Persiapan Pelaksanaan Program Ketrampilan Tata Rias.

104 digunakan banyak memakai metode praktek sebab dengan metode tersebut peserta lebih tertarik dan mudah memahami. Untuk lebih memudahkan dalam proses pelatihan serta pembagian kerja prakteknya setiap peserta yang dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap individu bergantian menjadi model yang akan di rias.

b. Proses Pelaksanaan Ketrampilan Tata Rias.

Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan pelatihan yang meliputi pendahuluan, langkah-langkah proses pelatihan dan refleksi. Dalam proses pelaksanaan program keterampilan tata rias, para remaja putus sekolah atau remaja terlantar tersebut diberikan pembelajaran keterampilan baik teori maupun praktek selama 9 sembilan bulan dan 2 dua bulan di khususkan guna kegiatan magang atau PBK Praktek Belajar Kerja. 1 Pendahuluan Berdasarkan hasil penelitian tahap awal pada proses pelaksanaan keterampilan tata rias adalah 1 pemberian motivasi melalui ceramah kepada peserta pelatihan agar para peserta pelatihan lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti proses pelatiahan; 2 bina suasana yang dilakukan melalui ceramah untuk menciptakan suasana yang baik sebelum proses pelatihan; 3 tanggapan yaitu berupa tanya jawab dari peserta pelatihan tentang pelatihan tata rias yang dilaksanakan; 4 sosialisasi tata tertib yaitu instruktur dan peserta pelatihan bersama-sama membuat 105 kesepakatan tentang tata tertib sehingga proses pelatihan dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Dalam tahap ini sesuai dengan teorinya Hasibuan Moedjiono 2006: 39 tentang tahap-tahap sebelum pengajaran yaitu pemberian penguatan, pemberian motivasi, bina suasana, penentuan model dan keterlibatan aktif siswa. 2 Langkah- Langkah Proses Pelaksanaan Pada proses pelatihan berlangsung pihak panti berusaha menempatkan instruktur, nara sumber dan peserta pelatihan dalam satu kedudukan yang masing-masing pihak saling membutuhkan untuk kualitas output pembelajaran dan pembentukan sikap positif. Peran tersebut didukung dengan adanya pengelolaan kegiatan belajar dalam menyampaikan materi secara sistematis sehingga menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga belajar. Dalam langkah- langkah proses pelaksanaan pelatihan dilakukan beberapa tahap yaitu 1 pemberian materi teori yang dimaksudkan agar peserta pelatihan mengetahui secara tertulis atau teori, pemberian materi teori merupakan langkah awal dalam kegiatan pertama namun terkadang proses pemberian teori dilakukan sehari penuh untuk teori yang tergolong berat; 2 Peragaan alat-alat tata rias, dilakukan agar peserta pelatihan dapat mengetahui bagaimana cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan sehingga peserta didik bisa langsung dengan mudah 106 dalam menggunakannya; 3 Pendampingan dilakukan dengan tujuan untuk mengamati jalannya proses pelatihan praktek yang dilakukan oleh peserta pelatihan sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan bisa langsung diatasi; 4 praktek, dilakukan agar peserta bisa praktek langsung tentang teknik-teknik tata rias, pada proses pelatihan lebih banyak materi praktek daripada materi teori 3 Refleksi Tahap ketiga yaitu tahap akhir refleksi, yang dimaksud dengan refleksi yaitu menganalisis dan mencari tindakan untuk memperbaiki pelatihan yang telah dilakksanakan. Meliputi 1 sharing antara instruktur dengan peserta pelatihan tentang materi yang sudah diajarkan sehingga instruktur dan peserta pelatihan bisa saling bertukar pendapat dan memberi masukan; 2 feedback umpan balik dilakukan denga cara memberikan pertanyaan seputar materi yang baru saja diajarkan oleh instruktur, ini bertujuan agar peserta pelatihan bisa mengingat kembali materi yang diajarkan; 3 membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya, dilakukan agar materi yang diberikan kepada peserta pelatihan bisa urut dan jelas sehingga peserta didik bisa lebih mudah dalam belajar di rumah dan bisa belajar untuk materi berikutnya. Sesuai dengan teorinya Hasibuan Moedjiono 2006: 40 tentang tahap sesudah pengajaran yang meliputi menilai pekerjaan siswa, membuat 107 perencanaan untuk pertemuan berikutnya, menilai kembali proses belajar mengajar yang telah berlangsung.

c. Evaluasi Pelaksanaan Keterampilan Tata Rias.

Evaluasi pelaksanaan keterampilan yang dilakukan dalam rangka untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta pelatihan . Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan latihan teori dan praktek. Pada tahap evaluasi dilakukan evaluasi teori dan juga evaluasi praktek seperti melalui ulangan bulanan yang dilakukan setiap bulan, praktek kerja lapangan dan ujian akhir untuk menentukan kelayakan pada masing-masing individu. Pada praktek kerja lapangan dilaksanakan selama 1 bulan sebelum anak selesai penyantunan dengan tujuan agar peserta pelatihan dapat mengimplementasikan kemampuannya yang telah diperoleh dari Panti. Setelah semua kegiatan dan tahap pelaksanaan pelatihan tata rias diikuti oleh semua peserta pelatihan dan praktek kerja lapangan, peserta pelatihan dinyatakan lulus mengikuti kegiatan dan berhak memperoleh sertifikat dengan kriteria penilaian materi tata kecantikan kulit dan tata kecantikan rambut. Untuk tata kecantikan kulit yang dinilai secara teori dan praktek. Secara teori penilaian meliputi hasil test dan penguasaan materi seperti kelengkapan materi tata kecantikan kulit, inovasi dan kreatifitas. Sedangkan secara praktek penilaian meliputi hasil test praktek, penggunaan alat, dan keselamatan kerja. 108 Untuk tata kecantikan rambut yang dinilai yaitu secara teori dan praktek. Secara teori penilaian meliputi hasil test dan penguasaan materi seperti kelengkapan materi tata kecantikan rambut, inovasi dan kreatifitas. Secara praktek penilaian meliputi hasil test praktek, penggunaan alat, dan keselamatan kerja. Sertifikat ini nantinya dapat digunakan sebagai bukti bahwa telah mengikuti pelatihan ketrampilan tata rias. Sebagaimana harapan yang dimiliki para peserta pelatihan agar setelah lulus nantinya dapat mandiri.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Ketrampilan Tata Rias

Di Panti Sosial Bina Remaja, Sleman, Yogyakarta Pelaksanaan program ketrampilan tata rias dalam memberdayakan remaja di Panti Sosial Bina Remaja, Sleman Yogyakarta pasti terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan program ketrampilan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengelola PSBR, instruktur yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program ketrampilan tata rias dalam memberdayakan remaja antara lain: a. Tanggapan yang positif dari masyarakat khususnya para remaja putus sekolah yang menjadi anak binaan Panti Sosial Bina Remaja tentang adanya Panti Sosial Bina Remaja. Masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya keberadaan Panti Sosial Bina Remaja karena selain mendapatkan pengetahuan, informasi dan pengalaman mereka juga