Evaluasi Pelaksanaan Keterampilan Tata Rias
90 tata rias. Seperti yang diungkap oleh ibu “YN” selaku pengelola
PSBR, “…anak-anak di sini sangat senang mbak dalam mengikuti
pelatihan, itu dibuktikan dengan mereka selalu aktif mengikuti pelatiahn dan jarang bolos…” CW II .
Hal serupa juga diungkapkan oleh “NN” selaku instruktur
pelatihan keterampilan tata rias. “…antusias para peserta pelatihan di sini sangat besar mbak,
mereka jarang sekali bolos dan selalu memperhatikan pelajaran yang saya ajarkan…” CW V.
3 Sumber daya manusia yang terlatih dan memadai
Bahwa sumber daya manusia yang meliputi pengelola dan instruktur yang terdapat di Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta
cukup terlatih sehingga peserta pelatihan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Untuk pengelola dari Panti Sosial Bina Remaja
Yogyakarta ini sebagian besar staf atau pegawainya berdasarkan penyeleksian yang dilakukan oleh Dinas Sosial Yogyakarta. Untuk
instruktur pada progran keterampilan yang ada di panti khususnya keterampilan tata rias salon ditunjuk dari pihak lembaga setempat
dan memiliki keterampilan di dalam memberikan pelatihan. Seperti yang diungkap oleh “WD” selaku pengelola PSBR,
“…pengelola yang ada di PSBR ini semuanya berdasarkan penyeleksian yang dilakukan oleh Dinas Sosial Yogyakarta,
jadi tidak sembarangan orang bias masuk menjadi pengelola di PSBR ini, sehingga semuanya sudah terlatih terlebih
dahulu begitupun juga dengan semua instruktur yang ada dip anti ini…” CW I.
91 Hal senada juga diungkap oleh “ND” selaku pengelola PSBR,
“…pengelola di sini semua berdasarkan penyeleksian yang dilakukan oleh Dinas Sosial Yogyakarta mbak, kalau untuk
instrukturnya di tunjuk langsung dari pihak panti berdasarkan rapat koordinator terlebih dahulu dan untuk instrukturnya
harus sudah memiliki pengalaman di bidang tata rias,memiliki usaha salon sendiri, dan memiliki sertifikat…”
CW II.
4 Adanya kerjasama dengan pihak lain.
Panti Sosial Bina Remaja menjalin kerjasama dengan pihak lain di luar panti seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Departemen
Agama, organisasi masyarakat, perguruan tinggi dan pengusaha. Adanya kerjasama ini sangat menguntungkan bagi pihak panti
karena pihak panti sangat terbantu terkait dengan hal dana dan dalam pemberian bimbingan-bimbingan. Seperti yang diungkap
oleh “WD” selaku pengelola PSBR, “…panti sosial bina remaja dari dulu selalu menjalin
kerjasama dengan pihak lain seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Departemen Agama, organisasi masyarakat,
perguruan tinggi dan pengusaha, kerjasama ini dilakukan dalam hal pemberian bimbingan-bimbingan…” CW I.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu “YN” selaku pengelola
PSBR, “…PSBR ini setiap tahunnya selalu mengadakan kerjasama
dengan pihak luar, kerjasama ini dilakukan terkait dengan hal dana dan pemberian bimbingan-bimbingan mbak…” CW II.
92 5
Edukasi dan informasi bisa dilakukan. Panti Sosial Bina Remaja sering dijadikan sebagai tempat
penelitian, KKN dan PKL mahasiswa yang sedang menempuh skripsi ataupun perkuliahan sehingga antara pihak panti dan
mahasiswa bisa saling bertukar informasi. Hal tersebut diungkapkan oleh bapak “WD” selaku
pengelola Panti Sosial Bina Remja: “Faktor pendukung program khususnya ketrampilan tata
rias ini salah satunya educasi seperti mbak yang sedang mengadakan penelitian ini, dan kitapun bisa saling bertukar
informasi tentang pendidikan” CW I.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu “DW” selaku instruktur program ketrampilan tata rias:
“PSBR ini sering dijadikan sebagai ttempat penelitian, KKN, PPL dan magang mbak, itu bisa menjadi faktor
pendukung buat kita karena kita bisa saling bertukar informasi” CW IV.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dapat di simpulkan faktor pendukung dari program ketrampilan tata rias ini
yaitu tanggapan yang positif dari masyarakat khususnya para
remaja putus sekolah yang menjadi anak binaan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta, kemauan yang tinggi dari peserta pelatihan
dalam mengikuti ketrampilan tata rias, sumber daya manusia yang terlatih dan memadai, adanya kerjasama dengan pihak lain, edukasi
dan informasi dapat dilakukan.