Siklus I Deskripsi Hasil Penelitian
Setelah semua siswa mendapat tugas untuk mempelajari topik tertentu, maka siswa diminta untuk benar-benar mempelajari topik
tersebut. 2
Siklus I pertemuan II Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Agustus
2015 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yaitu pada pukul 07.00- 08.20. Di awal pertemuan II ini guru mengajak siswa untuk
mengingat pertemuan sebelumnya yaitu pembagian topik kepada setiap siswa dalam kelompok asal. Setiap siswa dari kelompok asal
dengan topik tertentu berkumpul dengan siswa dari kelompok lain dengan topik yang sama kemudian berdiskusi bersama, tim ini
dinamakan tim ahli. Guru memantau jalannya diskusi tim ahli sampai tim ahli benar-benar menguasai materi yang ditugaskan. Setelah
semua tim ahli selesai melakukan diskusi selanjutnya setiap siswa dari tim ahli berkumpul kembali dengan kelompok asal dan
menyampaikan apa yang sudah didapatkan dari tim ahli. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa lain memperhatikan
serta memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang dipaparkan. Kemudian siswa bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
3 Siklus I pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Agustus 2015 pukul 09.20-10.40. Pada pertemuan ini guru memberikan tugas
praktik vokal grup. Siswa berkumpul dengan kelompok asal untuk
berdiskusi dan berlatih mempraktikkan vokal grup. Lagu yang digunakan untuk
berlatih vokal grup yaitu lagu “ Suwe Ora Jamu”. Guru bersama peneliti memberikan contoh kepada siswa dalam
mempraktikkan vokal grup. Siswa diberi kebebasan untuk berlatih dan berkreasi dengan kelompoknya. Guru tetap memantau dan
membimbing siswa dalam berlatih vokal grup dengan kelompok mereka masing-masing.
4 Siklus I pertemuan IV
Siklus I pertemuan IV dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Agustus 2015 pada pukul 09.20-10.40. Pada pertemuan IV ini kegiatan intinya
adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda dan penilaian praktik. Pertemuan IV ini diawali dengan tes tertulis berbentuk soal pilihan
ganda soal
terlampir
. Setelah pelaksanaan tes tertulis selanjutnya kegiatan penilaian praktik. Namun sebelum penilaian praktik, setiap
kelompok diberi kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu mempersiapkan penampilan mereka masing-masing. Setelah latihan
dirasa cukup selanjutnya dilakukan penilaian praktik vokal grup. Setiap kelompok maju mempraktikkan vokal grup
lagu “Suwe Ora Jamu”. Kelompok lain memperhatikan kelompok yang sedang tampil
kemudian memberi tanggapan terhadap kelompok yang telah selesai tampil. Setelah semua kelompok selesai tampil kemudian guru
mengumumkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil.
Penilaian tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor
sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor
untuk kelompoknya didasarkan pada skor tes mereka melampaui skor dasar mereka atau disebut skor peningkatan. Peneliti dan kolaborator
selanjutnya menghitung skor peningkatan seperti pada tabel 1. Karena jumlah siswa dalam kelompok tidak sama yaitu 3
kelompok berjumlah 6 orang anggota dan 2 kelompok selebihnya berjumlah 5 orang anggota, maka untuk menghitung skor akhir kelompok
digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung skor peningkatan, maka peneliti membandingkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dengan hasil yang diperoleh
siswa pada skor pre tes. Hasil perbandingan keduanya menghasilkan skor peningkatan seperti yang digambarkan pada tabel berikut:
� � � �
� ��
Tabel 3: Skor Peningkatan dari Hasil Pre Tes dan Hasil Siklus I
No Nama Pre Tes Siklus I Skor Peningkatan
1
Responden 1
80 73
10 2
Responden 2
70 60
10 3
Responden 3
70 87
30 4
Responden 4
80 80
20 5
Responden 5
60 80
30 6
Responden 6
50 60
20 7
Responden 7
60 67
20 8
Responden 8
70 60
10 9
Responden 9
70 80
20 10
Responden 10
60 73
30 11
Responden 11
50 67
30 12
Responden 12
60 67
20 13
Responden 13
60 53
10 14
Responden 14
70 87
30 15
Responden 15
60 60
20 16
Responden 16
60 73
30 17
Responden 17
60 60
20 18
Responden 18
60 73
30 19
Responden 19
70 80
20 20
Responden 20
60 80
30 21
Responden 21
70 60
10 22
Responden 22
50 67
30 23
Responden 23
60 80
30 24
Responden 24
60 73
30 25
Responden 25
70 73
20 26
Responden 26
80 80
20 27
Responden 27
70 80
20 28
Responden 28
60 67
20
Kelompok 1 yaitu responden dengan nomor urut 2, 4, 13, 22, 26, dan 27. Kelompok 2 yaitu responden dengan nomor urut 1, 8, 9, 10, 19, dan 21.
Kelompok 3 yaitu responden dengan nomor urut 3, 6, 7, 17, 23, 28. Kelompok 4 yaitu responden dengan nomor urut 11, 14, 15, 20, 24.
Kelompok 5 yaitu responden dengan nomor urut 5, 12, 16, 18, 25.
Dilihat dari tabel skor peningkatan siswa di atas maka dapat digambarkan skor perolehan masing-masing kelompok sebagai berikut:
Tabel 4: Perolehan Skor Kelompok Siklus I
Pada siklus I ini kelompok terbaik Tim Super diraih oleh kelompok 4 selanjutnya disusul oleh kelompok 5, kelompok 3, kelompok 1 dan terakhir
kelompok 2. Kelompok terbaik Tim Super diberi penghargaan yang telah disiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan, hasil yang didapat adalah:
1 Beberapa siswa mulai aktif berdiskusi namun sebagian masih menebeng
dengan anggota kelompok. 2
Pada kegiatan diskusi dengan tim ahli masih banyak siswa yang tidak serius, hanya bermain dan pada akhirnya mereka tidak lancar memberi
penjelasan kepada kelompok asalnya. 3
Sebagian besar siswa masih bingung dan bertanya-tanya tentang alur pembelajaran dengan menggunakan metode
Cooperative Learning
tipe Jigsaw II.
No. Nama Kelompok
Total Skor Peningkatan Skor Akhir
1. Kelompok 1
110 18,3
2. Kelompok 2
100 16,6
3. Kelompok 3
140 23,3
4. Kelompok 4
140 28
5. Kelompok 5
130 26
4 Siswa mulai antusias ketika guru menjelaskan akan ada
reward
penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 5
Dalam kegiatan praktik, hanya ada beberapa siswa dalam kelompok yang aktif memberi masukan kepada kelompoknya, siswa yang lain
hanya mengikuti tanpa berpendapat dan memberi masukan. 6
Siswa mulai percaya diri untuk tampil di depan teman-temannya walaupun sebagian besar belum menguasai teknik bernyanyi dengan
benar. Berikut merupakan hasil evaluasi ranah kognitif Siklus I rata-rata
nilai dari 28 orang siswa secara keseluruhan dalam satu kelas:
Tabel 5: Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I
No. Keterangan
Nilai 1.
Skor Tertinggi 87
2. Skor Terendah
53 3.
Skor Rata-rata Keseluruhan 71,4
Hasil perhitungan skor rata-rata siswa secara keseluruhan inilah yang menjadi keterangan mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni
budaya seni musik dengan metode
Cooperative Learning
tipe Jigsaw II siklus I. Keadaan mengenai hasil belajar siswa terhadap pelajaran seni
budaya digambarkan pada diagram batang di bawah ini:
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Skor Tertinggi Skor
Terendah Skor Rata-rata
Keseluruhan
Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I
Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I
Gambar 3: Diagram Batang Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I
Setelah diketahui skor rata-rata pada siklus I secara keseluruhan maka hasil perhitungan data pada siklus I tersebut dibandingkan dengan
hasil pre tes. Adapun perbandingan hasil evaluasi ranah kognitif pada siklus I dengan skor pre tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6: Perbandingan Hasil Pre Tes dan Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I
No Keterangan Pre Tes
Siklus I 1.
Skor Tertinggi 80
87 2.
Skor Terendah 50
53 3.
Skor Rata-rata Keseluruhan 64,2
71,4
Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya seni musik dari sebelum dan sesudah penggunaan metode
Cooperative Learning
tipe Jigsaw II dalam pembelajaran dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini:
Gambar 4: Diagram Batang Perbandingan Hasil Pre Tes dan Skor Kognitif Siklus I
Selain evaluasi ranah kognitif, observasi juga digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa ranah afektif dan ranah psikomotorik. Kegiatan
observasi ranah afektif dilaksanakan dengan berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan ranah afektif selama proses pembelajaran pada
siklus I adalah sebagai berikut:
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Skor Tertinggi Skor Terendah
Skor Rata-rata Keseluruhan
Perbandingan Hasil Evaluasi Kognitif Siklus I dan Skor Pre Tes
Skor Pre Tes Siklus I
Tabel 7: Observasi Ranah Afektif pada Siklus I
Skor Kriteria
Jumlah Siswa Persentase
9 – 10
Sangat Baik 4
14,28 7
– 8 Baik
13 46,42
5 – 6
Sedang 9
32,14 3
– 4 Buruk
2 7,14
– 2 Buruk Sekali
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa hanya ada 4 siswa 14,28 yang memiliki sikap dan aktivitas sangat baik, selebihnya ada 13
siswa 46,42 yang memiliki sikap baik, 9 siswa 32,14 sikap dan tingkat aktivitasnya sedang dan 2 siswa 7,14 memiliki sikap dan
aktivitas buruk. Hasil observasi ranah afektif siswa siklus I secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran.
Selain evaluasi ranah kognitif dan afektif, evaluasi juga dilakukan pada ranah psikomotorik. Penilaian ranah psikomotorik yang dilakukan pada
siklus I ini yaitu siswa praktik bernyanyi vokal grup bersama kelompok asalnya masing-masing. Lagu yang dinyanyikan untuk tes praktik pada
siklu s I ini yaitu lagu “Suwe Ora Jamu”. Kegiatan penilaian tes ranah
psikomotorik dilaksanakan dengan berpedoman pada lembar penilaian tes ranah psikomotorik yang dilakukan oleh 3 orang observer yaitu Guru mata
pelajaran seni budaya, peneliti dan teman sejawat yaitu saudara Putra Andino Nugrahhu. Penilaian ranah psikomotorik siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 8: Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus I
Nama Observer 1
Observer 2 Observer 3
Rata-rata Keterangan
Responden 1 65
75 75
71,6 Baik
Responden 2 70
75 75
73,3 Baik
Responden 3 75
75 75
75 Baik
Responden 4 80
80 70
76,6 Baik
Responden 5 70
70 80
73,3 Baik
Responden 6 65
75 70
70 Kurang
Responden 7 70
80 90
80 Baik
Responden 8 75
80 75
76,6 Baik
Responden 9 60
75 70
68,3 Kurang
Responden 10 65
75 70
70 Kurang
Responden 11 70
85 85
80 Baik
Responden 12 80
70 75
75 Baik
Responden 13 65
80 80
75 Baik
Responden 14 60
70 75
68,3 Kurang
Responden 15 65
70 80
71,6 Baik
Responden 16 50
80 80
70 Kurang
Responden 17 65
75 75
71,6 Baik
Responden 18 65
70 70
68,3 Kurang
Responden 19 65
70 75
70 Kurang
Responden 20 70
80 65
71,6 Baik
Responden 21 75
80 85
80 Baik
Responden 22 80
80 80
80 Baik
Responden 23 70
70 75
71,6 Baik
Responden 24 65
70 80
71,6 Baik
Responden 25 75
70 80
75 Baik
Responden 26 60
75 75
70 Kurang
Responden 27 70
70 75
71,6 Baik
Responden 28 80
75 70
75 Baik
Skor rata-rata tertinggi 80
Baik Skor rata-rata terendah
68,3 Kurang
Skor rata-rata keseluruhan 73,2
Baik
Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan praktik siklus I belum ada siswa yang mendapat kategori sangat baik. Ada 20 siswa
71,42 yang mendapatkan kategori “Baik”, dan selebihnya ada 8 siswa
28,57 yang menda pat kategori “Kurang”. Hasil tes psikomotorik siklus I
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas dalam ranah psikomotorik mendapat ka
tegori “Baik” dengan skor rata-rata keseluruhan 73,2.
Setelah diketahui skor kognitif, psikomotorik dan afektif pada siklus I selanjutnya mencari tahu apakah hasil yang dicapai masing-masing siswa
sudah mencapai nilai KKM atau belum. Nilai KKM yang harus dicapai yaitu 75 yang didapat dari rata-rata skor kognitif dan psikomotorik. Untuk
mencari skor akhir menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor akhir =
Tabel 9: Skor Akhir Siklus I
No. Nama
Nilai Kognitif I Nilai Psikomotorik I
Skor Akhir I 1
Responden 1 73
71,6 72,3
2 Responden 2
60 73,3
66,6 3
Responden 3 87
75 81
4 Responden 4
80 76,6
78,3 5
Responden 5 80
73,3 76,6
6 Responden 6
60 70
65 7
Responden 7 67
80 73,5
8 Responden 8
60 76,6
68,3 9
Responden 9 80
68,3 74,1
10 Responden 10
73 70
71,5 11
Responden 11 67
80 73,5
12 Responden 12
67 75
71 13
Responden 13 53
75 64
14 Responden 14
87 68,3
77,6 15
Responden 15 60
71,6 65,8
16 Responden 16
73 70
71,5 17
Responden 17 60
71,6 65,8
18 Responden 18
73 68,3
70,6 19
Responden 19 80
70 75
20 Responden 20
80 71,6
75,8 21
Responden 21 60
80 70
22 Responden 22
67 80
73,5 23
Responden 23 80
71,6 75,8
24 Responden 24
73 71,6
72,3 25
Responden 25 73
75 74
26 Responden 26
80 70
75 27
Responden 27 80
71,6 75,8
28 Responden 28
67 75
71
Rata-rata Skor Akhir Siklus I 72,32
Dari tabel 9 dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM ada 9 siswa 32,1. Target keberhasilan dalam penelitian ini adalah jumlah
siswa yang mencapai KKM ≥ 90. Dari hasil yang didapat dari siklus I
tersebut berarti target penelitian belum tercapai karena jumlah siswa yang mencapai KKM 90.
d. Refleksi
Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil observasi, kemudian diperoleh
data yang selanjutnya akan menjadi acuan untuk direfleksikan. Pada waktu awal pertemuan siswa masih merasa belum terbiasa untuk belajar aktif
secara berkelompok, beberapa siswa terlihat tidak semangat dan tidak senang dalam diskusi kelompok. Dalam kegiatan praktikpun siswa masih
belum bisa bekerja sama dengan baik. Padahal dalam kegiatan praktik vokal grup sangat dibutuhkan kekompakan dan kerjasama yang baik antar anggota
kelompok. Namun dengan arahan yang terus menerus dari guru kolaborator dan peneliti akhirnya siswa dapat menerimanya dan berhasil
bekerjasama dengan kelompoknya baik dalam diskusi kelompok maupun kegiatan praktik.
Dari hasil siklus I yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa metode
cooperative learning
tipe Jigsaw II mampu menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes kognitif, afektif dan
psikomotorik. Namun dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan
metode
cooperative learning
tipe Jigsaw II ini, peran serta siswa masih cenderung minim. Hal ini dapat dilihat dari :
1 Siswa enggan untuk bertanya dan memilih diam dikarenakan siswa
belum mengerti sepenuhnya dan kurang memahami materi, sehingga siswa bingung apa yang akan ditanyakan.
2 Beberapa siswa masih pasif dan bingung dengan apa yang harus
dilakukan karena siswa belum paham sepenuhnya dengan alur pembelajaran menggunakan metode
cooperative learning
tipe Jigsaw II. 3
Beberapa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap materi Seni Budaya, hal ini terlihat dari beberapa siswa yang kurang
bersemangat dalam diskusi kelompok maupun dalam kegiatan praktik. 4
Siswa masih terbiasa dengan belajar secara individu serta peran guru masih dominan pada siklus I ini.
5 Dalam kegiatan praktik vokal grup beberapa siswa belum bisa membaur
dengan kelompok, sebagian besar siswa belum menerapkan teknik vokal yang baik dan kurang memperhatikan homogenitas
blend
. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus I, maka peneliti akan
melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Lebih banyak memberikan dorongan kepada siswa tentang pentingnya
materi vokal grup, terutama kepada kelompok belajar yang kurang aktif dan kurang bersemangat dalam proses belajar
2 Memberikan pengertian kepada siswa tentang pentingnya belajar
kelompok terutama dalam pelaksanaan
cooperative learning
tipe Jigsaw II ini.
3 Menjelaskan dan mempertegas lagi alur metode Jigsaw II kepada siswa
sampai semua siswa paham sehingga kegiatan belajar berjalan lancar. 4
Dominasi guru kolaborator dan peneliti agak dikurangi pada siklus berikutnya agar tercipta pembelajaran seni budaya yang terpusat pada
siswa. 5
Memotivasi siswa agar lebih berani dalam mengungkapkan gagasan dan lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok.
6 Guru dan peneliti terus memberi arahan kepada siswa untuk lebih fokus
lagi dalam kegiatan praktik yaitu dengan menggunakan teknik vokal yang baik dan lebih memperhatikan homogenitas
blend
. Belum tercapainya target tindakan pada pelaksanaan siklus I ini maka
peneliti dan kolaborator sepakat melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II.