Sasaran Garapan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta

68 keterampilan tata rias salon dibagi menjadi beberapa tahap pelaksanaan yaitu sebagai berikut :

a. Persiapan Pelaksanaan Program Keterampilan Tata Rias.

Pelaksanaan keterampilan tata rias di Panti Sosial Bina Remaja pada tahap awal yang perlu dilakukan adalah persiapan. Persiapan pelaksanaan program keterampilan tata rias yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Bina Remaja merupakan langkah yang mendasari kegiatan keterampilan apa yang akan dilaksanakan. Pada tahap persiapan pelatihan dilakukan berbagai kegiatan yang mencakup kebutuhan pelatihan, mulai dari menentukan karakteristik peserta pelatihan dan cara perekrutannya, menentukan karakteristik instruktur dan bagaimana cara perekrutannya, persiapan sarana dan prasarana, alokasi waktu, materi pembelajaran dan metode yang digunakan dalam proses pelatihan. 1 Peserta Pelatihan Peserta pelatihan pada pelatihan tata rias ini merupakan remaja putus sekolah atau terlantar yang menyandang masalah kesejahteraan sosial, berasal dari berbagai daerah di wilayah Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak panti diketahui bahwa sebagian besar peserta didik adalah remaja antara umur 16 sampai 21 tahun dengan jumlah peserta pelatihan 15 orang. Pelaksanaan rekrutmen peserta pelatihan program keterampilan tata rias yang pertama kali dilakukan adalah pembentukan panitia. 69 Panitia yang telah dibentuk oleh PSBR kemudian melakukan kegiatan berupa 1 orientasi, dilakukan untuk memberi gambaran tentang adanya kegiatan di Panti Sosial Bina Remaja bagi remaja yang telah mendaftar sebagai calon peserta pelatihan; 2 konsultasi, yaitu para remaja yang berminat sebagai peserta pelatihan kemudian diberi ruang untuk berkonsultasi dengan pihak panitia penerimaan calon peserta pelatihan tentang apa yang mereka harapkan dan tentang minat yang mereka miliki; 3 Sosialisasi, kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk mengumumkan adanya penerimaan calon peserta pelatihan di PSBR kepada masyarakat; 4 motivasi, kegiatan ini diberikan kepada para peserta pelatihan yang berminat mengikuti kegiatan di PSBR kemudian diberikan motivasi agar dapat tertarik dengan pelatihan ynag ditawarkan oleh PSBR; 5 Seleksi, para calon peserta pelatihan di PSBR setelah mengikuti kegiatan awal mengenai berbagai macam kegiatan yang terdapat di PSBR kemudian untuk selanjutnya dilakukan seleksi untuk nantinya para calon peserta dapat masuk menjadi peserta pelatihan di PSBR sesuai dengan kriteria yang ada. Setelah para calon warga binaan Panti Sosial Remaja menjalani seleksi kemudian dilakukan pemanggilan calon WBS Warga Binaan Sosial di PSBR. Selanjutnya WBS ini mengikuti tes psikologi yang diberikan oleh PSBR dan melakukan tes yang berhubungan dengan minat dan bakat yang dimiliki untuk nantinya menentukan para WBS mengikuti peltihan yang sesuai. Setelah semua kegiatan awal telah 70 selesai dilakukan para peserta pelatihan kemudian untuk seterusnya berada di PSBR untuk menjalani pengasramaan. Para peserta pelatihan di PSBR wajib mengikuti pengasramaan di PSBR agar nantinya dapat menjalani kegiatan dengan teratur dan mandiri dengan bimbingan pihak PSBR. Hal ini di ungkapkap oleh bpk “WD” selaku sebagai pengelola PSBR: “...gini mbak, yang menjadi peserta pelatihan di panti ini semuanya remaja yang putus sekolah yang menyandang masalah kesejahteraan sosial, untuk rekruitmennya dari pihak panti awalnya membentuk tim untuk membantu dalam penyeleksian peserta pelatihan. Kegiatannya mulai dari orientasi sampai seleksi, orientasi itu memberikan gambaran tentang PSBR, konsultasi itu remaja berkonsultasi dengan kami untuk menentukan jenis ketrampilan yang mereka ingini, sosialisasi kepada masyarakat, pemberian motivasi, dan yang terakhir seleksi...” CW I. Hal ini juga diungkapkan oleh “NR” selaku peserta pelatihan keterampilan tata rias salon: “...dulu saya tahu PSBR ini dari pak kepala dusun di desa saya mbak, kemudian saya daftar di sini. Pada saat daftar ada tes wawancara untuk mengetahui minat dan bakat kami sebagai calon peserta pelatihan, kami di berikan motivasi oleh pihak panti dan yang terakhir di seleksi...” CW IX. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peserta pelatihan pada keterampilan tata rias merupakan remaja putus sekolah atau terlantar yang menyandang masalah kesejahteraan sosial, rekrutmen peserta pelatihan tata rias dilakukan melalui beberapa tahap yaitu mulai dari orientasi dilakukan untuk memberi gambaran tentang adanya kegiatan di Panti Sosial Bina Remaja,