kondusif  sehingga  proses  pelaksanaannya  lancar  dan  siswa  dapat  berperan secara  aktif  dalam  proses  pembelajaran,  serta  siswa  dapat  bersaing  secara
positif. Slavin  2015:  11  membagi  menjadi  lima  metode  pembelajaran
kooperatif, diantaranya;
Student Team-Achievement Division
STAD,
Team- Games-Tournament
TGT,
Jigsaw  II,  Cooperative  Integrated  Reading  and Composition
CIRC,  dan
Team  Accelerated  Instruction
TAI.  Kelima metode tersebut melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan
kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Dari  beberapa  definisi  di  atas  maka  dapat  ditarik  suatu  kesimpulan
bahwa  pembelajaran  kooperatif
Cooperative  Learning
adalah  metode pembelajaran  yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil
yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang,  maupun  rendah  dari  latar  belakang  etnik  yang  berbeda-beda  untuk
saling  bekerja  sama  dan  saling  membantu    mempelajari  materi  pelajaran supaya memperoleh hasil yang maksimal.
6. Tinjauan tentang Jigsaw II
Jigsaw  dikembangkan  pertama  kali  oleh  Elliot  Aronson  dan koleganya  di  Universitas  Texas  Slavin,  2015:  236.  Kemudian  bentuk
Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin dengan sedikit perbedaan. Slavin 2015: 237 menjelaskan bahwa:
Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para  siswa  tersebut  diberikan  tugas  untuk  membaca  beberapa
bab  atau  unit,  dan  diberikan  “lembar  ahli”  yang  terdiri  atas
topik-topik  yang  berbeda  yang  harus  menjadi  fokus  perhatian masing-masing  anggota  tim  saat  mereka  membaca.  Setelah
semua  anak  selesai  membaca,  siswa-siswa  dari  tim  yang berbeda  yang  mempunyai  fokus  topik  yang  sama  bertemu
dengan  “kelompok  ahli”  untuk  mendiskusikan  topik  mereka sekitar  tiga  puluh  menit.  Para  ahli  tersebut  kemudian  kembali
kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya  mengenai  topik  mereka.  Yang  terakhir  adalah,  para
siswa  menerima  penilaian  yang  mencakup  seluruh  topik,  dan skor  kuis  akan  menjadi  skor  tim.  Skor-skor  yang
dikontribusikan  para  siswa  kepada  timnya  didasarkan  pada sistem  skor  perkembangan  individual,  dan  para  siswa  yang
timnya  meraih  skor  tertinggi  akan  menerima  sertifikat  atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya.
Kunci  dari  Jigsaw  II  adalah  interdependensi  yaitu  setiap  siswa  bergantung kepada  teman  satu  timnya  untuk  dapat  memberikan  informasi  yang
diperlukan  supaya  dapat  berkinerja  baik  pada  saat  penilaian  Slavin,  2015: 237. Berikut adalah skema penyebaran kelompok asal dengan tim ahli dalam
metode Jigsaw II.
Gambar  1:  Penyebaran  Kelompok  Asal  dengan  Tim  Ahli  dalam  Jigsaw  II Slavin, 2015: 237
Kelompok Asal 1
Kelompok Asal 2
Kelompok Asal 3
Kelompok Asal 4
Kelompok Asal 5
Tim Ahli
A Tim
Ahli B
Tim Ahli
C Tim
Ahli D
Tim Ahli
E