Referensi Persona Perbedaan Alat Kohesi Grammatikal Perujuk Referensi

segi konteks situasi penggunaan alat kohesi. Misalnya, penggunaan alat kohesi hamba dengan I. Di dalam penelitian ini dideskripsikan 80 alat kohesi referensi pada teks Hikayat Raja-Raja Pasai bahasa Melayu ke dalam bahasa Inggris The Chronicle of the Kings of Pasai yang menunjukkan perbedaan bentuk dan penggunaan alat kohesi atau mengalami perubahan bentuk alat kohesi antara BSu dengan BSa. Analisis alat kohesi grammatikal yang menunjukkan perbedaan bentuk dan penggunaan alat kohesi pada teks Hikayat Raja-Raja Pasai bahasa Melayu ke dalam bahasa Inggris The Chronicle of the Kings of Pasai adalah sebagai berikut:

4.2.2.1.1 Referensi Persona

Perbedaan referensi persona antara BSu dengan BSa dilihat dari sistem gramatika, sistem referensi dan konteks situasi penggunaan referensi tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu perbedaan referensi dari sistem gramatika. Misalnya, perbedaan fungsi struktur referensi persona sebagai modifier penjelas. Faktor ekstrinsik yaitu perbedaan alat kohesi dari segi konteks situasi penggunaan alat kohesi. Misalnya, penggunaan referensi hamba dengan I. Di dalam penelitian ini dideskripsikan 36 data kohesi referensi persona pada teks Hikayat Raja-Raja Pasai bahasa Melayu ke dalam bahasa Inggris The Chronilce of the Kings of Pasai yang menunjukkan perbedaan bentuk dan penggunaan alat kohesi atau mengalami perubahan bentuk alat kohesi antara BSu dengan BSa. Analisis alat kohesi referensi persona pada teks Hikayat Raja-Raja Pasai bahasa Melayu ke dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Referensi Persona Hamba, Patek dengan I Pada BSa, referensi persona I merupakan kata ganti persona pertama tunggal dan sebagai partisipan dari berbagai proses kata kerja. Referensi persona I merupakan kelas kata benda dan berfungsi sebagai inti head. Referensi persona aku, saya, hamba, paduka dan patek berfungsi sebagai head dan juga sebagai modifier. Referensi persona aku, saya, hamba, patek, paduka pada BSu memiliki konteks situasi penggunaan yang berbeda dengan referensi I pada BSa. Referensi persona aku digunakan antara penutur addreser dan mitra tutur addresee yang sudah akrab, referensi persona saya digunakan antara penutur dan mitra tutur yang berada dalam situasi resmi. Dan referensi persona patek dan hamba digunakan antara penutur terhadap mitra tutur yang memiliki kedudukan dan kekuasaan untuk menunjukkan rasa hormat. Dengan demikian, hal ini menunjukkan adanya perbedaan penggunaan alat kohesi referensi antara BSu dan BSa dari segi gramatika dan konteks situasi. Berikut ini beberapa contoh analisis perbedaan referensi persona antara BSu dengan BSa: Data 001 Bahasa Teks Kategori dan Bentuk Alat Kohesi BSu Maka pada suatu hari Sultan Ahmad bersabda Maka Tuan Puteri Gemerenchang pun berdatang sembah, Ya, tuanku Shah Alam, ada pun Mashgul yang didatangkan Allah Ta’ala kaatas hati patēk itu Mashghul yang amat sangat tiadalah tersipatkan lagi adanya, karna rupa Tun Abdul Jalil anak Raja benua Pasai itu pada hati hambamu tiadalah dapat patēk kelupaї barang saketika jua pun dan karamlah rasa patēk dalamnya. HRRP, 1914:95 Referensi Persona Patek BSa Princess Gemerenchang answered Your Highness, as for this sadness which God the Exalted has suf- fered to enter my heart, it is a sadness immeasura- bly deep. The picture of Tun Abdul Jalil, a prince in the land of Pasai, I cannot banish from my mind for a single moment, and because of him I feel utterly forlorn. TCOTKOP, 1961:154 Referensi Persona I Universitas Sumatera Utara Analisis data di atas menunjukkan adanya perbedaan penggunaan alat kohesi referensi persona I dan patek dari segi konteks situasi dan sistem gramatika antara BSu dengan BSa. Pada BSu, referensi persona patek digunakan oleh penutur adresser terhadap mitra tutur addresee yang dihormati atau disegani oleh penutur karena memiliki kedudukan dan kekuasaan untuk menunjukkan rasa hormat seperti orang tua. Namun, pada BSa, konteks situasi ini tidak berlaku pada referensi persona I. Dengan kata lain, penghormatan kepada orang yang lebih tua diwujudkan dengan menggunakan referensi persona yang berbeda tergantung konteks situasi. Misalnya, referensi persona aku, daku, hamba digunakan dalam konteks situasi akrab untuk menunjukkan hubungan kekerabatan, sedangkan saya, dan patek digunakan dalam konteks situasi formal untuk menunjukkan rasa hormat. Perbedaan sistem referensi persona ini dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yaitu perbedaan penggunaan alat kohesi referensi disebabkan perbedaan dialek sosial penggunaan sistem sapaan antara BSu dan BSa. Dari segi sistem gramatika, referensi persona I dan patēk sama-sama merupakan kata ganti persona pertama tunggal dan sebagai partisipan dari berbagai proses kata kerja. Namun, referensi persona I merupakan kelas kata benda dan hanya berfungsi sebagai inti head sedangkan referensi persona patek dapat berfungsi sebagai head inti sekaligus juga sebagai modifier. Referensi persona I selalu ditulis dengan huruf kapital dimanapun referensi tersebut terdapat di dalam kalimat. Namun, pada BSu hal ini tidak berlaku, referensi persona patek ditulis dengan huruf kapital apabila berada di awal kalimat. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, hal ini menunjukkan adanya perbedaan penggunaan alat kohesi referensi persona antara BSu dengan BSa dari segi konteks situasi dan sistem gramatika alat kohesi referensi. Perbedaan penggunaan alat kohesi referensi ini disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Dengan kata lain, perbedaan ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu dan bahasa Inggris memiliki alat kohesi tersendiri dan keunikan dalam menggunakan alat kohesi. Dari sistem sintaksis klausa BSu dan BSa, penerjemah menyampaikan makna dan pesan secara akurat dengan menggunakan sistem gramatika BSa. Klausa BSu ada pun Mashgul yang didatangkan Allah Ta’ala kaatas hati patēk itu, berstruktur P-S. Namun, klausa BSa as for this sadness which God the Exalted has suffered to enter my heart, berstruktur S-P. Dengan demikian terdapat perubahan struktur klausa antara BSu dan BSa. Klausa BSu berstruktur P-S menjadi klausa berstrukur S-P pada BSa. Terjemahan klausa berstruktur P-S pada BSu menjadi klausa berstruktur S-P pada BSa tidak mengakibatkan perubahan makna pada BSa dan memperjelas terjemahan karena klausa berstruktur S-P berfungsi untuk memperjelas pelaku yang terlibat dalam pembicaraan dan bukan menekan persitiwa ataupun kejadian pada BSu. Tujuan penerjemah mengubah struktur pada TSa dengan tujuan untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan sistem gramatika BSa dan penerjemah melakukan perubahan pola untuk memperjelas subjek atau pelaku sehingga pembaca dapat memahami terjemahan dengan baik. Dengan kata lain, terjemahan klausa BSa sudah sesuai dan berterima dalam hal pentransferan makna dan sistem gramatika BSa, sehinga terjemahan mudah dipahami oleh pembaca BSa. Universitas Sumatera Utara Dari deskripsi data di atas ditemukan bahwa BSu dan BSa memiliki alat kohesi sendiri dan keunikan dalam penggunaan alat kohesi tersebut. Penerjemah mentransfer makna klausa dengan tepat menyesuaikan dengan sistem gramatika BSa. Data 002 Bahasa Teks Kategori dan Bentuk Alat Kohesi BSu Maka jawab Patēh Suatang Baiklah hamba minta janji tujoh hari, karna hamba lagi menchari kerbau akan melawan kerbau Sang Nata itu. HRRP, 1914:104 Referensi Persona hamba BSa Pateh Suatang replied Yes, I agree”. But I ask for seven days grace, for I shall have to find a buffalo to fight the Emperors buffalo. TCOTKOP, 1961:162 Referensi Persona I Analisis data di atas menunjukkan adanya perbedaan penggunaan alat kohesi referensi persona hamba dan I dari segi konteks situasi dan sistem gramatika antara BSu dengan BSa. Pada BSu, referensi persona hamba digunakan sebagai sapaan oleh penutur adresser terhadap mitra tutur addresee yang disegani atau dihormati seperti Sultan, Raja, Ratu atau pemimpin untuk menunjukkan rasa hormat. Namun, referensi persona I dalam BSa tidak menunjukkan konteks situasi penggunaan seperti pada referensi persona hamba. Dengan kata lain, penghormatan kepada Sultan, Raja, Ratu dan pemimpin diwujudkan dengan menggunakan referensi persona yang berbeda. Kata hamba sebagai kata sapaan digunakan oleh pengikut terhadap Rajanya untuk menunjukkan rasa hormat, sedangkan referensi persona I dalam BSa sama sekali tidak menujukkan perwujudan rasa penghormatan kepada sultan, Raja, Ratu atau pemimpin sesuai konteks BSu. Perbedaan sistem referensi ini dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang menyebabkan terjadinya perbedaan penggunaan alat kohesi karena perbedaan dialek sosial penggunaan sistem sapaan antara BSu dan BSa. Universitas Sumatera Utara Dari segi sistem gramatika, referensi persona hamba dan I sama-sama merupakan kata ganti persona pertama tunggal dan sebagai partisipan dari berbagai proses kata kerja. Namun, referensi persona I merupakan kelas kata benda dan hanya berfungsi sebagai inti head sedangkan referensi persona hamba dapat berfungsi sebagai head inti sekaligus juga sebagai modifier. Referensi persona I selalu ditulis dengan huruf kapital dimanapun referensi tersebut terdapat di dalam kalimat. Namun, pada BSu hal ini tidak berlaku, referensi persona patek ditulis dengan huruf kapital apabila berada di awal kalimat. Referensi persona hamba secara anaforik mengacu pada Patēh Suatang. Terjemahan kohesi referensi persona I secara anaforik juga mengacu pada Patēh Suatang. Dari sistem sintaksis klausa BSu dan BSa, penerjemah menyampaikan makna dan pesan secara akurat dengan menggunakan sistem gramatika BSa. Klausa TSu maka jawab Patēh Suatang berstruktur P-S. Namun, klausa TSa Pateh Suatang replied berstruktur S-P. Dengan demikian terdapat perubahan struktur klausa antara TSu dan TSa. Klausa TSu berstruktur P-S menjadi klausa berstrukur S-P pada TSa. Terjemahan klausa berstruktur P-S pada TSu menjadi klausa berstruktur S-P pada TSa tidak mengakibatkan perubahan makna pada TSa dan memperjelas terjemahan karena klausa berstruktur S-P berfungsi untuk memperjelas pelaku yang terlibat dalam pembicaraan dan bukan menekan persitiwa ataupun kejadian pada TSu. Selain itu, penerjemah mengubah struktur pada TSa dengan tujuan untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan sistem gramatika BSa dan penerjemah melakukan perubahan pola untuk memperjelas subjek atau pelaku sehingga pembaca dapat memahami terjemahan dengan baik. Dengan kata lain, terjemahan klausa TSa Universitas Sumatera Utara sudah sesuai dan berterima dalam hal pentransferan makna dan sistem gramatika TSa, sehinga terjemahan mudah dipahami oleh pembaca BSa. Dari deskripsi data di atas ditemukan bahwa BSu dan BSa memiliki alat kohesi sendiri dan keunikan dalam penggunaan alat kohesi tersebut. Penerjemah mentransfer makna klausa dengan tepat menyesuaikan dengan sistem gramatika BSa.

b. Referensi Persona Hamba, Patek dengan Me