Tinjauan tentang Seni Budaya Musik

warisan budaya yang sangat beragam tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran seni budaya seni musik yang baik tidak terpaku pada ceramah saja namun lebih pada kegiatan praktik sehingga siswa dapat berekspresi dan mengapresiasi karya seni musik dengan lebih baik.

4. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran

Banyak definisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya oleh Winkel dalam Sutikno, 2013: 31 mengartikan bahwa pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian- kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik. Inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar, kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Sutikno 2013: 85-86 menjelaskan pengertian metode pembelajaran sebagai berikut: Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Sugihartono, dkk 2007: 81 menjelaskan bahwa “metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal”. Dalam proses pembelajaran terdapat bermacam-macam metode pembelajaran diantaranya; metode ceramah, metode tanya jawab, metode tutorial, metode team teaching, metode latihan drill , metode permainan, metode simulasi, cooperative learning , dll. Berdasarkan pendapat-pendapat dari tokoh di atas, maka diketahui bahwa metode pembelajaran merupakan cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistematis sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai dengan hasil yang optimal. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya.

5. Tinjauan tentang

Cooperative Learning Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja belajar kelompok yang terstruktur. Slavin 2015: 4 menjelaskan bahwa: Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut Lie 2007: 21, model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Kelima unsur tersebut yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Slavin 2010: 2 mengungkapkan bahwa metode pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: a. Kelebihan 1 Meningkatkan kemampuan siswa 2 Meningkatkan rasa percaya diri 3 Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian 4 Memperbaiki hubungan antar kelompok b. Kelemahan 1 Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan 2 Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk 3 Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok mengakibatkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya 4 Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik- baiknya dalam kelompok belajar Dari kelemahan-kelemahan yang ada pada pembelajaran kooperatif, seorang pendidik harus bisa mengkondisikan kelasnya menjadi kelas yang kondusif sehingga proses pelaksanaannya lancar dan siswa dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa dapat bersaing secara positif. Slavin 2015: 11 membagi menjadi lima metode pembelajaran kooperatif, diantaranya; Student Team-Achievement Division STAD, Team- Games-Tournament TGT, Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, dan Team Accelerated Instruction TAI. Kelima metode tersebut melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, maupun rendah dari latar belakang etnik yang berbeda-beda untuk saling bekerja sama dan saling membantu mempelajari materi pelajaran supaya memperoleh hasil yang maksimal.

6. Tinjauan tentang Jigsaw II

Jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson dan koleganya di Universitas Texas Slavin, 2015: 236. Kemudian bentuk Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin dengan sedikit perbedaan. Slavin 2015: 237 menjelaskan bahwa: Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 30 115

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Matc

0 0 17

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Siswa Kelas Vii Mtsn Sukoharjo.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe M

0 0 26

UPAYA PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANYUDONO PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 0 8

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KULON PROGO DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 0 135

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN.

0 9 118

Peningkatan Minat Belajar Seni Tari dengan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII.9 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 1 7

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

0 0 147