Siklus II Deskripsi Hasil Penelitian
Guru menekankan kepada siswa untuk saling membantu teman sesama kelompok yang belum bisa atau belum lancar dalam praktik vokal grup.
3 Siklus II pertemuan III
Siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 September 2015 pada pukul 09.20-10.40. Pada pertemuan III ini kegiatan inti adalah
praktik vokal grup dengan fokus pada homogenitas
blend.
Guru menekankan pentingnya kerjasama kelompok yang baik pada pembelajaran
ini. Praktik bernyanyi lebih dari 1 suara ini menjadi hal baru oleh sebagian besar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan. Masih banyak siswa yang
merasa asing dengan praktik bernyanyi lagu 2 suara ini namun mereka sangat antusias dan semangat untuk berlatih
.
Guru bersama peneliti memberi contoh dalam membawakan lagu “Suwe Ora Jamu”. Setelah itu setiap
kelompok berlatih menyanyikan lagu “Suwe Ora Jamu” dengan dibimbing oleh peneliti dan Ibu Sri Windaryati, S.Pd., selaku guru mata pelajaran seni
musik 4
Siklus II pertemuan IV Siklus II pertemuan IV dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28
September 2015 pukul 09.20 sampai pukul 11.15. Kegiatan inti pada Pertemuan IV ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda dan
penilaian praktik vokal grup. Pertemuan IV ini diawali dengan tes tertulis soal
terlampir
. Setelah selesai pelaksanaan tes tertulis maka selanjutnya penilaian praktik. Sebelum penilaian praktik dimulai, semua kelompok
diberi waktu untuk berlatih terlebih dahulu mempersiapkan penampilan
kelompok masing-masing. Peneliti dan guru tetap membimbing dan memantau jalannya latihan oleh semua kelompok. Masing-masing kelompok
saling berdiskusi untuk membuat gerakan dan menyiapkan kelompok mereka masing-masing untuk tampil maksimal. Setelah semua kelompok
selesai latihan dan siap dengan kelompoknya masing-masing maka selanjutnya pelaksanaan penilaian praktik vokal grup dimulai.
Pada siklus II ini penentuan kelompok terbaik sama seperti pada siklus I yaitu dengan menggunakan skor peningkatan individu dari skor
sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor
untuk kelompoknya didasarkan pada skor tes mereka melampaui skor dasar mereka. Perhitungan skor peningkatan dapat dilihat pada tabel 1.
Jumlah anggota kelompok 1 ada 6 siswa, kelompok 2 berjumlah 6 siswa, kelompok 3 berjumlah 6 siswa, kelompok 4 berjumlah 5 siswa dan
kelompok 5 berjumlah 5 siswa. Karena jumlah anggota kelompok tidak sama, maka untuk menentukan skor akhir kelompok digunakan rumus
berikut:
Berikut adalah tabel peningkatan yang digunakan untuk menghitung skor perolehan kelompok. Skor dasar yang menjadi patokan skor
peningkatan yaitu skor perolehan sebelumnya dalam hal ini adalah skor dari
� � � �
� ��
hasil evaluasi kognitif siklus I yang dibandingkan dengan hasil evaluasi kognitif siklus II.
Tabel 10: Skor Peningkatan dari Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II
No Nama Siklus I Siklus II Skor Peningkatan
1
Responden 1
73 80
20 2
Responden 2
60 80
30 3
Responden 3
87 87
20 4
Responden 4
80 100
30 5
Responden 5
80 87
20 6
Responden 6
60 80
30 7
Responden 7
67 80
30 8
Responden 8
60 87
30 9
Responden 9
80 93
30 10
Responden 10
73 67
10 11
Responden 11
67 87
30 12
Responden 12
67 80
30 13
Responden 13
53 80
30 14
Responden 14
87 93
20 15
Responden 15
60 80
30 16
Responden 16
73 87
30 17
Responden 17
60 80
30 18
Responden 18
73 80
20 19
Responden 19
80 93
30 20
Responden 20
80 100
30 21
Responden 21
60 80
30 22
Responden 22
67 87
30 23
Responden 23
80 100
30 24
Responden 24
73 73
20 25
Responden 25
73 80
20 26
Responden 26
80 87
20 27
Responden 27
80 93
30 28
Responden 28
67 93
30
Kelompok 1 yaitu responden dengan nomor urut 2, 4, 13, 22, 26, dan 27. Kelompok 2 yaitu responden dengan nomor urut 1, 8, 9, 10. 19 dan 21.
Kelompok 3 yaitu responden dengan nomor urut 3, 6, 7, 17, 23, 28. Kelompok 4 yaitu responden dengan nomor urut 11, 14, 15, 20, 24.
Kelompok 5 yaitu responden dengan nomor urut 5, 12, 16, 18, 25.
Dilihat dari tabel skor peningkatan siswa di atas maka dapat digambarkan skor perolehan masing-masing kelompok sebagai berikut:
Tabel 11: Perolehan Skor Kelompok Siklus II
Pada siklus II ini kelompok terbaik Tim Super diraih oleh kelompok 1 selanjutnya disusul oleh kelompok 3, kelompok 4, kelompok 2
dan terakhir kelompok 5. Kelompok terbaik Tim Super yaitu kelompok 1 diberi
reward
yang telah disiapkan oleh peneliti. c.
Observasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan,
hasil yang didapat adalah: 1
Semua siswa sudah mulai aktif berdiskusi baik diskusi dalam tim ahli maupun dalam kelompok asal.
2 Siswa terlihat lebih bersemangat dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. 3
Siswa senang dengan lagu yang diajarkan untuk praktik bernyanyi vokal grup.
4 Dalam kegiatan praktik siswa saling mengajarkan satu sama lain apabila
masih ada yang kesulitan. No.
Nama Kelompok Total Skor Peningkatan
Skor Akhir 1.
Kelompok 1 170
28,3 2.
Kelompok 2 150
25 3.
Kelompok 3 160
26,6 4.
Kelompok 4 130
26 5.
Kelompok 5 120
24
20 40
60 80
100 120
Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata
Keseluruhan
Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus II
Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus II
5 Beberapa siswa yang sebelumnya masih malu-malu saat kegiatan
praktik, belum percaya diri pada akhir siklus II mulai berani dan tampil percaya diri.
Berikut merupakan hasil evaluasi ranah kognitif Siklus II rata-rata nilai dari 28 orang siswa secara keseluruhan dalam satu kelas:
Tabel 12: Hasil Evalusi Kognitif Siklus II
No. Keterangan
Nilai 1.
Skor Tertinggi 100
2. Skor Terendah
67 3.
Skor Rata-rata Keseluruhan 85,5
Hasil perhitungan skor rata-rata siswa secara keseluruhan inilah yang menjadi keterangan mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni
budaya seni musik dengan metode
Cooperative Learning
tipe Jigsaw II siklus II. Keadaan mengenai hasil belajar siswa terhadap pelajaran seni
budaya digambarkan pada diagram batang di bawah ini:
Gambar 5: Diagram Batang Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus II
20 40
60 80
100 120
Skor tertinggi Skor Terendah
Skor Rata-rata Keseluruhan
Perbandingan Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Setelah diketahui skor rata-rata pada siklus II secara keseluruhan maka hasil perhitungan data pada siklus II tersebut dibandingkan dengan
data hasil belajar siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar siswa ranah kognitif siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 13: Perbandingan Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Siklus I
Siklus II 1.
Skor Tertinggi 87
100 2.
Skor Terendah 53
67 3.
Skor Rata-rata Keseluruhan 71,4
85,5 Peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif mata
pelajaran seni budaya seni musik dengan penggunaan metode
Cooperative Learning
tipe Jigsaw II dari siklus I sampai siklus II dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini:
Gambar 6: Diagram Batang Perbandingan Hasil Evaluasi Kognitif Siklus I dan Siklus II
Selain evaluasi ranah kognitif, observasi juga digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa ranah afektif dan ranah psikomotorik. Kegiatan
observasi ranah afektif dilaksanakan dengan berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan ranah afektif selama proses pembelajaran pada
siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 14: Observasi Ranah Afektif pada Siklus II
Skor Kriteria
Jumlah Siswa Persentase
9 – 10
Sangat Baik 8
28,57 7
– 8 Baik
15 53,57
5 – 6
Sedang 5
17,85 3
– 4 Buruk
– 2 Buruk Sekali
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat diketahui bahwa pada observasi ranah afektif siklus II ada peningkatan 8 orang siswa 28,57 memiliki
sikap dan aktivitas dengan kriteria sangat baik, selebihnya ada 15 orang siswa 53,57 termasuk dalam kriteria baik dan 5 orang siswa 17,85
termasuk ke dalam kriteria sedang. Hasil observasi ranah afektif siswa siklus II secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran.
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan evaluasi ranah psikomotorik yaitu dengan mempraktikkan vokal grup lagu “Suwe
Ora Jamu”. Kegiatan penilaian tes ranah psikomotorik dilaksanakan dengan berpedoman pada lembar penilaian tes ranah psikomotorik yang dilakukan
oleh 3 orang observer yaitu guru mata pelajaran seni budaya dalam hal ini
sebagai kolaborator, peneliti dan teman sejawat yaitu saudara Putra Andino Nugrahhu. Hasil evaluasi ranah psikomotorik siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 15: Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus II
Nama Rater 1
Rater 2 Rater 3
Rata-rata Keterangan
Responden 1 70
80 70
73,3 Baik
Responden 2 55
90 80
75 Baik
Responden 3 70
75 85
76,6 Baik
Responden 4 85
80 70
78,3 Baik
Responden 5 65
70 90
75 Baik
Responden 6 60
80 75
71,6 Baik
Responden 7 75
80 100
85 Sangat Baik
Responden 8 80
80 75
78,3 Baik
Responden 9 65
80 75
73,3 Baik
Responden 10 60
80 80
73,3 Baik
Responden 11 70
90 85
81,6 Sangat Baik
Responden 12 85
70 80
78,3 Baik
Responden 13 65
80 95
80 Baik
Responden 14 55
80 85
73,3 Baik
Responden 15 70
75 85
76,6 Baik
Responden 16 55
85 95
78,3 Baik
Responden 17 70
70 80
73,3 Baik
Responden 18 75
80 70
75 Baik
Responden 19 75
70 75
73,3 Baik
Responden 20 75
85 65
75 Baik
Responden 21 75
85 85
81,6 Sangat Baik
Responden 22 85
80 85
83,3 Sangat Baik
Responden 23 65
70 95
76,6 Baik
Responden 24 65
80 75
73,3 Baik
Responden 25 75
75 85
78,3 Baik
Responden 26 70
80 75
75 Baik
Responden 27 70
75 75
73,3 Baik
Responden 28 75
80 75
76,6 Baik
Nilai Tertinggi 85
Sangat Baik Nilai Terendah
71,6 Baik
Rata-rata Keseluruhan 76,5
Baik
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata Keseluruhan
Perbandingan Hasil Evaluasi Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Dari tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa ada 4 orang siswa 14,28 yang mendapat kategori “Sangat Baik” dalam kegiatan praktik dan selebihnya ada 22
orang si swa 78,57 mendapat kategori “Baik”. Hasil tes psikomotorik siklus II
menunjukkan bahwa skor rata-rata keseluruhan berjumlah 76,5 dan mendapat kategori “Baik”. Berikut merupakan gambaran perbandingan hasil evaluasi tes
ranah psikomotorik siklus I dan siklus II.
Gambar 7: Diagram Batang Perbandingan Hasil Evaluasi Ranah Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
Setelah diketahui skor kognitif, psikomotorik dan afektif pada akhir siklus II maka selanjutnya mencari tahu apakah skor akhir yang didapatkan masing-
masing siswa sudah mencapai KKM 75 atau belum. Untuk mencari skor akhir menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor akhir =
Tabel 16: Skor Akhir Siklus II
No. Nama
Nilai Kognitif II Nilai Psikomotorik II
Skor Akhir II 1
Responden 1
80 73,3
76,6 2
Responden 2
80 75
77,5 3
Responden 3
87 76,6
81,8 4
Responden 4
100 78,3
89,1 5
Responden 5
87 75
81 6
Responden 6
80 71,6
75,8 7
Responden 7
80 85
82,5 8
Responden 8
87 78,3
82,6 9
Responden 9
93 73,3
83,1 10
Responden 10
67 73,3
70,1 11
Responden 11
87 81,6
84,3 12
Responden 12
80 78,3
79,1 13
Responden 13
80 80
80 14
Responden 14
93 73,3
83,1 15
Responden 15
80 76,6
78,3 16
Responden 16
87 78,3
82,6 17
Responden 17
80 73,3
76,6 18
Responden 18
80 75
77,5 19
Responden 19
93 73,3
83,1 20
Responden 20
100 75
87,5 21
Responden 21
80 81,6
80,8 22
Responden 22
87 83,3
85,1 23
Responden 23
100 76,6
88,3 24
Responden 24
73 73,3
73,1 25
Responden 25
80 78,3
79,1 26
Responden 26
87 75
81 27
Responden 27
93 73,3
83,1 28
Responden 28
93 76,6
84,8
Rata-rata Skor Akhir Siklus II 80,98
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat skor akhir ≥ 75 ada 26 siswa 92,8. Target keberhasilan dalam penelitian ini adalah
jumlah siswa yang mencapai KKM 75 ≥ 90. Dari hasil yang didapat dari siklus II tersebut berarti target penelitian sudah tercapai. Rata-rata skor akhir
pada siklus I yaitu 72,3 meningkat pada akhir siklus II rata-rata skor akhir menjadi 80,98.
d. Refleksi
Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus II yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil observasi, kemudian diperoleh data yang selanjutnya
akan menjadi acuan untuk direfleksikan. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode
cooperative learning
tipe Jigsaw II pada siklus II ini telah menunjukkan hasil yang maksimal.
Dilihat dari aspek afektif dan aktivitas siswa pada siklus II ini semakin membaik. Peran serta siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat
sehingga proses pembelajaran terpusat pada siswa. Beberapa siswa yang sebelumnya masih terbiasa dengan belajar secara individu dan susah membaur
dengan kelompok, pada siklus II siswa sudah bisa bekerja secara berkelompok dan mengerti arti penting gotong-royong. Kerjasasama yang baik antar siswa
terlihat dari kegiatan praktik maupun diskusi kelompok. Siswa sangat senang dan bersemangat saat ada pemberian penghargaan
reward
untuk kelompok terbaik. Selain peningkatan pada aspek afektif, peningkatan juga terjadi pada aspek
psikomotorik yaitu dari sebelumnya pada siklus I nilai rata-rata kelas berjumlah 73,2 Baik, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes psikomotorik siswa
berjumlah 76,5 Baik. Dalam pelaksanaan praktik vokal grup, semua siswa sudah aktif untuk memberi masukan, ide gagasan kepada kelompoknya masing-masing
untuk tampil maksimal. Sudah tidak ada siswa yang hanya menebeng dengan kelompoknya artinya di akhir siklus II ini semua siswa sudah terlibat aktif dalam
diskusi kelompok maupun praktik.
Peningkatan pada aspek kognitif sendiri dapat dilihat dari perbandingan siklus I dan siklus II yaitu skor rata-rata kelas pada aspek kognitif siklus I
berjumlah 71,4 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,5. Guru bersama peneliti mendiskusikan hasil keseluruhan dari siklus II dan membuktikan apakah target
penelitian sudah tercapai. Target keberhasilan pada penelitian ini adalah jumlah siswa yang menca
pai KKM ≥ 90 dan terjadi peningkatan pada aspek afektif. Berdasarkan data yang diperoleh pada akhir siklus II dapat disimpulkan bahwa
jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu dalam hal ini ≥ 75 berjumlah 26 siswa 92,8 dan terjadi peningkatan yang signifikan pada ranah afektif. Maka dari itu
peneliti dan kolaborator sepakat bahwa penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.