Tinjauan tentang Deskripsi Teori

topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dengan “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Yang terakhir adalah, para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya. Kunci dari Jigsaw II adalah interdependensi yaitu setiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian Slavin, 2015: 237. Berikut adalah skema penyebaran kelompok asal dengan tim ahli dalam metode Jigsaw II. Gambar 1: Penyebaran Kelompok Asal dengan Tim Ahli dalam Jigsaw II Slavin, 2015: 237 Kelompok Asal 1 Kelompok Asal 2 Kelompok Asal 3 Kelompok Asal 4 Kelompok Asal 5 Tim Ahli A Tim Ahli B Tim Ahli C Tim Ahli D Tim Ahli E Langkah – langkah pembelajaran dengan Jigsaw II menurut Huda 2013: 118 dan Slavin 2015: 237 adalah sebagai berikut: a. Orientasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa kritis, percaya diri, kooperatif dalam model belajaran ini. b. Pengelompokan Dalam metode Jigsaw II siswa dikelompokkan ke dalam kelompok- kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak, sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat kepandaian berbeda, latar belakang yang berbeda, laki-laki, perempuan. Kelompok ini dinamakan kelompok asal. c. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert Setelah terbentuk kelompok asal, selanjutnya kelompok asal dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang lebih spesifik yang diberikan oleh guru dan dibina supaya menjadi expert. Kelompok ini dinamakan kelompok ahli Expert . Kelompok ahli mendiskusikan topik yang harus mereka pelajari dan memahami topik tersebut lebih dalam. Setiap siswa di kelompok ahli diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam kelompok asal, tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini. d. Pemaparan topik dari kelompok ahli ke kelompok asal Expertist peserta didik ahli dalam konsep tertentu ini, masing- masing kembali dalam kelompok asal. Pada fase ini ke-lima kelompok 1-5 memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu. Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota kelompok untuk mempresentasikan keahliannya kepada teman-temannya di kelompok asal masing-masing, satu per satu. Proses ini diharapkan akan terjadi proses sharing pengetahuan antara mereka. Aturan-aturan pada fase ini adalah: 1 Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok mempelajari materi yang diberikan. 2 Tanyakan pada anggota kelompok sebelum menanyakan kepada pendidik 3 Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu kelompok lain. 4 Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan. e. Test Penilaian Pada fase ini, pendidik memberikan tes tertulis yang memuat semua materi yang sudah didiskusikan bersama. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika pada saat belajar mereka saling bahu-membahu untuk memperoleh konsep yang benar, maka pada saat penilaian ini mereka harus bekerja sendiri-sendiri.

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 30 115

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Matc

0 0 17

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Siswa Kelas Vii Mtsn Sukoharjo.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe M

0 0 26

UPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANYUDONO PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 0 8

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KULON PROGO DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 0 135

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN.

0 9 118

Peningkatan Minat Belajar Seni Tari dengan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII.9 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 1 7

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

0 0 147