al-Ahzab : 59
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Ahzah : 59
Ayat ini adalah ayat yang paling utama dan paling sering dikemukakan oleh pendukung wajibnya niqab.
Mereka mengutip pendapat para mufassirin terhadap ayat ini bahwa Allah mewajibkan para wanita untuk
menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka termasuk kepala, muka dan semuanya, kecuali satu mata untuk
melihat. Riwayat ini dikutip dari pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas`ud, Ubaidah As-Salmani dan lainnya, meskipun
tidak ada kesepakatan diantara mereka tentang makna ‘jilbab’ dan makna ‘menjulurkan’.
Namun bila diteliti lebih jauh, ada ketidak-konsistenan nukilan pendapat dari Ibnu Abbas tentang wajibnya niqab.
Karena dalam tafsir di surat An-Nuur yang berbunyi kecuali yang zahir darinya, Ibnu Abbas justru berpendapat
sebaliknya.
Para ulama yang tidak mewajibkan niqab mengatakan bahwa ayat ini sama sekali tidak bicara tentang wajibnya
menutup muka bagi wanita, baik secara bahasa maupun secara `urf kebiasaan. Karena yang diperintahkan jsutru
menjulurkan kain ke dadanya, bukan ke mukanya. Dan tidak ditemukan ayat lainnya yang memerintahkan untuk
menutup wajah.
b. Surat An-Nuur : 31
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka