Faktor Pendukung dan Penghambat Program Ketrampilan Tata Rias

112 c. Bagi Lembaga: lembaga bisa lebih dipercaya di masyarakat karena memberikan kontribusi. Dari tahun ke tahun Panti Sosial Bina Remaja sudah banyak menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam bidangnya sehingga remaja lulusan dari Panti Sosial Bina Remaja selalu di minta untuk bekerja di perusahaan atau tempat usaha di masyarakat. Selain itu Panti Sosial Bina Remaja juga sangat peduli kepada anak dan remaja yang menyandang masalah kesejahteraan sosial. 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan program ketrampilan tata rias dalam memberdayakan remaja di Panti Sosial Bina Remaja terdiri dari 3 tiga tahap yaitu: 1 Tahap persiapan pelaksanaan, terdiri dari 6 enam jenis yaitu karakteristik peserta pelatihan dan cara perekrutannya, karakteristik instruktur dan perekrutannya, sarana dan prasarana, alokasi waktu, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran; 2 Tahap proses pelaksanaan meliputi: a pendahuluan yang berisi pemberian motivasi, bina suasana, tanggapan dari peserta pelatihan, dan sosialisasi tata tertib, b langkah-langkah pelatihan terdiri dari pemberian materi teori, peragaan alat-alat tata rias, pendampingan, dan materi praktek, c refleksi meliputi sharing, feedback umpan balik, dan membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya; 3 Tahap evaluasi dengan menggunakan 2 jenis evaluasi yaitu evaluasi teori dan praktek yang dilakukan melalui ulangan bulanan, praktek kerja lapangan dan ujian akhir. 2. Faktor pendukung program keterampilan tata rias dalam memberdayakan remaja di Panti Sosial Bina Remaja yaitu: 1 Tanggapan yang positif dari masyarakat khususnya para remaja putus 114 sekolah yang menjadi anak binaan PSBR tentang adanya PSBR; 2 Kemauan yang tinggi dari peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan khusunya ketrampilan tata rias salon; 3 Sumber daya manusia yang terlatih dan memadai; 4 Adanya kerjasama dengan pihak lain; 5 Edukasi dan informasi bisa dilakukan. Faktor penghambat program keterampilan tata rias dalam memberdayakan remaja di Panti Sosial Bina Remaja yaitu: 1 Kemampuan anak yang berbeda-beda dalam menerima pelatihan; 2 Latar belakang kehidupan sosial ekonomi anak yang berbeda-beda sebelum masuk panti; 3 Fasilitas yang tersedia masih relatif kurang; 4 Jumlah personil pengelola semakin berkurang. 3. Dampak dari pelaksanaan program ketrampilan tata rias dalam memberdayakan remaja di Panti Sosial Bina Remaja yaitu: 1 Bagi pengelola dan instruktur: ada rasa kepuasan tersendiri karena melihat anak didiknya berhasil dan dapat mandiri di dalam masyarakat ssehingga tujuan yang ada sudah terpenuhi; 2 Bagi peserta pelatihan: dapat menambah ketrampilan yang bisa digunakan untuk bekerja dan membuka peluang usaha sehingga peserta pelatihan bisa lebih mandiri; 3 Bagi lembaga: lembaga bisa lebih dipercaya di masyarakat karena memberikan kontribusi. 115

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Perhatian dari Pemerintah sangatlah dibutuhkan terhadap lembaga sosial yang masih perlu adanya peningkatan terkait sarana-prasarana yang masih perlu adanya pembaharuan agar mampu mencukupi kebutuhan, dan penyediaan lapangan pekerjaan. 2. Bagi pihak Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta a. Selalu manjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait dan mitra kerja Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Departemen Agama, Kepolisian, Dinas Narkersos, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, Pengusaha, Perorangan agar pelatihan sejenis dapat terus terlaksana. b. Pemberian motivasi kepada para peserta pelatihan atau anak binaan panti yang perlu ditingkatkan melalui kegiatan bimbingan- bimbingan dan keterampilan yang ada. c. Perlu adanya penambahan fasilitas dan alat-alat pelatihan khususnya dalam keterampilan tata rias agar peserta pelatihan dapat belajar secara optimal dengan media yang dapat mencukupi kebutuhan peserta pelatihan.