16 a
Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b
Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.
c Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d Egosentrisme kepentingan diri sendiri lebih baik dari orang lain.
e Tumbuh perasaan pembatas yang memisahkan diri pribadinya
private self dan masyarakat umum. Remaja yang menjadi warga binaan Panti Sosial Bina Remaja ini
termasuk remaja madya karena terkadang mereka masih berada dalam kondisi kebingungan dan tidak tahu memilih yang mana terbaik untuk
dirinya.
4. Batasan Usia Remaja
Mengenai batasan usia remaja Sarlito W. Sarwono 2007: 14 menyatakan bahwa, “acuan umur untuk remaja Indonesia dapat digunakan
batasan usia 11-24 tahun atau belum menikah”. Simanjutak dalam Panut Panuju dan Ida Umami 1999: 3 mengemukakan bahwa, “masa pubertas
berada dalam usia antara 15-18 tahun, dan masa adolescence masa remaja dalam usia antara 18-21 tahun. Hal ini berarti bahwa usia remaja
adalah 15-21 tahun”. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam Panut Panuju dan Ida Umami 1999: 4 “rentangan usia remaja antara 13-21 tahun, yang
dibagi pula dalam masa remaja awal usia 1314 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir 17 -21 tahun”.
17 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa
remaja adalah individu yang berusia antara 11 sampai 24 tahun dan berada dalam masa perkembangan menuju masa dewasa. Secara teoritis dan
empiris, rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja
awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia 1213 tahun sampai 1718 tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 1718 tahun
sampai 2122 tahun.
5. Tentang Pemberdayaan
Menurut Kindervater dalam Kusnadi, dkk 2005: 220 “pemberdayaan adalah proses peningkatan kemampuan seseorang baik
dalam arti pengetahuan, keterampilan, maupun sikap agar dapat memahami dan mengontrol kekuatan sosial, ekonomi, dan atau politik
sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat”. Parson dalam Gunawan Sumodiningrat dan Ariwibowo Adhi Suprajitno, 2009:
11 mengungkapkan pemberdayaan adalah “Sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadiaan-kejadiaan serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan
yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatianya”.
Menurut Ambar Teguh S 2004: 80-82 tujuan yang ingin dicapai
dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir,