UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN.
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh Eko Sujatmoko NIM 11208241047
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
Kelas VIII SMP Negeri
I
Piyungan ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.Yogyakarta, ?zOktober 20 1 5 Pembimbing I,
Yogyakarta,?$ Oktober 20 1 5
Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd.
NrP 19601201 198803 2 001
Drs. Sritanto, M.Pd.
(3)
Pelajaran Seni Budaya dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
II
diKelas VIII sMP Negeri I Piyungan ini telah dipertahankan di depan Dewan Peirguji pada 30 Oi(ober 2015 dan dinyatakan lulus.
I}E\,VAN PENGUJI
Jabatan i..lama
Dra. F]eni Kusumarvali. M.Pd. Drs. Sritanto. h4"Pd.
Panca Putri Rusdervanti- S.Pd.. M.ijd. Dr. Hanna Sri L,tudjiiah- l.,t.Pd.
Ketua Fenguji Sekretaris Penguji Penguji
I
Penguji
tl
Tanggal
i
noutt{f
Mv't7
3 Nou"aotsattu,pr
Yogrrakarta"l jNo""iember 20 i 5 Fakultas Bahasa dan Seni
egeri Yogyakart*
Purhani, M.A.
iii
4:'W
"+'Z*t?
6#"dqh
(4)
Nama NIM
Program Studi Fakultas
Eko Sujatmoko t1208241047
Pendidikan Seni Musik
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa karya ilmiah
ini
adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.Apabila temyataterbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakri'ita, Oktober 2015 Penulis,
Eko Sujatmoko
(5)
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua saya
Adekku Dimas Adam Bachtiar dan Rachell Naufalo K.H Orang terdekatku Elis Prasetyawati
(6)
vi
(7)
vii
tugas akhir skripsi saya yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw II di Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta dapat terselesaikan.
Berbagai bimbingan, arahan, dukungan serta semangat saya dapatkan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi I yang selalu sabar dalam memberi arahan, memberi masukan, membimbing saya sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Drs. Sritanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi II yang tak
henti-hentinya selalu membimbing dengan penuh kesabaran disela-sela kesibukannya.
3. Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., dan Dra. Heni Kusumawati, M.Pd., sebagai ahli yang telah memvalidasi instrumen penelitian;
4. Bapak Warsito, S.Pd., selaku kepala SMP Negeri 1 Piyungan yang telah memberikan izin penelitian;
5. Ibu Sri Windaryati, S.Pd., selaku guru musik SMP Negeri 1 Piyungan dan sebagai kolaborator penelitian;
(8)
viii
Semoga Allah SWT memberikan rahmat berlimpah pada kita semua.
Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis,
(9)
ix
PERSETUJUAN... ii
PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
MOTTO... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
ABSTRAK…………... xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... ... 5
C. Pembatasan Masalah... 6
D. Rumusan Masalah... 6
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian……... 7
BAB II. KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori…………... 8
1. Belajar... 8
2. Prestasi Belajar... 8
3. Seni Budaya (Musik)... 10
4. Metode Pembelajaran... 13
5. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)... 14
6. Jigsaw II... 16
B. Penelitian yang Relevan... 21
C. Kerangka Berpikir... 22
(10)
x
3. Subjek Penelitian... 26
4. Partisipan dan Kolaborator... 26
B. Prosedur Penelitian... 26
1. Perencanaan…... 27
2. Tindakan……... 29
3. Observasi……... 31
4. Refleksi………... 31
C. Teknik Pengumpulan Data... 32
D. Instrumen Penelitian... 33
E. Validitas………..………... 34
F. Teknik Analisis Da... 38
G. Jadwal Penelitian…... 40
H. Indikator Keberhasilan Tindakan... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 42
1. Siklus I... 42
2. Siklus II... 57
B. Pembahasan... 72
BAB V. PENUTUP A. Simpulan... 79
B. Rencana Tindak Lanjut... 80
(11)
xi
Gambar 1 : Penyebaran Kelompok Asal dengan Tim Ahli dalam Jigsaw II... Gambar 2 : Model Penelitian Tindakan dari Lewin……... .. Gambar 3 : Diagram Batang Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I…. Gambar 4 : Diagram Batang Perbandingan Hasil Pre Tes dan Skor Kognitif Siklus I ... Gambar 5 : Diagram Batang Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus
II... Gambar 6 : Diagram Batang Perbandingan Hasil Evaluasi Kognitif Siklus I dan Siklus II………... Gambar 7 : Diagram Batang Perbandingan Hasil Evaluasi Ranah
Psikomotorik Siklus I dan Siklus II………... Gambar 8 : Diagram Perbandingan Hasil Observasi Ranah Afektif
Siklus I dan Siklus II……… Gambar 9 : Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Keseluruhan Ranah
Kognitif Siklus I dan Siklus II………...
Gambar 10 :Perbandingan Skor Rata-rata Keseluruhan Ranah Psikomotorik Siklus I dan Siklus II……….. Gambar 11 : Diskusi Siswa sebagai Tim Ahli ………...….. Gambar 12 : Peneliti dan Kolaborator Memantau Diskusi Siswa..…….. Gambar 13 : Pemberian Reward kepada Kelompok Terbaik………….. Gambar 14 : Kegiatan Praktik Vokal Grup ………..
17 51 52 65 66 27 69 74 75 76 114 114 115 115
(12)
xii
Tabel 1 : Perhitungan Nilai Peningkatan menurut Slavin…... Tabel 2 : Rekognisi Prestasi Tim………... Tabel 3 : Skor Peningkatan dari Hasil Pre Tes dan Hasil Siklus I.... Tabel 4 : Perolehan Skor Kelompok Siklus I... Tabel 5 : Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I………. Tabel 6 : Perbandingan Hasil Pre Tes dan Hasil Evaluasi Ranah
Kognitif Siklus I………... Tabel 7 : Observasi Ranah Afektif pada Siklus I……….. Tabel 8 : Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus I……… Tabel 9 : Skor Akhir Siklus I……….... Tabel 10 : Skor Peningkatan dari Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II.. Tabel 11 : Perolehan Skor Kelompok Siklus II……….. Tabel 12 : Hasil Evalusi Kognitif Siklus II………. Tabel 13 : Perbandingan Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I dan
Siklus II………..
Tabel 14 : Observasi Ranah Afektif pada Siklus II……… Tabel 15 : Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus II………….. Tabel 16 : Skor Akhir Siklus II………... Tabel 17 : Perbandingan Hasil Observasi Afektif Siklus I dan
Siklus II………..
Tabel 18 : Perbandingan Nilai Rata-rata Keseluruhan Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II………. Tabel 19 : Perbandingan Skor Rata-rata Keseluruhan Ranah
Psikomotorik Siklus I dan Siklus II………... Tabel 20 : Perbandingan Skor Akhir Siklus I dan Siklus II...
20 21 49 48 50 51 53 54 55 63 65 66 67 68 73 75 77 64 70 77
(13)
xiii
Lampiran 01 : RPP Siklus I………. Lampiran 02 : RPP Siklus II……….. Lampiran 03 : Surat Permohonan Menjadi Expert……….
Lampiran 04 : Soal Tes Kognitif ……….…..………. Lampiran 05 : Kisi-Kisi Evaluasi Ranah Kognitif ………. Lampiran 06 : Lembar Penilaian Tes Ranah Psikomotorik...…………. Lampiran 07 : Rubrik Penilaian Tes Ranah Psikomotorik ………. Lampiran 08 : Lembar Observasi Ranah Afektif ………..………. Lampiran 09 : Masukan dan Saran dari Expert……….….
Lampiran 10 : Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus I ……….. Lampiran 11 : Hasil Evaluasi Ranah Kognitif Siklus II………. Lampiran 12 : Hasil Evaluasi Ranah Afektif Siklus I ……… Lampiran 13 : Hasil Evaluasi Ranah Afektif Siklus II ……….. Lampiran 14 : Hasil Evaluasi Ranah Psikomotorik Siklus I ………….. Lampiran 15 : Hasil Evaluasi Ranah Psikomotorik Siklus II ………… Lampiran 16 : Dokumentasi Aktivitas Siswa ………. Lampiran 17 : Partitur Lagu “Suwe Ora Jamu”……….…………. Lampiran 18 : Surat-surat izin Penelitian ……….
83 89 95 97 100 101 102 105 106 108 109 110 111 112 113 114 116 117
(14)
xiv
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN
Oleh: EkoSujatmoko NIM 11208241047
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya di kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan dengan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw
II.Permasalahanpadapenelitianiniadalahrendahnyamotivasibelajarsiswaterhadapm atapelajaransenibudaya.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII ASMP Negeri 1 Piyunganyang berjumlah 28 siswa. Kolaborator penelitian yaitu Sri Windaryati,S.Pd., selaku guru seni musik di SMP Negeri 1 Piyungan. Instrumen yang digunakan berupatesdanlembarobservasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas demokratik,hasil, proses,katalitik, dandialogik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwametodecooperative learning tipe Jigsaw II dapat meningkatkanprestasibelajarsiswapadamatapelajaransenibudaya di
kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan.Keberhasilantersebutditunjukkanolehjumlahsiswa yang mencapai KKM
padasiklus I sebanyak 9 orang siswa (32,1%), padasiklus II meningkatmenjadi 26 orang siswa (92,8%). Hal tersebut sudah sesuai dengan target keberhasilan tindakan, makadariitupenelitiandiakhiri.
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman tersebut. Apabila pendidikan tidak mengikuti perkembangan zaman, maka akan tertinggal dengan arus perkembangannya itu sendiri. Perkembangan zaman ditandai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Perkembangan tersebut tentu harus diimbangi dengan perkembangan sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas. Sumber daya manusia tersebut tentunya dapat diciptakan melalui pendidikan yang bermutu tinggi.
Selanjutnya Sarwastuti (2011: 1) menjelaskan bahwa:
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat tiga komponen utama dalam pendidikan, yaitu pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan.
Peserta didik sebagai salah satu komponen utama dalam pendidikan berperan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut banyak faktor yang
(16)
mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Sutikno (2013: 85) menyatakan bahwa:
Salah satu faktor yang ada di luar siswa adalah guru profesional yang mampu mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik.
Untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran diperlukan kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik.
Dalam kenyataan sekarang ini, program pembelajaran belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Guru dalam mendidik biasanya masih monoton atau tidak melakukan variasi. Suasana kelas nampak tegang ketika proses pembelajaran berlangsung dan dirasa membosankan. Selain itu, guru juga kurang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Guru terlalu sibuk menyampaikan materi tetapi tidak memperhatikan apakah yang disampaikan oleh guru tersebut dapat dipahami atau tidak oleh siswa (Sutikno: 2013). Hal-hal seperti itu yang menjadikan proses pembelajaran kurang maksimal dan masih banyak lagi faktor yang ikut mempengaruhi upaya pencapaian keberhasilan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kondisi siswa akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Sutikno (2013: 86) bahwa:
Salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan memilih
(17)
metode. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal.
Pemilihan metode dilakukan karena ada banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Oleh sebab itu, sebagai guru yang baik hendaknya kreatif, pandai memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran Seni Budaya untuk SMP dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater, dan Seni Musik. Tujuan dari mata pelajaran Seni Budaya ini adalah untuk mendukung tujuan pendidikan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, mata pelajaran seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting dan wajib diberikan pada setiap sekolah baik negeri maupun swasta sejak tingkat dasar hingga menengah.
Menurut Nurhayati (2013: 2),
tujuan pendidikan seni budaya secara umum adalah mengantar perkembangan kehidupan anak didik menuju proses pendewasaan berbasis budaya melalui kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi. Pendidikan seni budaya di sekolah selain sebagai wahana pembentukan karakter bangsa, juga untuk membina akhlak anak didik, karena dalam kehidupan manusia, akhlak sangat diperlukan.
(18)
Pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan dan mengapresiasi karya musik. Beragam kesenian yang berkembang di Nusantara mulai dari kesenian musik tradisional sampai kesenian musik modern apabila tidak diwariskan kepada anak melalui jalur pendidikan maka kesenian tersebut akan dijauhi oleh anak didik dan perlahan menghilang.
Pembelajaran seni budaya khususnya seni musik di SMP Negeri 1 Piyungan belum mendapatkan hasil maksimal. Ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh guru seni budaya diantaranya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran seni budaya masih rendah, sulitnya mengajak siswa untuk aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan wawancara sepintas dengan guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Piyungan dan observasi kelas ternyata masih ada beberapa siswa yang nilai keseluruhannya di bawah KKM. Menanggapi hal tersebut tentunya perlu dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mengatasi masalah tersebut. Maka dari itu, peneliti mencoba menerapkan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II.
Slavin (2015: 236-237), “metode pengajaran dengan Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson, dan rekan-rekannya. Bentuk Jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu Jigsaw II”. Metode Jigsaw II diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode Jigsaw II atau metode kerjasama tim memungkinkan siswa menjadi lebih aktif di
(19)
dalam kelas, mempunyai tanggung jawab dan diajarkan untuk menjadi pemimpin. Dengan situasi siswa kelas VIII yang cenderung pasif, diharapkan dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II ini siswa akan tergerak untuk menjadi lebih baik, motivasi belajar semakin bertambah sehingga hasil yang diperoleh maksimal.
Dengan berbagai teori yang sudah dijelaskan di atas maka peneliti mengadakan suatu penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II di Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dalam penelitian ini teridentifikasi sejumlah permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga berdampak menurunnya prestasi belajar mata pelajaran Seni Budaya.
2. Sikap pasif siswa di kelas yang menunjukkan kurangnya variasi guru dalam memberikan materi pelajaran.
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pembelajaran seni budaya (seni musik) sehingga prestasi belajar siswa masih rendah. 4. Hasil belajar seni budaya (seni musik) siswa kelas VIII di SMP Negeri
1 Piyungan banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum.
(20)
5. Siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Piyungan cenderung belajar secara individual.
6. Metode pembelajaran yang digunakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka permasalahan peneliti dibatasi pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II di kelas VIII A tahun ajaran 2015/2016 SMP Negeri 1 Piyungan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang sudah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) dengan metode cooperative learning tipe Jigsaw II di kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) di kelas VIII A SMP Negeri 1
(21)
Piyungan dengan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw II.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai metode pembelajaran yang efektif untuk peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
Untuk menambah keterampilan bagi peneliti untuk mengembangkan metode pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
(22)
8 A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Belajar
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut nilai kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2002: 19). Belajar merupakan suatu proses perubahan yang cenderung menetap dan merupakan hasil dari pengalaman, serta tidak termasuk perubahan fisiologis, namun perubahan psikologis yang berupa perilaku dan representasi atau asosiasi mental (Ghufron, 2013: 7-8).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dimana perubahan tersebut terjadi secara sadar dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
Suatu kegiatan proses belajar mengajar akan menghasilkan prestasi yang baik apabila dalam kegiatan belajar mengajar berkualitas, baik dari segi metode dan media yang mendukung. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
(23)
Kedua kegiatan tersebut saling berkaitan dalam suatu kegiatan interaksi belajar mengajar.
Badudu (1996: 1088) memberi pengertian “prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau yang sudah diusahakan”. Djamarah (2002: 19-20) mengemukakan bahwa “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”.
Berdasarkan pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, tetapi intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu
Winkel (1996: 162) menyebutkan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapai”. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Ghufron (2013: 9) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajarnya
(24)
yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf”. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut, maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata, 2000: 17).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Hasil dari pengukuran terhadap peserta didik tersebut meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Tinjauan tentang Seni Budaya (Musik)
Mata pelajaran Seni Budaya untuk SMP dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater, dan Seni Musik. Dari beberapa seni tersebut masuk ke dalam satu mata pelajaran yaitu mata pelajaran Seni Budaya. Pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan dan mengapresiasi karya musik. Beragam kesenian yang berkembang di Nusantara mulai dari kesenian musik tradisional sampai kesenian musik modern apabila tidak diwariskan kepada anak melalui jalur pendidikan maka kesenian tersebut akan dijauhi oleh anak didik dan perlahan menghilang.
(25)
Menurut Sudarsono dkk (1982: 12), musik adalah seni yang berlatar belakang waktu yang mampu mengekspresikan nuansa kehidupan seperti kegembiraan, kesedihan, kemesraan, dan sebagainya. Di dalamnya tersimpan ungkapan perasaan yang bisa membentuk sikap dan daya pikir seseorang. Pelajaran musik sangat membantu siswa untuk menyelami seluk beluk suasana hati dan relung-relung pikiran yang paling dalam. Disinilah tersirat fungsi pembelajaran musik sekolah sebagai alat pendidikan bersama pelajaran lain sebagai pelajaran umum.
Menurut Jamalus (1998: 1), musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, bentuk, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Selanjutnya Jamalus (1998: 3) menyatakan bahwa “pengajaran musik adalah pengajaran tentang bunyi. Apapun yang dibahas dalam suatu pengajaran musik haruslah bertolak dari bunyi itu sendiri”.
Menurut Safrina (1998: 3) “pendidikan musik adalah pendidikan untuk memberi kesempatan mengembangkan rasa keindahan kepada anak dan menghayati bunyi ungkapan musik itu sendiri”. Pendidikan rasa keindahan ini memberi kesadaran anak bahwa musik itu adalah bagian dari kehidupan.
Pada dasarnya mengajarkan materi musik tidak terpaku pada ceramah atau cerita saja, melainkan lebih pada kegiatan praktik agar siswa
(26)
merasakan langsung seperti misalnya bermain alat musik, mendengarkan musik, dan terutama untuk anak yaitu bernyanyi.
Menurut Safrina (1998: 2) tujuan pendidikan seni musik antara lain : a. Menanamkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan
yang dimiliki anak.
b. Membantu anak memiliki kemampuan mengungkapkan perasaan dan pikirannya melalui musik.
c. Membantu anak memiliki kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistiknya.
d. Mengembangkan kepekaan anak terhadap lingkungannya. e. Memberi kesempatan pada anak untuk dapat meningkatkan
sendiri pengetahuan dan ketrampilannya dalam bidang musik. Pembelajaran musik di sekolah harus mengantarkan anak pada pengalaman yang menyenangkan sehingga anak dapat merasakan bahwa musik adalah sumber keindahan. O’brien (dalam Safrina, 1998: 104) menyimpulkan bagaimana seharusnya memberikan pelajaran musik yaitu:
a. Cara belajar yang terbaik bagi anak-anak seharusnya pengalaman musik.
b. Anak-anak mempunyai tingkat perkembangan yang harus diperhatikan dan disesuaikan dalam pembelajaran musik. Anak-anak harus diberi pengalaman musik yang sesuai dengan perkembangan fisiknya.
c. Anak-anak memiliki kebutuhan sosial dan kebutuhan emosi yang berbeda-beda. Anak yang suka bersosialisasi lebih cenderung suka bermain ansambel. Guru harus selalu memperhatikan kebutuhan sosial anak yang berbeda-beda ini. d. Pengajaran musik yang ideal menggunakan unsur-unsur musik
yang terdapat dalam lagu yang digunakan sebagai bahan untuk pengalaman musik.
Pembelajaran seni budaya khususnya seni musik di sekolah memiliki tujuan yaitu untuk mengenalkan kepada siswa beragam kesenian musik yang berkembang di Nusantara mulai dari kesenian musik tradisional sampai kesenian musik modern serta mengajak siswa untuk ikut melestarikan
(27)
warisan budaya yang sangat beragam tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran seni budaya (seni musik) yang baik tidak terpaku pada ceramah saja namun lebih pada kegiatan praktik sehingga siswa dapat berekspresi dan mengapresiasi karya seni musik dengan lebih baik.
4. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran
Banyak definisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya oleh Winkel (dalam Sutikno, 2013: 31) mengartikan bahwa pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian-kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik.
Inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar, kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Sutikno (2013: 85-86) menjelaskan pengertian metode pembelajaran sebagai berikut:
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
(28)
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Sugihartono, dkk (2007: 81) menjelaskan bahwa “metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal”. Dalam proses pembelajaran terdapat bermacam-macam metode pembelajaran diantaranya; metode ceramah, metode tanya jawab, metode tutorial, metode team teaching,
metode latihan (drill), metode permainan, metode simulasi, cooperative learning, dll.
Berdasarkan pendapat-pendapat dari tokoh di atas, maka diketahui bahwa metode pembelajaran merupakan cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistematis sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai dengan hasil yang optimal. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya.
5. Tinjauan tentang Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja / belajar kelompok yang terstruktur.
(29)
Slavin (2015: 4) menjelaskan bahwa:
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Menurut Lie (2007: 21), model pembelajaran cooperative learning
tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Kelima unsur tersebut yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Slavin (2010: 2) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Meningkatkan kemampuan siswa 2) Meningkatkan rasa percaya diri
3) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian
4) Memperbaiki hubungan antar kelompok b. Kelemahan
1) Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan 2) Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan
buruk
3) Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok mengakibatkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya
4) Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar
Dari kelemahan-kelemahan yang ada pada pembelajaran kooperatif, seorang pendidik harus bisa mengkondisikan kelasnya menjadi kelas yang
(30)
kondusif sehingga proses pelaksanaannya lancar dan siswa dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa dapat bersaing secara positif.
Slavin (2015: 11) membagi menjadi lima metode pembelajaran kooperatif, diantaranya; Student Team-Achievement Division (STAD), Team-Games-Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction (TAI). Kelima metode tersebut melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, maupun rendah dari latar belakang etnik yang berbeda-beda untuk saling bekerja sama dan saling membantu mempelajari materi pelajaran supaya memperoleh hasil yang maksimal.
6. Tinjauan tentang Jigsaw II
Jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson dan koleganya di Universitas Texas (Slavin, 2015: 236). Kemudian bentuk Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin dengan sedikit perbedaan. Slavin (2015: 237) menjelaskan bahwa:
Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas
(31)
topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dengan “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Yang terakhir adalah, para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya.
Kunci dari Jigsaw II adalah interdependensi yaitu setiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian (Slavin, 2015: 237). Berikut adalah skema penyebaran kelompok asal dengan tim ahli dalam metode Jigsaw II.
Gambar 1: Penyebaran Kelompok Asal dengan Tim Ahli dalam Jigsaw II (Slavin, 2015: 237)
Kelompok Asal 1 Kelompok Asal 2 Kelompok Asal 3 Kelompok Asal 4 Kelompok Asal 5 Tim Ahli A Tim Ahli B Tim Ahli C Tim Ahli D Tim Ahli E
(32)
Langkah – langkah pembelajaran dengan Jigsaw II menurut Huda (2013: 118) dan Slavin (2015: 237) adalah sebagai berikut:
a. Orientasi
Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa kritis, percaya diri, kooperatif dalam model belajaran ini.
b. Pengelompokan
Dalam metode Jigsaw II siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok-kelompok 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak, sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat kepandaian berbeda, latar belakang yang berbeda, laki-laki, perempuan. Kelompok ini dinamakan kelompok asal.
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert
Setelah terbentuk kelompok asal, selanjutnya kelompok asal dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang lebih spesifik yang diberikan oleh guru dan dibina supaya menjadi expert.
Kelompok ini dinamakan kelompok ahli (Expert). Kelompok ahli mendiskusikan topik yang harus mereka pelajari dan memahami topik tersebut lebih dalam. Setiap siswa di kelompok ahli diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam kelompok asal, tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini.
(33)
d. Pemaparan topik dari kelompok ahli ke kelompok asal
Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing kembali dalam kelompok asal. Pada fase ini ke-lima kelompok (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu. Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota kelompok untuk mempresentasikan keahliannya kepada teman-temannya di kelompok asal masing-masing, satu per satu. Proses ini diharapkan akan terjadi proses sharing
pengetahuan antara mereka. Aturan-aturan pada fase ini adalah:
1) Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok mempelajari materi yang diberikan.
2) Tanyakan pada anggota kelompok sebelum menanyakan kepada pendidik
3) Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu kelompok lain.
4) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan.
e. Test (Penilaian)
Pada fase ini, pendidik memberikan tes tertulis yang memuat semua materi yang sudah didiskusikan bersama. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika pada saat belajar mereka saling bahu-membahu untuk memperoleh konsep yang benar, maka pada saat penilaian ini mereka harus bekerja sendiri-sendiri.
(34)
f. Pengakuan kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu. Penilaian tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Perhitungan skor peningkatan, dan kriteria penghargaan kelompok menggunakan kriteria berikut.
Tabel 1: Perhitungan Nilai Peningkatan menurut Slavin (2015:159)
Skor Kuis Poin Kemajuan
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 Skor akhir lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Skor akhir = skor awal sampai10 poin di atas skor awal 20 10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 Skor akhir lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
Selanjutnya kelompok kooperatif dapat memperoleh penghargaan atau hadiah jika rata-rata skor memenuhi kriteria seperti tabel berikut:
(35)
Tabel 2: Rekognisi Prestasi Tim, Slavin (2015: 160) Kriteria (Rata – rata Tim) Penghargaan
25 < x < 30 Tim Super 15 < x < 25 Tim Sangat Baik
5 < x < 15 Tim Baik
Selain penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor paling tinggi, penghargaan juga diberikan kepada individu yang memiliki penambahan nilai paling tinggi. Penghargaan-penghargaan lain juga diberikan kepada kelompok yang paling kooperatif dan dinamis selama berdiskusi.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh data hasil penelitian yang relevan sebagai berikut:
1. Sri Maida Astuti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Berbantu Media Kartu
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi
menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
berbantu Media Kartu dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi setelah dilakukan tindakan. Aktivitas Belajar siswa secara keseluruhan meningkat dari siklus I yang semula 53,89% meningkat
(36)
menjadi 77,27% pada siklus II. Siswa yang mengalami peningkatan skor aktivitas sebesar 90,91%. Hasil Belajar Akuntansi juga mengalami peningkatan. Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebesar 23,81% meningkat menjadi 80,00% pada siklus II.
2. Suhardi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Partisipasi dan Kerjasama Siswa Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw pada Materi Protozoa Kelas X SMA N Pengasih
menyimpulkan bahwa model pembelajaran tipe Jigsaw dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa SMA N Pengasih. Disamping itu tindakan dalam PTK ini juga meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil pengamatan sekilas oleh peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran seni budaya (musik) di SMP Negeri 1 Piyungan menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi masih kurang maksimal. Pemilihan metode pembelajaran menjadi hal utama yang menyebabkan pencapaian kompetensi kurang maksimal.
Cooperative Learning tipe Jigsaw II merupakan metode pembelajaran kelompok. Dalam proses cooperative learning terjadi peristiwa pengajaran sebaya yang cenderung lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran oleh guru. Dalam cooperative learning siswa
(37)
berkesempatan untuk bekerjasama dengan teman untuk mengembangkan diri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Metode cooperative learning tipe Jigsaw II dapat meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan demikian akan mendorong siswa lebih berperan aktif dalam belajar dengan guru sebagai fasilitator belajar sehingga hasil belajar akan lebih bermakna mendalam bagi siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “metode Cooperative Learning tipe
Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik di kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan”.
(38)
24 A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dengan metode cooperative learning tipe jigsaw II di kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru atau praktisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya (Pardjono, 2007: 10).
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut (Kardiawarman, 2007: 2). Paizaluddin (2013: 7) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan.
Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa penelitian tindakan kelas berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami. Penelitian tindakan kelas ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan tujuannya
(39)
untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal melalui cara yang dinilai paling efektif.
Selanjutnya Pardjono, dkk (2007: 11) menjelaskan bahwa secara metodologis, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) bersifat kolaboratif,
2) dilaksanakan pada lokasi terjadinya permasalahan,
3) bersifat partisipatori karena memerlukan partisipasi dari semua anggota tim peneliti,
4) tidak ada upaya pengendalian variabel pengganggu.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa PTK merupakan bentuk penelitian untuk mendapatkan pengetahuan tentang perubahan (changes) dan peningkatan (improvement) karena dampak suatu tindakan. Sehingga ada 3 elemen kunci yaitu: penelitian, tindakan, dan partisipasi. Prinsip partisipatori harus bisa dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas. Tanpa partisipasi dari semua anggota tim peneliti, penelitian tidak akan memenuhi standar kualitas ilmiah (Pardjono, 2007: 11).
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi di tempat tersebut karena sudah melakukan observasi awal dimana peneliti melaksanakan kegiatan KKN-PPL di SMP Negeri 1 Piyungan. Selanjutnya peneliti menemukan beberapa masalah yang harus dipecahkan dan diselesaikan dalam pembelajaran seni budaya khususnya seni musik.
(40)
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
4. Partisipan dan Kolaborator
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru mata pelajaran seni budaya (musik) yaitu Ibu Sri Windaryati, S.Pd. Kolaborator dalam hal ini guru mata pelajaran seni budaya (musik) bertugas melaksanakan pembelajaran dengan metode Jigsaw II sekaligus mengamati kegiatan pembelajaran, memberi masukan, mendiskusikan permasalahan dan selanjutnya menganalisis hasil praktik. B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses penelitian. Prosedur penelitian dirancang untuk membantu memperlancar proses penelitian sehingga tujuan dari penelitian tercapai dengan maksimal. Madya (2011: 59) menjelaskan ada 4 aspek pokok dalam PTK diantaranya; penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini akan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran seni budaya selama dua siklus.
(41)
Gambar 2: Model Penelitian Tindakan dari Lewin (Pardjono, 2007: 22)
Adapun penjelasan lebih rinci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan ini mengacu pada permasalahan kemampuan siswa untuk memahami materi seni budaya khususnya seni musik. Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru mata pelajaran seni budaya menyiapkan RPP sesuai materi pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah yaitu materi Vokal Grup. RPP dibuat oleh peneliti dengan dibantu oleh guru mata pelajaran seni budaya selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Sesuai dengan karakteristik PTK yaitu bersifat kolaboratif dan partisipatori sehingga keberadaan guru mata pelajaran seni budaya sangat penting sebagai kolaborator dalam penelitian ini.
(42)
Perencanaan tindakan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah dan penyebabnya
Materi seni budaya khususnya seni musik yang diajarkan di tingkat SMP kelas VIII tidak cukup hanya dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran vokal grup khususnya, sangat membutuhkan keaktifan siswa dan pengalaman siswa dalam mempraktikkan vokal grup. Yang terjadi di lapangan sebagian besar siswa masih pasif, kurangnya kerjasama dalam proses pembelajaran, siswa tidak percaya diri saat menyampaikan gagasan atau ide secara individual, kurangnya interaksi antara siswa ke siswa maupun siswa ke guru, guru bukan sebagai teman bicara yang baik melainkan hanya sebagai penyampai materi. Dengan adanya masalah tersebut dan setelah adanya penjelasan dari guru, diketahui bahwa nilai para siswa masih tergolong rendah dari nilai rata-rata yang harus dicapai untuk mata pelajaran seni budaya yang seharusnya 75.
b. Perencanaan solusi masalah
Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran materi vokal grup adalah dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe Jigsaw II. Dengan metode Jigsaw IIdiharapkan siswa lebih aktif, berani mengeluarkan pendapat, berlatih kerjasama yang baik dalam kelompok dan berlatih bermusyawarah.
(43)
c. Penyusunan program tindakan pembelajaran
Solusi untuk meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran seni budaya (musik) perlu disusun ke dalam suatu program tindakan pembelajaran. Program yang akan dilaksanakan adalah melakukan tindakan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II. Peneliti bersama guru mata pelajaran seni budaya menyusun RPP materi vokal grup dengan menggunakan metode Cooperative Learning
tipe Jigsaw II serta membuat instrumen evaluasi yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen ahli.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran seni budaya selaku tenaga pengajar dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini bersifat fleksibel, yaitu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan di kelas, dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Secara umum, langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mengenalkan metode Jigsaw IIkepada siswa. Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan metode Jigsaw II.
b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, setiap kelompok berjumlah masing-masing 5-6 siswa dengan latar belakang yang berbeda ini disebut kelompok asal. Selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa
(44)
untuk menjadi ketua kelompok, semua siswa berkesempatan untuk menjadi ketua kelompok.
c. Guru menyampaikan informasi mengenai materi vokal grup selanjutnya membagi beberapa topik kepada setiap siswa untuk dipelajari. Setiap siswa dari kelompok asal dengan topik tertentu berkumpul dengan siswa kelompok lain dengan topik yang sama kemudian berdiskusi bersama, tim tersebut dinamakan tim ahli.
d. Guru memberikan lembar ahli untuk tiap unit kepada siswa. Lembar ini akan mengatakan kepada siswa dimana mereka perlu berkonsentrasi saat membaca, dan dengan tim ahli yang akan bekerja. Selain itu guru memberikan skema diskusi untuk membantu mengarahkan diskusi dalam tim ahli.
e. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada tim ahli maupun kelompok asal. Guru tetap membimbing dan memantau jalannya diskusi.
f. Setelah siswa selesai berdiskusi dengan tim ahli kemudian melaporkan kepada kelompok asal hasil diskusi tim ahli. Setelah siswa berdiskusi dalam tim ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
(45)
g. Guru memberikan tes tertulis dan setiap kelompok mempraktikkan vokal grup sederhana. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terkait materi vokal grup dengan metode Jigsaw II
h. Setelah semua tes sudah selesai, guru memberikan hadiah kepada kelompok dengan point tertinggi yaitu kelompok terbaik mendapatkan hadiah paling menarik, dst.
3. Observasi
Tahap observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung sehingga tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung seperti mengamati kesiapan awal siswa, pengkondisian kelas oleh guru, proses diskusi tim ahli, diskusi kelompok asal, presentasi kelompok, pembahasan materi, pembuatan kesimpulan bersama-sama siswa dengan guru, pelaksanaan kuis, tes praktik dan pemberian penghargaan kelompok.
4. Refleksi
Madya (2011: 63) mengatakan bahwa “refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi”. Jadi yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
(46)
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dilakukan dengan diskusi peneliti bersama guru mata pelajaran seni budaya membahas hasil dari tindakan siklus pertama. Dari hasil refleksi siklus I peneliti bersama dengan guru mata pelajaran seni budaya menyusun rencana pemecahan masalah untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Pada akhir siklus II tujuan penelitian sudah tercapai yaitu terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya (musik) di kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II, sehingga siklus-siklus selanjutnya tidak dilaksanakan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Data penelitian dikumpulkan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat.
1. Tes
Mulyasa (2009: 69) mengatakan bahwa “tes merupakan instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan”. Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes tertulis mengenai materi vokal grup dan tes praktik bernyanyi vokal grup. Tes tertulis dan praktik yang digunakan peneliti dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi vokal grup yang diajarkan dengan menggunakan metode Cooperative
(47)
Learning tipe Jigsaw II. Penilaian dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator dengan menggunakan pedoman penilaian yang berisi aspek-aspek yang akan diukur. Untuk penilaian tes praktik vokal grup aspek-aspek-aspek-aspek yang dinilai dapat dilihat pada lampiraninstrumen penelitian.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata: 2009). Alat pengumpulan data berupa lembar observasi yang digunakan untuk memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan pembelajaran vokal grup dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw II.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2009: 240), “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dalam penelitian ini, dokumen yang dapat dijadikan sebagai data berupa foto, catatan-catatan sebelumnya yang digunakan untuk sumber data.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi (2002: 136), “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpul data adalah:
(48)
1. Tes
Soal-soal tes yang disusun oleh peneliti sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Tes yang digunakan adalah tes objektif atau pilihan ganda untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Selain tes ranah kognitif juga terdapat tes praktik vokal grup yang digunakan untuk mengetahui kemampuan psikomotorik siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw II. Instrumen tes penilaian ranah kognitif dan psikomotorik dibuat oleh peneliti bersama kolaborator selanjutnya dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (Expert Judgment) yaitu Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., dan Dra. Heni Kusumawati, M.Pd. Instrumen tes penilaian ranah kognitif dan psikomotorik dapat dilihat di lampiran. 2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aspek afektif dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran materi vokal grup dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II. Lembar observasi dibuat oleh peneliti selanjutnya dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (Expert Judgment) yaitu Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., dan Dra. Heni Kusumawati, M.Pd.
E. Validitas
Validitas sangat penting dalam penelitian tindakan kelas untuk memvalidasi proses penelitian tindakan tersebut. Menurut Anderson, dkk
(49)
yang dikutip oleh Madya (2011: 37-38), kriteria validitas yang tepat untuk penelitian tindakan kelas adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis, yang harus dipenuhi dari awal saat kesadaran akan kekurangan muncul sampai pelaporan hasil penelitiannya. Secara rinci validitas tersebut dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Validitas Demokratik
Kriteria validitas demokratik terkait dengan jangkauan kekolaboratifan penelitian dan pencakupan berbagai pendapat atau saran. Dalam hal ini peneliti, kolaborator dan siswa diberi kesempatan menyuarakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dialaminya sesuai dengan perannya masing-masing selama penelitian berlangsung. Peneliti dan kolaborator telah berdiskusi bersama mengenai permasalahan apa yang terjadi di lapangan. Peneliti juga telah melakukan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa siswa terkait masalah yang dihadapi. Akhirnya diperoleh kesepakatan bersama antara peneliti, kolaborator dan siswa permasalahan berupa kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran seni budaya (seni musik), mayoritas siswa pasif saat pembelajaran berlangsung sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa belum maksimal. Dari persoalan yang ada maka dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa, melatih keaktifan dan dapat melatih kerjasama antar siswa. Penggunaan metode
(50)
berbagai persoalan tersebut. Diskusi dan saling mengemukakan pendapat antara peneliti dan kolaborator berlangsung sepanjang penelitian, dari awal hingga berakhirnya penelitian.
b. Validitas Hasil
Validitas hasil terkait dengan pengertian bahwa upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II dapat membawa hasil yang memuaskan. Hasil yang paling efektif tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi juga meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa sehingga melahirkan pertanyaan baru. Hal ini terlihat pada refleksi siklus I bahwa masih ada siswa yang belum berani menjelaskan materi kepada teman-temannya ketika diskusi kelompok, selain itu pada kegiatan praktik vokal grup masih banyak siswa yang malu-malu untuk tampil. Untuk mengatasi hal tersebut maka di siklus selanjutnya peneliti bersama kolaborator selalu memotivasi siswa dan mengajak siswa untuk lebih aktif.
c. Validitas Proses
Validitas proses merupakan salah satu kriteria validitas yang merujuk pada sifat kritis atas proses penelitian dan keberhasilan kerjasama selama proses keberhasilan berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan seksama. Selama proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok. Beberapa siswa belum berani presentasi di
(51)
depan teman-temannya. Selain itu pada siklus I masih banyak siswa yang kurang percaya diri dan belum berani tampil vokal grup.
Peneliti dan kolaborator membahas masalah-masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran tersebut terkait tingkat keaktifan siswa, ketertarikan siswa, motivasi siswa serta berbagai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian peneliti bersama kolaborator berdiskusi untuk menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan-permasalahan tersebut yaitu selalu memotivasi siswa untuk lebih percaya diri dalam praktik bernyanyi serta mendorong siswa untuk aktif dalam kerjasama kelompok.
d. Validitas Katalitik
Validitas katalitik terkait dengan sejauh mana para peserta memperdalam pemahamannya terhadap realitas sosial dalam konteks terkait dan bagaimana mereka dapat mengelola perubahan di dalamnya. Hal ini termasuk perubahan pemahaman guru dan murid terhadap peran mereka masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari perubahan ini. Dalam penelitian ini peneliti dan kolaborator yaitu guru seni budaya (seni musik) memahami bahwa masalah-masalah yang dialami adalah kurangnya motivasi, percaya diri serta sikap pasif siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam kasus penelitian tindakan ini proses pembelajaran yang masih satu arah yaitu guru lebih banyak berperan dibandingkan mengedepankan keaktifan siswa. Kemudian dipahami bahwa guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator serta peran
(52)
penolong dalam proses pembelajaran sehingga dapat meminimalisir sikap pasif siswa.
e. Validitas Dialogik
Validitas dialogik beriringan dengan pemenuhan kriteria demokratik yaitu setelah seorang peserta mengungkapkan pandangan, pendapat, atau gagasannya, dia akan meminta peserta lain untuk menanggapinya secara kritis sehingga terjadi dialog kritis atau reflektif. Dengan demikian, kecenderungan untuk terlalu subjektif dapat dikurangi sampai sekecil mungkin.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2013: 207) mengatakan bahwa
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Data hasil penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran data hasil penelitian tanpa bermaksud untuk memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012: 29). Penyajian data tersebut meliputi penentuan mean (rerata), nilai tertinggi, nilai terendah dan skor total nilai dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil analisis tersebut
(53)
mendeskripsikan tindakan dalam meningkatkan hasil belajar seni budaya (seni musik) dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II.
Dalam menganalisis data, rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data mentah yang diperoleh dari hasil tes kognitif, psikomotorik dan penilaian afektif kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni budaya. Menurut Suharsimi (2011: 12) rumus untuk menghitung nilai siswa adalah sebagai berikut:
Keterangan: N = Nilai
Kemudian menurut Suharsimi (2002: 264) untuk menghitung rata-rata nilai siswa dengan menggunakan rumus:
Keterangan: X = rata-rata
∑x = jumlah semua nilai N = banyak data
�
�
(54)
2. Selanjutnya pada setiap akhir siklus dilakukan penghitungan untuk membuktikan apakah penelitian sudah dikatakan berhasil sesuai target
yaitu jumlah siswa yang menempuh KKM ≥ 90%. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
T = jumlah target %
n tuntas = jumlah siswa yang lulus KKM N total = jumlah keseluruhan siswa
Apabila jumlah T < 90 % maka penelitian belum dikatakan berhasil dan perlu dilakukan tindakan siklus selanjutnya, namun apabila T ≥ 90 % maka penelitian dikatakan berhasil sesuai target.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dengan Metode Cooperative Learning
Tipe Jigsaw II di Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2015.
H. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah meningkatnya prestasi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada mata pelajaran seni budaya (musik) dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II. Penilaian
(55)
dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, tes praktik dan penilaian sikap. Kriteria meningkatnya prestasi siswa pada mata pelajaran seni budaya (musik) dapat dilihat dari perbandingan nilai sebelum diadakan tindakan dengan setelah diadakannya tindakan. Target keberhasilan tindakan dilihat dari jumlah siswa yang menempuh KKM yaitu ≥ 90% dalam ranah kognitif dan peningkatan pada ranah psikomotorik maupun afektif.
(56)
42 A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tentang Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dengan Metode Cooperative Learning Tipe
Jigsaw II di Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan telah dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2015 bertempat di SMP Negeri 1 Piyungan yang terletak di Jalan Wonosari km. 14, Kelurahan Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 orang siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Hasil penelitian diperoleh dari tes atau evaluasi kognitif, observasi afektif dan tes psikomotorik. Pada tahap ini peneliti menyajikan data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari siklus I sampai siklus II.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Siklus I a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
(57)
1) Menentukan materi pelajaran seni budaya yang akan diajarkan yaitu materi vokal grup dengan menggunakan metode Cooperative Learning
tipe Jigsaw II.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk melihat RPP secara rinci dapat dilihat di lampiran.
3) Membuat instrumen evaluasi berupa soal kognitif, lembar observasi afektif dan psikomotorik kemudian dikonsultasikan dengan dosen ahli (expert).
4) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda.
5) Menyiapkan media pembelajaran. b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak 4x pertemuan dengan sub pokok bahasan yang sama. Pembelajaran dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kerjasama dalam mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan demikian akan mendorong siswa lebih berperan aktif dalam belajar sehingga hasil belajar mereka meningkat.
1) Siklus I pertemuan I
Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe Jigsaw II pada materi vokal grup. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(58)
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 3 Agustus 2015 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit pada pukul 09.20-10.40. Di setiap awal pertemuan guru memberikan nomor urut (nomor dada) kepada semua siswa untuk dipasang di dada mereka masing-masing sesuai dengan nomor urut pada presensi kelas. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti melakukan observasi kepada tiap-tiap siswa. Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan menayangkan video vokal grup di depan kelas selanjutnya bertanya kepada siswa pendapat tentang video vokal grup yang ditampilkan, apakah ada perbedaan dengan video yang pernah ditampilkan pada materi sebelumnya yaitu bernyanyi secara unisono. Hanya ada beberapa siswa yang berani memberikan pendapat dan mereka masih ragu-ragu dengan pendapatnya. Kemudian guru mengenalkan kepada siswa pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II. Pada pembelajaran ini guru menekankan pentingnya kerjasama antar siswa dalam suatu kelompok. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang siswa dan sudah dibagi berdasarkan kemampuan dan karakteristiknya sehingga setiap kelompok heterogen, kelompok ini disebut kelompok asal. Guru menyampaikan materi secara singkat, memberi gambaran secara umum tentang materi vokal grup kemudian membagi beberapa topik kepada setiap siswa untuk dipelajari. Setiap siswa dalam kelompok asal mendapatkan topik yang berbeda-beda.
(1)
san
da
di
ge
lo
san
da
ge
lo
su_ we
o
,a
mu
pi
su_
we
su_
we
ra
ke
te
mu-o
ra
ja mu-
mu
go dhong
te
lo
]a_
mu
go
dhong
te
lo
ke
te
mu
pi
san
da di
ge
lo
ke
te
mu
pi
san
da di
gelo
su- we
o
ra
ke
te
mu-na
na
na
na
na
na
na na na
na
ora
ja
mu
.r--l\__--na
na
na
na
na
na
na
na
na
ja
mu
go
dhong
te
tlo
go
dhong
te
lo
na
su
we
oraketemu
oraketemu
SU
ke te mu
(2)
A,amai
''-.''''.'l''
I)
-\N KLrLIl-DA'r''\'")''
.:
'.i''
=riSIIAS
NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS
BAHASA
DAN
SENI
u",l"friJ,I
;#;
u::u1
T:":.il::i,?"
548207 Fax
(o274)
548207http: i/www.{bs-unY ac id//
FRM/FBS
32-01
10 Jan
2011
omor
Hal
mplran
303/UN34
12/PSMA/
12015
Pernrohonan
ljin
Penelitian
Kepada
Yth.
\A/akil
Dekan
IFBS
UNY
Dengan hormat,
MenanglgaPi
surat
I'Jama
No.
Mhs.
Jur/ProtJi
Lokasi
Penelttian
Jr:dui
Fenelitian
Pelaksar:aan
Berkaitan'Jengan
Penelitian.
dari
Saudara.
Eko
Sujatmoko
11208241047
.
Pendidikan Seni
Musik
SMP Negeri
1
PlYungan'
Bantul
Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Pada.Mata
Pelajaran
S"ni
6'OaVa De1991 Metode Cooper;tive
Learning
f
,pu'Jlgl"rw
ll
di
Keljs Vll
SMP Negeri
'1
Piyungan
Mei -
Juni 2015
halitu,mohonkepadalbuuntukberkenanmenerbitkanSuratljin
Atas perhatiannva disampaikan terimakasih'
S.Mus.,
M.Hum
198609
1
001
I
H
K
F
Tr
N
rrmat
kami
trla Jurusan PS.
Musik
pbur
Silaen,
(3)
KIEMFNI
rIRIAN
IllSLT,
TEI{NOLOCil,
l}r\i\
PIFJI]llllKAN
tlN{it
l
UNIVNRSITAS }JilGNNI
Y{}GYAKANTii
Ncrnror
Latnpiran
Hal
Maha-sisu'a
dimaksud
aclalah
l\rarn a
NIM
J rr
iusan/
I)rogi'arrr
St'.rcli\A/akirr
L-elaksanaan
Lokasi Peneliliarr
EK'l
SI-UATMOK0
'r1.'2082t,L047
Pendiciikan Seni
Musik
Mei
-Juli 2015
SMP
Negeri 1 Piyungan
FRIvVF B S/33-01
10Jan20l1
Yogyakarta,
1B
Mei 2015
IIBS,
:
a961UN.34.12lDT
/v
12015
:
1 Berkas Proposal
:
Permohonan
lzin
Penelitian
Kepada
Yth.
Gubernur
Daerah
Istimewa Yogyaltarta
c.q.
Kcpala
Biro Administrasi
Pembangunan
Sel<retariat Daerah
Provinsi
DIY
Kompleks Kepatihan-Danureiatl,
Yogyal<arta
55273
Kami
beritahukan
deng;ln
hornrat
bahwa rnahasiswa karni
dari
Falcultas Bahasa dan Seni Universitas
I'leger-i
yog1r2lq3.gn
berltaksucl
nrengadakan
Penelitian
untul<
nrertperoleh data
gLllla
tncrlytlsl-rll
1'Lrgas
Al<hir
Sl<r'ipsi
[TAS]/1'Lrgas
Akhir
I(arya Seni (TAKSJ/Tugas Al<!:ir
Bttl<an
Sl<ripsi (TAUS),
dengarr
j udul:
LIPAYA
PENINGKA]'AN
PTTESTASIBELAIAR SISWA PADA
MAl
A
PELAIAR,A.N
SENI BUDAYA
t-}EI''JGAN
IVIETODE
COOPERATIV,E LEARNING TIPE IIGSAW
II I]I
!(ELAS VII.SMP I\EGERI
1PIYUNGAN
Llniu.l<
dapat terial<sanarrya maksud tersebut, kami mohon izin dan bantuan seperlunya
Atas
izin
dan kerjasama
Bapak/lbu,
kami
sampzrikan
terima
kasih.
Tembusan:
- Kepala
SMP
Negeri
1
Piyungan
ndidikan
(4)
DINAS PENDIDIKAN DASAR
KABUPATEN BANTUL
SMP
NEGERI
l
PIYUNGAN
Jl. Woncsari
km
14
Srimulyo,Piyungan,Bantul55Tg2
(0274)
Telp.4353240
SIIRAT
KETERANGANPENELITIAN
Nomor :422
/237
/2015
Yangbertandatangan
di
bawah
ini
:Dengan
ini
menerangkan dengan sesungguhnya
bahwa
:Nama
NIM,A{o.
KTP
Asal
Perguruan
Tinggi
Fakultas
Jurusan
Nama
NIP
Pangkat
/
Golongan Ruang
Jabatan
Satuan
Organisasi
:WARSITO,S.Pd.
:
19600603 198303 1 025
:
Pembina,IV/a
:
Kepala
Sekolah
: SMP
Negeri
1Piyungan
:EKO
SUJATMOKO
:
L1208241047
:
Universitas
Negeri Yogyakarta (
tINy
)
:
Bahasa dan Seni
:
Pendidikan
Seni
Musik
Bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanakan penelitian
di
SMP
Negeri
l
piyungan
Bantul
pada
tanggal
18
Mei
2015
s.d. 28 september
zall,dengan
judul
peneiitian
:
-,,UPAYA PEIYINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
SISWA
PADA
MATA
PEI,AJARAN
SEhII
BT]DAYA DENGAN
METOI}E COOPERATIYE
LEARNING TIPE JIGSAW
tr
DI KELAS
YIII
SMP
NEGERI
l
PIA]NGAN"
Demikian
surat
keterangan
ini
diberikan
kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan
sebagaintana mestinya.
Pilungan,
19
Oktober
2015
T O,
S.Pd.
3
198303
I
025
(5)
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH
SEKRETARIAT
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Telepon YOGYAKARTA
ISTIMEWA
YOGYAK,ARTA
DAERAH
(0274) 562811
-
562814 (Hunting)55213
SURAT KETEMNGAiIIJIN
070 /Reg /
V/ 329 ta
t2o1s MembacaSurat
:
KA. BIRO ADMINISTRASIPEMBANGUNAN SETDA DIY
Tanggal 18-Mei-15
Nomor
:070/REG/v/329t512A$
Perihal
: PERPANJANGAN(i)
Mengingat :
1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan bagi perguruan Tinggi Asing, Lembaga penelitian danPengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan orang Asing dalam Melakukan xegiitan pJnelitian din pengembangan di lndonesia:
2' Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 201'l tentang Pedoman penelrtian dan pengembangan di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah Daerah;
3
Peraturan Gubernur Daerah lst,mewa Ycgyakarta Nomor 37 tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi satuan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan perwakilan Ratyat oaJran;4
Peraluran Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009 tentang pedoman pelayanan perizinan,Rekomendasi Pelaksanaan Survei, Penelitian, Pendataan, Pengembangan, eengtalian dan Studi Lapangan di Daerah lstlmewa yogyakarta.
DIIJINKAN untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pengembangan/pengkajian/studr lapangan kepada:
NAma :
EKO SUJATMOKO NIP/NlM :11208241047AIAMAT
:
DUSUN SIDAURIP, OO2/003, SIDANEGARA, KEDUNGREJA, KAB. CILACAPLokasi
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DI PIYUNGAN
KABUPATEN BANTUL
i'/
+
,]
,1
PELAJARAN SENI BUDAYA
KELAS
VIISMP
NEGERI,lub.
Pembangunan
1 8-Ag ust-1 5 18-Nop-15
Dengan Ketentuan:
l
Menyerahkan surat keterangan/ilin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan ,) dari pemerintah DaerahDIy kepada Bupati/vvarikola meralui institusi yang berwenang mengeluarkan ijin dimaksud;
2
Menyerahkan softcopy has I peoelitiannya baik kepada Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta melalui BiroAdministrasi pembangunan Setda Dly
dalam bentuk compact disx (CD) maupun mengunggah (upload) melalui website : adblanq.iooiaorov.oo.id oan menunlut<tan naskah cetakan asli yang sudah disahkan dan dibubuhi cap institusi;
3' ljin ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah, dan pemegang
Uin waiib mentalati ketentuan yang berlaku di lokasi kegiatan;
4ljinpenelitlandapatdiperpaniangmaksimal 2(dua)kali denganmenuniukkansuratini kembali sebelumberakhirwaktunyasetetahmengajukan
perpanjangan melalui website: adbanq.iooiaprov.oo.id;
5
ljin yang diberikan dapat dibalalkan sewaktu-waktu apabila pemegang ijin ini tidak memenuhi ketentuanyang berlaku.
Dikeluarkan di Yogyakarta Pada
tanggal
18-Agust-lSSekrelaris Daerah
ian dan Pengembangan
Tembusan:
1
Yth. Gubernur Oaerah lstimewa yogyakarta (sebagai laporan)2
Bupati Bantul C.Q Bappeda Bantul3
Dinas Feiididikan, pemuda Can Olahraga Diy4
Kassubag Pendidikan Fakultas Bahasa dan Seni UNy5 /ang Bersangkutan
(6)
PEt\JtERINTAI-l
KABUPATEN BANTUL
BADAN
PERENCANAAN PEIMBANGUNAN
DAERAH
(BAPPEDA)
Jln Robert
woltcr
Monginsidi No. 1 Bantul 55711, Telp. 362533. Fax (027.1) 367796Webs itc. bappcda.ba ntul kab. g o.id Wcbrna il : ba ppcda@ba ntu I ka b.<ro. i cl
S tJ
Il,\'l'
I(lrl'l'li
Itr\
N(l
i\ N/l
ZI NNomor :
070/
Reg/
2272/
51
/
2015
Dari .
Sekrctarra{ DaerairDtY
Nonror .070/llEG/V/32gt1tZo1!) Tanggal.
1tj lVler2015
Periirai : ljinPc n c litia n/Pc rpa nJ a n ga n
a.
Peraluran Daerah Nornor 17 Tahun 2007 tcntang [)r:rnbcntuk:,:rr oi';:rnrs;r:rrLr:rnbaga l-ekrris [Jai:rah
Di
Lingkungi.]n Perne,m{alr Kairupa-;lcn lj,rrllrscb:;gairnl:na
lclah
<jrubah denqarr Pr:raturan tJaerah KabupalCI ll;trrliriI'Jotttor 10 l-alturt 2003 lerrlilnq Pcrirbahan Al;ls lrr:ritlurarr Dac:r:'rh f.lontor 1,.
TairLrn 2007 lcntang [)r.rr'ltiri:ntuk;:n Oqanisasr Lenrbag:.t Teknrs L]ai,r;r L ,,
LrngkungLrn Pcrnerinlah Kl:bupatcn Baniul
i)
Peraluran Gubt:rnur Dacrah lsltrnewa YoqyakartaNorlor
1Ll Ial)ul
20ir!.; lcnlanq Pi:dontan Pelayanan Pellrnan, Rckorncndasi Iri:lirksl.r t;.t:tn l.r L; r rL:Penelilian, Pcngerlbanqart, Pc:ngkajian
dar Slrili
Iiltr;alqan
iir
i)::r,r;list rrcrv;: Yo1;vakarta,
.
ljcraiuran {3upair tSanlL.rl Nornor17
IahLrn 20i1
tc:nl:,rngljin
KLrlr:rlr(l
r,f!yl'll;,t IKKIJ)
di:n
Pr:tklc:k Lapi.:rrqan (PL-) Iroro\rru:,rn 1inr;r1i c1i K:rlrr!;rit:r ll:lnlulDiizinkan kepada Narra
P
I
i AlanralNiP/Nllt",1/No K tP
Nonror T'r,'lpr /llP
'[err::iJudLrl
K0g ra ll n
Lokas i
\/Vaktr]
Dengan ketentuan sebagai
berikut:
'I
L-litlarrt ntelaksanakart kegralarr tcrscbut harus selalu berkoordiirasi (nrenyarrpaikltrr rnaksird r1;rrr tLr1L,,, rder)ga'ln inslitusi Pernerintah Desa selernpal scrla din::s:ltaLr inslansi lr:rkarl unluk rrcndapalkarr I.)clrrrjui
scpi:rlunya,
2
l.''ajib rncnjaga kelertrban darr rnr:nraluhi peraluran perrrndangan yanrr berlaku,.i
z n lranya dii;unakan unluk kegialan st:sui-li rzrn yang drberikarr:1
lrcrregang izin wajib rnelaporkan pela:ksanaarr kr:giatan bentuk.so//copy(CD)
dat
ltitnli:o1ty kcp:rr1:;P:[reTrnlalt Kablrpalen Bantul c.q L]appeda Kabupaten Bantul selelah selesai rneli.lksarn.Jk;ln kcgi:tt..rn
5
lzin dapal drbatalkan sewaktr-r-v.,aktu apabila lidak nreinenuhi kelentuan lersebut di alas,6
l"'li,-rrenuhi kelentuz.:n. etika dan rrorrna yang berlaku di lokasi kegiattan darr7
lziniil
lrderk boloh d salahgrrnakan unlLrk tujuan lerlentu yang dapat nrcnggang()u kctr:rtibaf Urrrurr d.rlk i:sllrbrla n pcnrerrnlij ll
Dikeluarkandi 13antuI
Pada
tanggal
1 E /\gustus 201 5rt clisarnDuil.an
i;,rl:,
Kab
BartLri (scba-rlai laporan)i'1.-irior Kesatr:an B;:nQsa dan Pol tik
Kab
BantL.rlK::
Drnas Pendrci kan DasarKab
BaniulKa U['-l
Pengelola Pendicjrkan Dasar KecanralanKa
Sl.,'ll) Ncgerr 1 Pr1,;n-nu.L,:kan
Iakrrltas
[Jalrasi'riiar
Sen
Ul']Y,
.,
:
[
...,.
]!
:
r
tMenunjuk Surat
Meng ing at
EKO SU]ATMOKO
Fakultas
Bahasa dan
Seni
UNYKa ra ng ma la ng
3301 01 0907930001 0857
1212559
6UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PIiDA
T'1AIAPELA]ARAN
SENI
BUDAYA DENGAN METODE
COOPERAIIVELEARNING
TIPE
JIGSAW
II DI
KELAS
VII
SMP
NEGERI
1PIYUNGAN
SI,NP NEGERI ,1 PIYUNGAN
1B AgustLrs 2015
s/d'l
BNopenrber
2015dan
''f
ut
1 2 3 4 5 o 7Penelilia n
99703 I 00r
Piy u nga n
i